Piala sudah ditangan kami. Akhirnya kami menang juara 1 di kejuaraan antar kelas. Hadiah lainnya adalah uang tunai, kami sepakat memakai uang itu untuk berkemah di akhir pekan ini.
Akhir pekan-
.
Dewa POV
.
Aku sedang berkemas untuk berkemah besok. Aku sudah mengatur semuanya, agar aku bisa lebih dekat dengan Rara.
Shena: "Cieee, yang berkemah besok. Awas lo! Tendanya terpisah ya!"
Dewa: "iya lah! Lo fikir?"
Shena: "hehe, baru kali ini liat Dewa Playboy ngejar-ngejar cewek sampe segitunya"Aku berhenti sejenak,
Shena: "kenapa sih lo segitunya sama Dilra? Kalau cuma buat main2 mending mundur deh, anak mulia dia"
Dewa: "Haha, kalau buat main2, dari kemarin udah cari cewek lain aja yang gampang dikejar"
Shena: "setahu gue, dia gak akan pernah pacaran sampe lulus. Dia gak percaya cinta juga sih orangnya"
Dewa: "Huh?"
Shena: "beneran, apalagi cinta yang datangnya sari cowok yang tiap minggu gonta ganti pasangan kayak lo hahaha"
Dewa: "makanya gue udah mengakhiri masa main2 ini. Emang lo liat gue bawa cewek ke rumah kayak dulu? Udah lama enggak kan"
Shena: "ya iya sih, tapi kan bisa aja di hotel, atau...."
Dewa: "Gak lah! Gue serius mau sama Rara. Cewek kayak dia gak pantes dipermainkan"
Shena: "Hahaha Rara? Udah pake oanggilan sayang aja"
Dewa: "Pengenya sih manggil Rara sayang haha"
Shena: "jijik lo! Sini gue bantuin lipet"
Dewa: "lo sama Juna gimana? Mau dingin2an sampe kapan?"
Shena: "hahaha, kata siapa kita dingin2an? Malah udah anget-angetan sekarang"
Dewa: "Serius? Jangan bilang di kamar ini"
Shena: "Tilil! Maksud gue hubungan kita udah anget. Kita udah balikan"
Dewa: "serius? Kok abang gue gak cerita?"
Shena: "mana gue tahu, udah nih! Hati - hati ya besok! Awas jagain Raranya! Harus amanah!"
Dewa: "Iya kakak Ipar hehe"
.
DILRA POV
.
Dewa menyewa satu bis untuk perjalanan kami. Saat aku naik ke bis, ternyata sudah terisi penuh. Hanya ada satu yang kosong didepan.Dilra:"Ini ada yang isi gak?"
Aku bertanya pada Dinan karena ada tas disitu
Dewa:"Ada... aku dan kamu" Bisiknya yang tiba-tiba muncul dibelakangku
Dinan:"Ekhem! Aku gak liat" Sambil pura-pura melihat ke arah luar jendela.
Dilra:"Harus banget sama lo? Gue pengen gabung sama cewek-cewek"
Dewa:"Harus dong, Ra. Aku ketuanya, kamu wakilnnya, jadi kita harus dekat-dekat, gak boleh jauhan"
Dilra:"Aturan dari mana tuh?!"
Dewa:"Dari aku, calon ayah dari anak-anakmu"PLAKKK! Aku memukul lengannya. Seenaknya dia bicara.
Dewa:"Aw sakit, Ra"
Dilra:"Gue mau pindah"
Dewa:"Udah lah, ini udah mau sore, duduk" Dia merangkul bahuku dan menekannya agar aku segera duduk.Aku membungkukan tubuhku ke depan, aku benar-benar gak mau duduk berdampingan dengan dia.

Dewa:"Ra, liat deh pemandanganya bagus"
Dilra:"Enggak!"Dia benar-benar ambil kesempatan dengan menaruh tangannya di punggungku.
Dilra:"Lepasin gak! Kalau enggak gue berdiri"
Dewa:"Ini ada laba-laba di punggung kamu"
Dilra:"Arrrrghhhh!" Teriakku saat dia menjinjing laba-laba, walau kecil tapi menggelikan.Dilra:"Buang Dewa!!!"
Dewa:"Iya sayang"Dia tersenyum sementara aku mengernyitkan bibirku. Menjijikan!
Lama perjalan ini, membuat mataku berat dan mengantuk.
Dewa:"Ra, mundur deh. Pegel nanti"
Dilra:"Enggak"
Dewa:"Kalau lo sungkan, gue berdiri aja. Biar lo enak duduknya, nanti punggungnya sakit lo"Aku tak menghiraukannya, aku menjemput mimpiku saja dari pada didunia nyata seperti ini.
DEWA POV
.
Dewa:"Ra"Aku sedikit mengintipnya, ternyata dia tidur. Pantas saja gak nyaut.
Aku berdiri dan membiarkan dia berbaring di kursi jok bis kami. Aku menyelimutinya dengan hoodie punyaku. Dia sangat cantik, apalagi sedang tidak berdaya seperti ini. Yang ku bisa cuma membelai wajahnya lalu pindah duduk didekat supir, semoga tidurnya nyenyak.
.
DILRA POV
.
Berapa lama aku tidur? Kok jadi berbaring?
.
Aku lihat semuanya tidur nyenyak, lampu bis juga di matikan. DImana Dewa?
.
Aku beranjak, ternyata hodie yang di pakai Dewa, dia selimutkan padaku.
.
Aku berjalan kedepan, ternyata Dewa sedang tidur meringkuk di dekat supir. Kasian.
.
