The Pain Of True Love [JJK / TAMAT]

THE PAIN. Eps 45

Author pov.

Tiga puluh menit berlalu...
Didepan sebuah rumah, saat itu terlihat Seokjin dan Y/n, mereka baru saja keluar dari dalam mobilnya, dan langsung saja berjalan kearah pintu utama.

Ya, ternyata saat diperjalanan pulang tadi, Y/n memutuskan untuk pulang kerumahnya saja, ketimbang dia harus pulang kerumah orang tuanya. Entah apa yang ada dipikirannya?, Seokjin-pun juga tak mengerti dengan jalan pikir adiknya saat ini.

Dan ketika Y/n yang saat itu akan memegang kenop pintu rumahnya untuk masuk, seketika Seokjin tiba-tiba saja menahan tangan adiknya, sembari berkata.

"Y/n sebaiknya kau pulanglah bersama oppa kerumah. Oppa khawatir, jika nanti Jungkook akan menyusul mu kemari." Ujarnya sangat khawatir, karena jujur saja Seokjin sangat takut jika sesuatu yang buruk akan terjadi pada adiknya. Namun sayangnya, saat itu Y/n malah menolak permintaannya dengan segera.

"Aniya oppa. Aku memang harus menyelesaikan masalahku bersamanya. Oppa pulanglah, dan tolong tenangkan eomma dan appa. Mereka pasti mengetahui masalah ini lewat berita diberbagai media." Jelas Y/n, sembari meraih satu tangan kakaknya.

"Biarkan oppa menemanimu disini, ne. Oppa takut pria brengsek itu akan menyakitimu." Mohon Seokjin, tapi lagi-lagi dia harus mendapatkan penolakan dari Y/n.

"Gweanchana... aku bisa menjaga diriku sendiri oppa. Jeball pulanglah, eomma dan appa pasti sangat khawatir sekarang." Pinta Y/n, penuh harap.

"Oppa tau, tapi oppa tidak yakin bisa meninggalkanmu dalam kondisi yang seperti ini." Ujar Seokjin, menarik nafas berat. Sungguh dia sangat khawatir akan adik satu-satunya ini.

"Percayalah, aku akan baik-baik saja. Jungkook tidak akan sampai menyakiti fisikku. Jadi biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri dengannya." Yakin Y/n mencoba tersenyum, ditengah-tengah kesakitan nya itu.

Dan ketika mendengar permohonan adiknya itu, Seokjin-pun kini hanya bisa menarik nafas jengah, ketika dirinya yang tak bisa lagi membujuk adiknya tersebut. Karena percuma saja dia terus memaksa kehendaknya, jika dia sendiri sudah tau jawabannya apa. "Arraseo, segeralah hubungi oppa jika sesuatu terjadi padamu." Ucapnya, yang perdetik di angguki langsung oleh Y/n.