🌻 BLL S2 : The Revenge 🌻 Twenty-Two

739 65 4
                                    


🌻🌻🌻





Prang....

Janhae yang baru keluar dari kamarnya untuk ke arah dapur ingin mengambil air minum, terkejut mendengar benda jatuh di kamar kembarannya. Ketika dia membuka pintu itu betapa terkejutnya dia melihat kamar Frank begitu berantakan dan di pojok kamar itu Frank memeluk lututnya.

"Frank!! Apa yang terjadi" Janhae mendekati adiknya itu dan memeluk tubuh bergetar itu.

"Phi dia.. dia.. ingin membunuh keluarga kita" ucap Frank ketakutan.

"Biasa dia Frank? Katakan dengan Phi" Janhae sangat sedih melihat salah satu saudara kembarnya ini seperti ini.

"D-dia phi ingin membunuh kita" Janhae meneteskan air matanya ketika Frank selalu menyebut kata dia tapi tidak di sebutkan oleh adiknya itu.

"Kamu tunggu di sini Phi Jan memanggil Mommy dan Daddy" belum sempat beranjak tangan Janhae di pegang oleh Frank sangat kencang membuat perempuan itu meringis.

"Jangan tinggalkan aku Phi, nanti dia datang lagi" ucap Frank dengan melihat ke sekeliling kamarnya itu, Janhae merasa tidak ada yang masuk ke dalam kamar ini. Tapi memang kamar Frank terlihat sangat berantakan apa jangan-jangan Frank berhalusinasi, tapi kenapa? Tanya Janhae yang sudah memeluk Frank lagi.

Nanon yang baru saja sampai habis di bawa oleh Pawat kerumahnya menatap pintu kamar saudara kembarnya terbuka dan dia pun melangkah dengan cepat, betapa dia terkejut melihat kamar Frank begitu berantakan.

"Apa yang terjadi!?" Seru Nanon menghampiri kedua suadara kembarnya itu.

"Sstt" Janhae menaruh jarinya ke depan bibirnya. "Non, panggil Daddy dan Mommy" Nanon tidak membantah perintah dari Janhae dia langsung menuju ke kamar kedua orang tuanya.

New mendengar ucapan dari putra bungsunya langsung berlari untuk bisa melihat keadaan putra keempatnya itu.

"Ada apa dengan Frank, Jan?" Tanya New dengan lembut kepada putrinya itu, New duduk di pinggir ranjang Frank yang sudah terlelap.

"Jan, juga tidak tahu Mom. Tadi Jan ingin mengambil air minum tapi tiba-tiba ada suara beda jatuh di arah kamar Frank maka dari itu Jan masuk, ketika masuk Jan terkejut melihat keadaan kamar Frank berantakan" jelas Janhae, New meneteskan air matanya ketika dia melihat Frank gelisah dalam tidurnya. "Dan juga dia bilang orang itu ingin membunuh kita semua" New langsung menatap putrinya dengan dingin dan membunuh.

"Siapa dia Jan?" Ucap New dengan dingin, Tay yang berdiri didekat Nanon bergidik ngeri mendengar suara dingin itu.

Janhae menggeleng, New hanya bisa mengelah nafas kesal. Siapa yang berani berbuat seperti ini kepada keluarganya, dia tahu Frank yang terlihat paling lemah di antara ke empat saudaranya. Pernah sekali dia terjatuh pas belajar naik sepeda dia menangis seharian karena berdarah dan merasakan sakit.

"Hiks... Hiks... Frank tidak mau menaiki sepeda itu lagi" ucap Frank kecil dalam gendongan New.

"Iya iya Frank nya Mommy tidak akan menaiki sepeda itu lagi" New mencoba menenangkan Frank.

"Aku akan menemukan orang itu dan menguliti tubuhnya itu" ucap New membuat Janhae, Nanon, Tay, dan Pleum bergidik ngeri.

"Joss, ini tidak lucu!" Seru Tay.

Kini Tay berada di ruang kerjanya sambil menghubungi Joss yang masih di rumah kekasihnya. Joss menyerngit mendengar ucapan Tay.

