Chapter 03

2.4K 139 1
                                    

Hari sudah larut, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Di luar sana langit terlihat terang dengan sebuah kelereng bercahaya di tengahnya. Cahayanya menembus tirai putih yang tipis ke setiap sudut ruangan. Menyinari tempat tidur besar di tengah. Hayara berdiam diri di kamarnya. Duduk di atas tempat tidur dengan menyandarkan punggung. Cahaya bulan itu jatuh menimpa wajahnya. Kulit wajah yang cerah dan halus itu membuatnya terlihat seperti porselen berharga yang sangat cantik. Rambutnya yang panjang dibiarkan begitu saja. Beberapa helai jatuh menutupi sebagian wajahnya. Ditangannya ada sebuah surat. Dia baru saja selesai membacanya. Surat itu sudah didapatnya sejak seminggu yang lalu, tetapi dibiarkan begitu saja menganggur di dalam laci nakas di samping tempat tidur. Di dalamnya berisi pemberitahuan jika masa izin tinggalnya akan segera berakhir, jadi dia harus mengajukannya lagi atau jika tidak maka dia harus siap-siap untuk dideportasi.

Hayara menghela napasnya dengan kasar. Mengurus hal seperti ini memang tidak mudah dan merepotkan. Namun, dia masih ragu dan menimbang-nimbang. Apakah dia harus mengubah status kewarganegaraannya? Tinggal dan bekerja di sini, bukan kah itu akan memudahkan kesehariannya? Tapi apa kakek dan neneknya akan setuju? Beberapa tahun yang lalu dia pernah memikirkan hal ini. Ketika menanyakannya pada mereka, mereka masih mengatakan tidak dan menceramahinya.

Setelah lebih dari dua setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke China dan menanyakan izinnya secara langsung. Dalam hatinya dia sangat berharap jika mereka akan mengatakan "Ya" untuk permintaannya.

Hayara kemudian bangkit dan mengulurkan tangan untuk mematikan lampu. Menyamankan posisi di tempat tidur dan pergi tidur. Tidurnya sangat nyenyak kali ini. Tidak ada mimpi aneh yang mengganggunya. Sudah beberapa hari dia mendapat mimpi yang tidak masuk akal. Dalam mimpinya dia pergi tidur dan bangun hanya untuk menerima kutukan. Tubuhnya berganti dengan tubuh orang lain yang tidak dikenalnya. Karena mimpi itu, dia menjadi sulit tidur, sering terbangun pukul dua pagi dan tidak bisa tidur lagi. Itu mempengaruhi kesehatannya dan membuatnya sering mengantuk di kantor.

Namun, karena hari ini dia tidak bermimpi lagi, dia tidur sangat nyenyak, dan bangun saat jam menunjukkan pukul enam pagi. Dia bergegas bangkit dan pergi ke kamar mandi. Melepaskan pakaian tidurnya dan mulai membasahi tubuhnya. Beberapa menit kemudian, dia selesai dan mengganti pakaiannya dengan seragam kantor.

Turun ke lantai dasar, melalui tangga dia melihat meja makan di bawah sudah ada sepiring makanan untuknya sarapan. Itu adalah roti berlapis dengan selai cokelat di dalamnya bersama segelas susu hangat. Setelah selesai dengan sarapannya, Hayara segera keluar dan berdiri di teras rumah, menunggu asistennya datang menjemput. Dia memang menyuruh Mina untuk menjemput sekaligus mengantarnya kemanapun dia ingin pergi. Lagipula tempat kerja mereka berada pada jalur yang sama, jadi itu tidak akan mengganggu.

Dengan sabar dia menunggu sampai sebuah mobil putih memasuki pekarangan rumahnya dan berhenti di depannya. Tanpa menunggu pengemudi mobil menampakkan sosoknya, Dia segera masuk dan pintu pun tertutup dengan suara diikuti mobil yang mulai berjalan keluar menuju jalan raya.

Setelah mobil keluar dari pekarangan rumah, penjaga rumahnya akan menutup pagar. Hayara juga mempekerjakan seseorang untuk membersihkan rumahnya. Mereka adalah sepasang suami istri lanjut usia yang sudah bekerja untuknya selama beberapa tahun terakhir. Sang suami bertugas menjaga rumah dan mengurus pekarangan rumah, sedangkan istrinya bertugas membersihkan rumah sekaligus memasak untuk sarapan. Pekerjaannya tidak termasuk memasak makan siang dan makan malam karena pada waktu-waktu itu lah Hayara habiskan di kantor sehingga dia akan makan di sana. Dan dia akan meminta secara khusus pada orang dapur di restoran untuk menyiapkannya.

Duduk diam di dalam mobil. Mobil itu di penuhi kesunyian. Hayara menyandarkan punggung, melihat keluar jendela pemandangan di luar. Tidak ada yang berbeda setiap harinya. Hanya gedung-gedung tinggi dan jalanan yang ramai. Namun, kali ini mungkin terlihat agak senggang. Tidak ada yang namanya kemacetan yang mengganggu. Jadi mobilnya bisa bergerak lebih bebas.

Setelahnya, mereka sampai di hotel, Hayara segera turun bersama asistennya dan memberikan kunci pada petugas Valet parking agar memarkirkan mobilnya. Dia bergegas menuju kantornya. Mina mengikuti di belakang setiap langkah bosnya karena bosnya mengatakan ada sesuatu yang harus dia bicarakan.

Hayara mendudukkan dirinya di kursi, langsung memeriksa pekerjaannya. Sedangkan Mina yang masih menunggu bosnya mengatakan sesuatu berdiri di depan mejanya. Sejak mereka masuk, bosnya masih diam saja. Setelah lama menunggu akhirnya dia mendengar suara bosnya. "Aku ingin kamu mengurus pekerjaanku selama beberapa hari karena aku akan kembali ke China."

"Apa? Bos, kamu ingin kembali ke China, tapi kenapa? Apa sesuatu terjadi?" Mina dengan cepat menoleh dan melihat bosnya. Hayara masih mengamati tumpukan dokumen di depannya, secara perlahan setiap lembar kertas itu terbalik dan dia dengan cermat membacanya.

Hayara dengan acuh tak acuh menjawab, "Tidak ada yang terjadi. Aku hanya ingin mengunjungi kakek dan nenekku, itu saja. Jadi tolong kerjasamanya." Menjelaskan setiap inti masalahnya hanya akan menambah waktu, dengan begitu dia mencari alasan paling simpel dan logis yang bisa dipercaya.

Mina cukup percaya dan tidak banyak bertanya lagi. Menurutnya, mungkin bosnya sedang merindukan kakek dan neneknya. Itu sudah cukup menjadi alasan yang paling benar terjadi. Sehingga dia dengan cepat setuju.

.

.

.

.

.

Pojok Cerita

Menunggu lama orang di depannya mengatakan sesuatu. Dirinya diliputi rasa penasaran.

Mina: 'Bos, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?'

Orang di depannya masih diam, fokus pada dokumennya.

Mina: 'Ayolah bos, berapa lama lagi? Tidak kah kamu tahu aku sudah berdiri selama tiga puluh menit lamanya?'

=========
21032021

Rebirth: Terlahir Kembali Menjadi Seorang SuperstarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang