Author pov.
"Aku tidak mau!!" Bantah Y/n, yang seketika membuat Seokjin menoleh tajam kearahnya. "Haissss, terserah kau saja." Ujarnya, yang kini pandangannya beralih kearah sang ibu. "Ayo, eomma... kita pergi saja dari sini." Ajaknya, menggengam tangan kiri ibunya.
Nyonya Kim mengangguk, seraya tersenyum kearah Y/n. "Selamat tidur Y/n-ah." Ucapnya, berlalu pergi dari sana bersama Seokjin.
Sedangakan Y/n, gadis itu hanya mengangguk samar, dan mulai merebahkan tubuhnya kembali untuk tidur.
...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya.
Pukul 08:00-pagi."Oppa... aku tidak mau!!" Tolak Y/n, bersikeras saat Seokjin terus saja berkata, jika dia akan mengantarkan adiknya kekampus.
"Y/n!! Menurutlah sekali ini saja, padaku." Pinta Seokjin, yang saat itu menghentikan aktifitas makannya. Begitu-pun dengan Y/n, dia juga sama halnya ikut menghentikan acara sarapan paginya, dan lebih memilih bangkit dari duduknya.
"Oppa harus berapa kali aku katakan, jika aku tidak mau!!" Tegas Y/n, sembari menenteng tasnya, hendak melangkah pergi dari sana. Namun dengan cepat Seokjin langsung bangkit dari duduknya, dan segera meraih tangan kanan sang adik untuk berhenti melangkah.
"Wae? Katakan apa alasanmu?" Tanya Seokjin, yang kini menatap lekat wajah Y/n.
Sedangkan diarah lain, tanpa mereka sadari, ternyata nyonya Kim sedari tadi sudah memperhatikan perdebatan mereka dibalik pintu dapur. Tapi nyonya Kim, tak berani untuk menghampiri kedua anaknya itu, karena dia tau betul jika Seokjin dan Y/n, saat ini butuh waktu untuk bicara berdua. Sehingga ia lebih memutuskan untuk memilih diam terlebih dahulu.
"Apa kau mau membuatku malu, eoh?" Sarkas Y/n, dengan bola matanya yang kini sudah berkaca.
"Y/n, apa maksudmu?" Tanya Seokjin, tak mengerti.
Y/n tersenyum kecut, sembari menyeka air matanya yang akan segera jatuh, menggunakan punggung tanganya. "Apa oppa ingin menjadikanku bahan pembicaraan dikampus, eoh? Oppa!, apa kau sadar kalau kau itu sangat egois!? Dan apa kau menyadari, jika ada teman-teman kampusku yang bertanya padamu, kenapa aku bisa diantar olehmu, kau pasti akan selalu menjawabnya dengan kalimat yang sama!! Kau akan selalu berkata, bahwa aku ini hanya-lah pasienmu yang kebetulan bertemu dijalan!! Itukan yang selalu oppa katakan pada semua orang?!" Tutur Y/n, yang seketika membuat Seokjin tersentak. Karena semua yang dikatakan adiknya itu, adalah benar.
"Y/n..." Lirih Seokjin, dengan bola matanya yang kini juga sudah berkaca.
"Oppa tidak pernah tau, seberapa menderitanya aku menjadi seperti ini, eoh? Karena oppa memang tidak pernah ingin tau, tentang penderitaanku selama 17-tahun ini!! KENAPA OPPA TIDAK BISA MENGAKUI AKU SEBAGAI ADIKMU PADA SEMUA ORANG?! KENAPA AKU TIDAK MATI SAJA!!"
"Y/N!!" Pekik Seokjin, yang langsung saja menampar pipi Y/n, cukup keras.
PLAKKKKKKKKKKKK
Suara tamparan tersebut menggema dalam ruangan dapur itu, hingga membuat nyonya Kim-pun seketika keluar dari persembunyiannya. "SEOKJIN!!" Pekiknya, begitu terkejut dengan apa yang dilakukan putranya itu. Sedangkan Seokjin sendiri, dia terlihat kaget dengan apa yang baru saja ia lakukan pada adiknya.
"Y/n?" Lirih Seokjin, hendak mendekat kearah sang adik. Namun dengan cepat, Y/n langsung mundur beberapa langkah menghindarinya. Gadis itu kini menatap tak percaya kearah Seokjin, dengan satu tangannya yang memegangi bekas tamparan kakaknya.
"Aku membencimu oppa!!" Pekik Y/n, yang langsung melangkah pergi dari sana.
"Y/N!!" Panggil Seokjin, hendak mengejarnya. Namun langkahnya terhenti saat nyonya Kim menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain Of True Love [JJK / TAMAT]
RomanceSesakit inikah cinta sejati? Kenapa rasanya begitu sangat sakit? Jungkook-ah... Jeball anggap aku ada. Ini adalah kisah cinta antara Kim Y/n, dan Jeon Jungkook. Perjuangan seorang istri yang menginginkan cinta yang tulus dari suaminya. ... Real cpt...