Jualan, episode 3

88 15 2
                                    

Keenam cewek cantik ini balik ke lapak masing-masing, cowok tadi sudah disingkirkan daei sana, pria itu akan sadar dengn keadaan menjadi gembel karena seluruh tabungannya, kunci mobil dan rumah ada pada tangan Siyeon.

Ketika mereka sedang menunggu lapak, tiba-tiba ada pria yang datang menuju tempat Siyeon.

"Mba, kemarin saya beli jeruk di sini, tapi kok pada asam, sih. Katanya manis, tapi nyatanya asam sebagian. Jangan nipu dong jualannya. Cantik-cantik kok nipu." Pria itu marah-marah pada Siyeon.

“Ada drama lagi kayaknya.” JiU bergunam.

“Seru nih.” Gahyeon membalas, Yoohyeon hanya mengangguk saja ia tak banyak bicara, Handong tampak asyik main smartphone terbarunya.

"Ah, masa, harusnya manis loh." Siyeon tampak tak percaya, SuA mengipasi badannya, ia melonggarkan bajunya membuat pria yang marah itu menoleh da menelan ludah.

“Apa liat-liat?” bentak SuA. Pria itu beralih pada Siyeon lagi.

"Asam mbak, ckba aja kalau gak percaya.” Pria itu hendak menyuapi Siyeon.

“Eh, apa-apaan ini?” SuA langsung berdiri dan menepis tangan pria itu.

“Saya bisa sendiri kok.” Siyeon mengambil jeruk itu dan mengupasnya lalu makan.

"Lah, iya. Tapi saya masih mending loh mas. Masih ada yang manisnya. Tuh yang stan yang di ujung sana, jual pare, pahit semua. Jangan beli ke sana."

"Pare emang pahit mba."

"Kayak muka dan hidup mas ya?" kata Siyeon dengan senyumnya.

"Kok ngeselin ya. Untung mbaknya cantik."

"Kalau jelek emang mau ngapain?"sewotnya.

"Nggak kok."

“Dasar. Terus mas ngapain ke sini?” tanya Siyeon lagi.

“Komplain mbak, hadeh.”

“Oke, terus maunya gimana?”

"Ganti rugi lah."

"Oke, tapi mas bukan orang yang mau rusak dagangan saya kan?"

"Bukan mba."

"Gak percaya. Saya geledah, takutnya ada mikrofon atau apa."

"Astaga, curigaan amat sih, mba."

"Muka masnya sih, mencurigakan. Kayak orang jahat."

"Mba, nyindirnya jangan muka dong." Pria ifu agak tak terima.

“Muka mas pantes disindir sih.”

“Ya ampun. Jahat amat bahasanya.”

"Ngga ada." Siyeon selesai menggeledah.

"Nah, nggak ada kan? Jadi gimana, ganti ruginya."

"Ya udah nih, saya ganti."

"Nah gitu dong, makasih mba cantik."

Pria itu pergi dengan puas.

Siyeon segera tutup stan.

"Kenapa kamu kasih dia ganti rugi?" tanya SuA.

"Dia bayar kok." Siyeon mengeluarkan dompet pria itu beserta segala hal yang pria itu kantongi.

"Udah jadi pedagang juga, jiwa pencopetnya masih ada." Sua geleng-geleng.

"Jalan-jalan yuk, aku baru dapet banyak keuntungan.” Siyeon menggandeng Sua pulang.

“Guys, tolong bantuin tutup lapak aku ya” Sua tersenyum dan keduanya pergi.

“Dia jadi copet?” tanya Yoohyeon.

“Itu masa lalunya, tapi aku nggak nyangka dia masih nyopet.” JiU menggeleng tak percaya.
“Jangan ditiru ya.” Yoohyeon mengangkat telunjuk pada Gahyeon.

“Aku anak baik.” Gahyeon membalas.

“Bagus.” Yoohyeon mengelus Puncak kepala Gahyeon.

“Siapa yang mau nutup lapaknya?” tanya JiU menunjuk lapak SuA.

“Biarin aja dulu deh, nanti barengan nutupnya.” Yoohyeon menjawab.

“Yaudah.”


The Story of DreamCatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang