Dreamcatcher sedang buka usaha sampingan, mereka membangun tenda untuk berjualan, setiap orang menjual barang yang berbeda.
Dami Jualan buku
SuA jualan mangga
Siyeon Jualan jeruk
Yoohyeon jualan Ice Cream
Gahyeon jualan Kopi
JiU jualan jus
Handong jualan Smartphone
Mereka berada di lokasi yang sama dengan stan yang berdekatan.
Dami sedang santai, menumpang kaki dan membaca sambil menunggu stan. Ia santai mengayun-ayunkan kakinya sambil makan camilan berupa kripik milik SuA yang stannya tepat di sampingnya.
"Beli sendiri oey, jangan nyelonong makan punya orang!" SuA mengambil kripiknya.
"Maaf." Dami cuek saja dan lanjut baca. SuA lanjut makan kripik bersama Siyeon menggosip sambil menjaga lapak mereka. Lagi-lagi Dami ngambil kripik dan memakannya.
“Ini tangan nakal amat.”SuA menjauhkan camilannya dari jangkauan Dami.
“Dasar pelit.”
“Beli sendiri kek, harganya murah.”
“Makanan murah aja gak mau bagi-bagi, pelit.” Dami membalas datar.
“Situ yang gak mau modal dikit.” SuA ngegas. Tapi Dami cuek dan terus baca buku.
“Udah-udah, jangan marah. Masih pagi-pagi juga.” Siyeon melerai.
“Dia tuh, ngeselin.”
“Iyah, udah ah. Masa kripik doang dimasalahin.”
Di sisi lain, Gahyeon yang sedang beres-beres lapak dibantu oleh JiU dan Yoohyeon. Mereka tampak paling rukun dan asik. Handong sendiri sedang berdandan, ia membawa satu tas perlatan make-up nya.
“Dia mau jualan atau mau manggung sih? Dibawa semua peralatannya.” Siyeon memandang Handong yanh sedang khidmat merias diri.
“Penjual yang cantik itu jadi daya tarik loh. Makanya banyak SPG yang jualan barang.” SuA membalas.
“Oh, apa itu alasannya dia jadi keliahatan feminim banget? Cantik banget loh dia. Jarang-jarang.” Siyeon memandang pada Dami yang fokus membaca buku.
“Iya, kita berasa jadi pemain sampingan kalau dia kayak gitu. Nyebelin deh.”
“Oh, jangan iri, di mataku, Cuma kamu yang tercantik.” Siyeon menggombal.
“Kebiasaan deh.” SuA tersenyum salting.
“Perasaan oppa bilang gitu ke aku kemarin, ke cewek-cewek lain juga kayak gitu.” Yoohyeon bergumam sambil beres-beres.
“Apa?” tanya SuA dengan nada tinggi.
“enggak kok, aku nggak gitu. Dia Cuma becanda.” Siyeon coba memenagkan.
“Jangan fitnah oey.” Siyeon memelototi Yoohyeon, tapi gadis itu Cuma nyengir polos.
“Awas aja kalau macem-macem.”
“nggak bakal kok.”
“Perasaan, Dami emang keliatan lebih cantik ya. Gak biasany dia feminim banget.” JiU menoleh pada Dami. Maka semuanya mengalihkan pandangan pada Dami yang memang hari ini penampilannya terlalu feminim, tak seperti biasanya.
“Cantik banget.” Gahyeon memuji. Yoohyeon hanya mengangguk saja.
Tak lama ada yang membeli buku.
"Mba cantik, ada rekomendasi buku bagus ga?"
"Semuanya juga bagus kali, kalau jelek mana saya jual." Dami berkata dengan acuh tak acuh. Benar apa yang dia katakan, untuk apa menjual produk jelek?
"Iya juga ya. Maaf salah nanya."
“Hidup mas memang selalu salah sih, mas liatin saya aja udah salah.” Dami membalas dengan ketus.
“Ehehehe, maaf, habisnya mbak cantik deh.”
“Udah dari sononya, kali. Gak perlu bilang.”
“Dia jadi songong ya” Keenam temannya itu memandangi Dami yang sedang melayani pembeli dengan cuek dan tak peduli.
“Iya, dia jadi sok banget.”
“Padahal mah, cantikan aku.” Handong menggumam.
"Mba benrr deh, kalau gitu mba punya rekomendasi ngga?" tanya pembeli itu.
"Saya suka semuanya." Balas Dami sambil terus membaca.
"Oh, kalau gitu saya ambil semuanya deh."
"Beli?"
"Iya, itu maksudnya."
"Oh."
"Mba datar banget ya, untung cantik."
“Mending, daripada mas, udah jelek, banyak omong pula.”
“Mba bisa aja. Jadi berapa totalnya?
“Diborong beneran, padahal dia nyebelin.” SuA menggumam.
“The Power of Dreamcatcher prince.” JiU terpukau.
“Kakak keren, baru buka udah laku semua.” Gahyeon memberi jempol.
“Baru gitu aja. Biasa tuh.” Handong mencibir.
Yoohyeon hanya tersenyum saja, ia tak berkomentar.
“Buku dari saya mahal banget loh, bisa beli emang?” tanya Dami.
“Bisa lah, emang berapa harganya?”
“Satu buku, harganya sama dengan satu motor sport.”
“Kok mahal amat?”
“Gila, itu buku.” Siyeon terngaga, semuanya juga sama terkejutnya.
“Bukunya dikasih tanda tangan, ada foto card saya dan kasih ciuman di sampul.”
“Oke. Saya beli.”
Mendadak stan Dami dikerumunin banyak cowok.
“Jir, dia bisa kaya mendadak tuh. Cuma jualan buku.” Siyeon tergagap.
“Strateginya curang banget.” SuA membalas.
“Cewek cantik mah bebas.” Yoohyeon berkomentar.
“Kok keren sih, aku juga pengen. Tapi kan aku jualan kopi.” Gahyeon terlihat iri.
“Nggak asik cara mainnya.” Handong sebal.
“The Power of Dreamcatcher prince.” JiU memuji.
Taktik jualan Dami, astaga....
Kita lihat cara jualan barang dari member lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of DreamCatcher
Historia CortaIni hanyalah sekumpulan cerpen dan cermin yang dibuat penulis khusus untuk mengisi waktu luang saja, humor, horor, drama, fantasi dan banyak genre lain, termasuk keabsurdan ceritanya. NB : Konten yang dishare semata untuk hiburan dan sebagai ungkapa...