DILRA POV
.
Sesampainya di apartemen, Dewa membereskan semua barang yang berantakan.Dewa: "Duduk dulu, Ra. Apartemen ini peninggalan Alm. Ayahku. Dulu sebelum Ibu menikah dengan Ayahnya Shena, kami tinggal disini. Sudah lama tidak di huni, jadi begini ha ha ha"
Selama dia berbicara sambil merapikan barang, telingaku tidak berfungsi dengan baik. Justru mataku lah yang telah tersihir oleh pesona seorang Dewa. Dia yang dimataku (dulu) adalah orang yang paling tidak bertanggung jawab, justru menjadi orang pertama yang menjadi pahlawanku disaat dunia tak menghiburku.
Dewa: "Selesai, tunggu disini ya, aku bersihkan kamar dulu. Biar kamu bisa istirahat"
Aku menahan tangannya,
Dilra: "Dewa, makasih" lagi-lagi air mataku keluar karena malu. Dia selalh membantuku, tapi aku selalu galak padanya.
Dewa maju satu langkah di hadapanku, dan menarikku ke dalam pelukannya.
Dewa: "Sejak pertama lihat kamu di lapangan, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk menjagamu, Ra. Walau kamu tidak membalas cintaku, setidaknya aku masih bisa berguna buat kamu. Itu sudah cukup membuat aku senang"
Dilra: "maaf, hiks hiks"
Dewa: "Kenapa minta maaf? Bisa melihat kamu setiap hari adalah kebahagiaanku"Ceklek
Shena: "Dilra, ka...."
Juna: "Ekhem, Shen kita beli cemilan dulu yuk"Aku langsung melepaskan pelukan Dewa. Kami menjadi salah tingkah.
Dewa: "kalian serius mau beli cemilan? Sekalian sama makanan beratnya ya, laper nih"
Shena: "oke"
Dilra: "eum... pesen aja!"
Juna: "Gak apa-apa kok, sekalian kita cari angin, iya kan Shen?"
Shena: "eum... iya bener. Ayo"
Dilra: "ENGGAK!"Semuanya mematung dan menatapku yang salah tingkah.
Dilra: "Gue baru terkena musibah, lo emang gak mau tahu apa masalah gue, Shen? Hiks hiks"
Dewa: "Eum.. oke oke. Jangan nangis lagi. Kalau gitu, gue sama Juna yang beli makan. Kalian disini dulu sambil rapihkan kamar. Oke"
Kami mengangguk.
Mereka keluar, aku dan Shena masuk kamar dan membersihkan ruangan tersebut sambil bercerita.
Shena: "APA?!" Teriak Shena saat aku bilang bahwa aku anak haram.
Dilra: "Mereka jahat Shen, udah bertahun-tahun sembunyiin ini semua dari gue"Shena: "Gak gitu juga, Ra. Lo kan cewek terpintar di kelas lo, kok fikiran lo sependek iti sih? Lo liat deh di internet. Ada berapa banyak ibu yang menggugurkan kandungan gara-gara hamil duluan. Menurut gue, mereka sudah melakukan yang terbaik. Sekarang lo tahu semuanya, ya mungkin karena Tuhan merasa lo udah dewasa. Heh, tapi malah nyalahin mereka."
Dilra: "Kok lo ikut nyalahin gue sih? Keluar lo! Gue gak mau curhat lagi sama lo!"
Shena: "lo gak dewasa!"
Dilra: "Ya udah! Jangan berteman sama anak ingusan kayak gue!"
Shena: "Oke bye!"Setelah Shena keluar, aku baru berfikir kenapa kami menjadi ribut, bukanya plong malah tambah nyesek.
.
.DEWA POV
.
Setelah membayar makanan yang kami beli, kami bergegas ke apartemen takut dua cwek itu mati kelaparan.Juna: "Ekhem, eum. Lo udah ngapain aja sama Dilra?"
Dewa: "Ha ha ha, ngapain apanya? Gila lo!"
Juna: "eum, enggak. Gue cuma ngerasa, kedatangan gue sama Shena tadi ganggu 'aktivitas' lo sama Dilra"
Dewa: "Dia cuma berterimakasih sama gue, lagian gue yang narik dia ke pelukan gue. Biar dia lebih tenang, abisnya gak henti2nya dia nangis"
Juna: "Lo tahu gak? Kalau gue sama shena gak dateng, hormon yang ditunggu2 itu bisa dateng. Secara kalian ada 1 ruangan berdua doang"
Dewa: "Terus lo fikir gue bakal manfaatin moment itu buat kenikmatan gue? Jauh fikiran lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA KELINCI
FanfictionRank 237 #ketos : 05/04/2020 Rank 17 #dilraba: 15/04/2020 . Dilra tak sengaja menangkap pemandangan indah di jam olah raga. Dua laki - laki tampan berjalan bersejajar melewatinya. Dilra tidak tahu bahwa dua lelaki itu kakak2 tiri dari Shena ( saha...