Fania memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah mewah bernuansa eropa, lalu dengan masih memakai snelinya karena baru saja ia pulang dari Bogor, kaki jenjangnya menaiki tiga anak tangga untuk menuju pintu utama.
Tangannya sudah ia angkat, hendak mengetuk pintu yang ada didepannya.
Namun, terbesit keraguan dalam hatinya.
"Apa papa masih butuh aku?" gumamnya. Fania menghela napas.
Apa keputusannya untuk kemari sudah benar?
Fania memilih berbalik. Mungkin tidak untuk kali ini. namun saat ia hendak turun dari tangga, suara pintu dibuka terdengar olehnya. Hingga membuat perempuan dengan balutan dress hitam polos dibalik sneli itupun terhenti.
"Allencia Fania?" ucap si pembuka pintu.
Fania berbalik. "Maaf tante, Fania cuma-"
Wanita paruh baya yang masih sangat terlihat muda itu mendekat. "No, no, no. Mama tahu tujuan kamu kemari. Mencari papa kamu kan?"
Fania sempat terkejut dengan perkataan wanita paruh baya tersebut. Mama?
This the first time, she hear that
"I-iya tante Ashley. Bo-boleh nggak Fania ketemu papa sebentar? Sebentar aja Tante. Fa-fania janji cuma sebentar,"mohon Fania takut-takut sambil menunduk menautkan jari-jari tangannya.
Jujur Fania lebih takut dengan Ashley daripada papanya. Wanita tersebut mempunyai tatapan mata tajam, dan itu selalu ditujukan kepada Fania dulu. Dia bahkan ingat ketika Ashley meludahinya dan menjambak rambut mamanya. Oh, bagaimana kalau setelah ini dia melakukan itu padanya?
Ashley Wijaya-wanita paruh baya tersebut tersenyum tipis bersamaan dengan matanya yang berkaca-kaca melihat perempuan muda cantik di depannya yang tampak takut berbicara dengannya.
Ashley masih ingat bagaimana ia dulu menyakiti Fania, juga ibunya.
Karena tidak kunjung mendengar jawaban dari Ashley, Fania kembali berbicara.
"Nggak boleh ya tante? Kalau gitu Fania-" ucapannya terasa berhenti dikerongkongan saat Ashley tiba-tiba memeluknya.
"Boleh sayang, kalau perlu kamu bawa semua barang kamu kesini ya. Tinggal bersama mama dan papa," ujar Ashley dipelukan Fania sambil berurai air mata.
"Tante.." lirih Fania.
Ashley maju, memegang kedua tangan Fania. "Maafkan Mama Allencia, please jangan panggil Mama dengan sebutan Tante, Mama ini mama kamu juga, maafkan Mama kalau dulu sering menyakiti Allen, membentak Allen, menghina kamu. Hingga sekarang, untuk menatap mama kamu sampai ketakutan."
Fania melepas pelukannya. "Tante, Tante nggak usah nangis. Kalau Tante merasa terganggu dengan kedatangan Fania kesini, Fania bisa pulang. mungkin Fania akan ketemu papa lain ka-"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAFRANIA (Revisi)
Romance𝑺𝒚𝒓𝒊𝒏𝒈𝒆𝒔 𝒂𝒏𝒅 𝒕𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒎𝒎𝒆𝒓𝒔 Zafran Ragaska Rajash, pengacara muda yang memiliki sejuta pesona. Tidak hanya menjadi seorang pengacara, sebagai CEO Rajash Law Firm membuat ia lebih diidolakan daripada ketiga saudara laki-lakinya...