Aku mengambil hodienya lagi dan menyelimutinya.
Dewa: "Udah bangun, Ra?" Suarabya serak
Dilra: "pindah gih, dingin disini"
Dia melihat arlojinya.
Dewa: "Yuk"
Aku kaget dia menggenggam tanganku dan berjalan bersama menuju kursi kami. Dengan wajah tanpa dosa dia duduk dan melanjutkan tidurnya.
.
Aku sudah merasa segar tidak mengantuk lagi. Maka aku buka smartphoneku. Memainkan game untuk membunuh kejenuhan perjalanan.Tiba-tiba kepala Dewa bersandar di pundakku.
Aku lihat dia tidak sedang modus, karena nafasnya sangat teratur sampai mulutnya menganga.Aku tertawa, kalau cewek2 yang suka kejar dia liat ini, masih mau kah sama si Kepala kelinci ini.
.
Akhirnya tiba juga di pantai tempat kami berkemah. Semua siswa turun di atur oleh Dewa.
.
Dilra: "Wa, toilet umum dimana?"
Dewa: "yuk, gue anter"
Dilra: "gue di anter sama cewek2 aja"
Dewa: "Gue gak akan intip. Liat deh, toiletnya di dalem hutan itu"
Dilra: "serius?"
Dewa: "iya. Ayo"
.
Akhirnya aku menurutinya saja. Tempatnya memang didalam hutan, tapi disini banyak penginapan dan pasar kecil. Tidak sesepi yang dilihat tadi.Dewa: "gue tunggu disini ya"
Dilra: "iya, jagain pintunya. Jaga juga hati lo! Jangan sampai ngintip"
Dewa: "iya bawel" sambil mencubit pipiku.
.
Beberapa saat kemudian.....
.
Dilra: "DEWAAAAA!
.DEWA POV
.
Aku tersenyum saat sudah terdengar suara keran air menyala.Dilra: "DEWAAAAA!" Teriaknya
Aku berusaha membuka pintunya, tapi terkunci.
Dewa: "Ra! Ra! Lo ga apa2 kan? Kenapa?"
Pintu terbuka menampilkan setengah wajahnya keluar.
Dilra: "Dewa hiks hiks. Gue datang bulan. Belum beli persiapan pembalut. Menurut perhitungan harusnya minggu depan, gue gak tahu kenapa datangnya hari ini. Gue gak bisa keluar, celananya...."
Dewa: "oke, gue beliin pembalut. Diem disini. Jangan dibuka,kalau gak ada suara gue"
Dia mengangguk.
Untung banyak warung yang buka.Dewa: "Bu ada pembalut?"
Ibu: "ada, yabg wings atau yang biasa atau yang malem?"
Dewa: "hah?"
Ibu: "Nah, ini yang wings, ini yang biasa, ini yang malem"Aku terdiam sejenak. Ribet juga ternyata jadi cewek, masalah pembalut aja banyak banget jenisnya.
Dewa: "Saya beli semuanya"
Ibu: "hah?"
Dewa: "hehe, saya takut salah. Makanya semuanya aja dibeli"
Ibu: "oh iya iya"
.
Di toilet umum
.
Dewa: "Ra"
.
Pintu terbuka, menampilkan Rara dengan gigi putihnya.
Dilra: "hehe, maaf ya. Lo pasti malu"
Dewa: "bukan malu, tapi bingung"
Dilra: "bingung?"
Aku membuka kantong kreseknya.
Dilra: "banyak banget!"
Dewa: "Tadi kan gue bilang, gue bingung. Udah aja dibeli semua"
Dilra: "hehe, nanti gue ganti. Makasih ya Dewa"
Dewa: "iya, cepet. Kasian anak2 bikin tenda sendiri"
Dilra: "iya"
.
.
Selesai itu, kami kembali ke tenda yang sudah rapi.
Dewa: "yah udah beres?"
Dinan: "lo sama Rara siapin kita makan aja. Laper nih abis bikin tenda"
Dilra: "oke"
.
Api sudah menyala, kami membakar ikan yang sudah kami sediakan untuk makan malam. Sambil bernyanyi dan ditemani senyum Rara dan tawanya yang menular saat aku melihatnya. Aku bahagia,aku mencintai dia walau belum mendapat balasan. Untuk wanita secantik dia, aku takkan menyerah. Dia tak boleh jatuh ke tangan laki2 lain, karena aku yakin bahwa dia adalah takdirku.


Dilra: "kamu juga makan!"
Aku tersenyum, kamu?
Dia menyuapiku,
Bintang dan ombak di lautan menjadi saksinya. Aku bahagia malam ini.
Dewa: "Ra, belum ada jawaban?"
Dilra: "Jawaban apa?"
Dewa: "Gue mau kita lebih dari ketua kelas dan wakilnya"
Dilra: "Kan, gue udah bilang gak mau"
Dewa: "karena gak minat pacaran?"
Dilra: "iya"
Dewa: "kalau gitu kita nikah"
Dilra: "uhuk uhuk"
Dewa: "minum"
Dilra: "gue gabung dulu kesana, dingin"Seperti biasa, dia menghindar. Aku membulak balik ikan sendiri, setelah itu duduk disebelah Rara dan makan bersama yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWA KELINCI
FanfictionRank 237 #ketos : 05/04/2020 Rank 17 #dilraba: 15/04/2020 . Dilra tak sengaja menangkap pemandangan indah di jam olah raga. Dua laki - laki tampan berjalan bersejajar melewatinya. Dilra tidak tahu bahwa dua lelaki itu kakak2 tiri dari Shena ( saha...