Sebuah dapur tempat syuting acara masak tampak masih kosong, kamera sudah siap menyorot ke arah dapur tersebut. Saat lampu on air menyala, maka acara dimulai.
JiU datang dengan melangkah ala-ala mbak model, ia melambai-lambai pada kamera sambil kasih kiss jarak jauh.
“Halo, halo semua, ketemu lagi dengan chef cantik dan kesayangan kalian, aku chef JiU. Hai semua.” JiU berpose imut, ia menaruh dua jari di depan wajah. Tapi pada saat itu SuA tiba-tiba menjorokkannya membuat JiU terdorong ke depan.
“Eh, pantat panci, elu itu bintang tamu, gue di sini chefnya.” SuA langsung marah dan menjelaskan posisi mereka saat ini. JiU tersenyum polos lalu kembali ke posisinya.
“Eh, salah ya. Itu di belakang tadi nyuruh aku jadi chefnya.”
“Siapa yang nyuruh kamu?”
“Pacar kamu lah.”
“Siyeon! Suruh siapa ganti chefnya?! Aku di sini peran chefnya tahu!” SuA langsung berteriak ke arah belakang panggung dapur.
“Maaf, salah naskah. Aku gagal fokus, kurang cumbuan soalnya!" sahut Siyeon dari belakang sana.
“Oey, ini puasa woy! Jangan umbar gituan dulu!" SuA melemparkan panci ke belakang sana.
Kembali ke segmen.
Acara serius segera dimulai. JiU dan SuA berdiri di belakang meja dapur tempat segalanya akan diolah.
“Selamat sore semuanya, adik-adik dan ibu-ibu juga remaja putri. Tiba saatnya kita ke acara Dapur DreamCatcher.” SuA membuka acara sambil mengenalkan nama acara mereka.
“Atau disingkat GPL.” JiU menyambung dengan nada polosnya.
“DCC woy! Apaan GPL?” SuA langsung menoyor JiU sampai ia terdorong satu langkah ke samping.
“Ih ibu ini kok ngegas, aku canda doang.” JiU cemberut.
“Jangan mancing, makanya. Lagian ini bagian aku, kamu ngomongnya nanti.” SuA membalas dengan kesal.
“Iya, iya deh, maaf. Lagian ibu typo, DDC bukan DCC. DCC itu adalah DreamCatcher Company loh.” JiU langsung mengoreksi. Memang benar jika SuA typo menyebutnya tadi.
“Idih, siapa juga yang salah, aku bilang DDC tuh.” SuA menyangkal jika ia salah bicara.
“Iyalah, terserah.”
Keduanya segera kembali memandang ke arah kamera dan mulai serius lagi memulai acara.
“Permisah, di DCC ini kita akan menyajikan santapan untuk berbuka, tentunya setiap hari kita akan menyuguhkan masakan-masakan yang bisa Anda coba buat di rumah sebagai hidangan berbuka kalian. Saya Chef SuA akan mengisi acara ini dengan masakan-masakan berkualitas kaki lima dengan modal biaya bintang lima.” SuA melanjutkan salam pembukaannya membuat JiU garuk kepala lalu tersenyum menoleh ke arah SuA.
“Maaf, bu, kayaknya kebalik deh.”
“Oh, sorry, maksudnya adalah masakan berkualitas bintang lima dengan modal biaya kaki lima.” SuA langsung mengoreksi kesalahannya.
“Dah benar.” JiU bertepuk tangan.
“Makasih tepuk tangannya. Ekhem, kita lanjut pembukaannya. Permisa, harap simak acara ini, jangan ngebuburit karena gak penting, kalian pastinya malah makan hati karena liat doi ngabuburit bareng orang lain, tapi situ malah sendirian. Oke jangan baper.” SuA melanjutkan kalimat pembukaannya.
“Dari pada kita buang waktu gaje untuk menghabiskan sore kita, lebih baik kita masak-masak buat persiapan buka.”
“Kapan aku ngomongnya ih? Lama amat.” JiU berucap tak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of DreamCatcher
Short StoryIni hanyalah sekumpulan cerpen dan cermin yang dibuat penulis khusus untuk mengisi waktu luang saja, humor, horor, drama, fantasi dan banyak genre lain, termasuk keabsurdan ceritanya. NB : Konten yang dishare semata untuk hiburan dan sebagai ungkapa...