"Apa maksud mu Tay?" Tanya Joss balik.

"Kamu kan mengancam Frank lagi, bukannya sudah selesai rencana kita Joss" ucap Tay dengan kesal.

"Tay, apa yang kamu katakan. Joss tidak memegang ponsel dari tadi dan untuk apa dia mengancam keponakan yang dia sayangi nya sih" Luke membela sang kekasih yang di maki-maki oleh Tay.

"Lalu siapa? Frank berhalusinasi bahwa orang itu akan datang dan akan membunuh kami semua" Joss dan Luke terkejut mendengar ucapan Tay.

"Bagaimana bisa Tay? Siapa yang menyamar menjadi Mr. Alex setelah aku sudah ketahuan oleh calon menantu mu itu" Tay menyugar poninya ke belakang dan menggeleng.

"Aku tidak tahu Joss, aku ingin bahagia bersama dengan keluarga kecil ku" Joss dan Luke merasa iba dengan keadaan keluarga Vihokratana yang selalu tidak bahagia.

"Aku akan cepat sembuh dan mencari tahu siapa orang itu" Tay berucap terima kasih dengan Joss dan Luke dia pun memutuskan sambungan telpon itu.

"Kapan keluarga ku bahagia" ucap Tay merasa putus asa.

🌻🌻🌻

"Semuanya berjalan dengan lancar" ucap orang itu sambil tertawa dengan bahagia, satu persatu rencananya sudah berjalan dengan baik. "Sebentar lagi salah satu anaknya akan menjadi gila dan anak yang lainnya akan mati di tangan ku" ucap orang itu dengan senyuman liciknya.

"Bisakah kamu tidak melihat ku seperti itu!" Seru Nanon kesal dengan tatapan Pawat yang pagi-pagi sudah berada di kediaman Vihokratana.

"Nanon, jangan begitu dong sama calon suaminya" goda Janhae pada adiknya itu.

"Siapa juga yang akan menikah dengan dia, Phi Jan aku akan meni..." Ucapan Nanon terhenti ketika dia melihat kakak pertamanya baru keluar dari ruang kerja ayahnya.

"Menikah dengan siapa Non" Janhae semakin menggoda Nanon, New hanya bisa menggeleng sambil mengelus kepala Frank yang tidur di pangkuannya.

"Jan, jangan menggoda Nong mu begitu" New menengahi Janhae dan Nanon. "Sebelum Pleum, kamu dan Frank menikah Nanon belum bisa menikah sayang" New mengelus kepala Janhae yang bersandar di bahunya.

"Phi Billkin juga dong Mom" deg... Jantung New berdetak mendengar nama Billkin, dia belum jujur kepada anak-anak bahwa dia sudah tahu bahwa Billkin masih hidup. Janhae yang baru menyadari ucapannya langsung memukul bibirnya itu.

"Aduh, lemes banget sih nih mulut" batin Janhae. "Mom" panggil Janhae, New hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa sayang" keadaan pun kembali seperti semula di mana Janhae dan Nanon saling ejek kembali sedangkan New berpikir tentang bagaimana bisa mengatakan kepada seluruh keluarganya bahwa dia sudah tau kalau Dao itu adalah Billkin dan memberi tahu kepada Tay bahwa anak keduanya masih hidup.

Jane mondar-mandir ruangan rumah persembunyian Earth dan Lee itu. Lee melihat itu mendengus kesal.

"Mau sampai kapan kamu seperti seterikaan itu hah" seru Lee kesal.

"Aku begini khawatir dengan keadaan Mr. Alex dan Earth tapi kamu seperti baik-baik saja" ujar Jane sambil duduk di depan Lee.

"Buat apa aku khawatir, mereka berdua tidak akan apa-apa Jane" ucap Lee sambil sibuk memainkan ponselnya.

"Bagaimana aku tidak khawatir, sudah seminggu Earth tidak pulang ke rumah ini dan Mr. Alex juga tiba-tiba hilang begitu saja" Lee tidak memperdulikan kekhawatiran Jane dia berpura-pura sibuk dengan ponselnya dan wanita itu terlihat gelisah sejak kemaren.

"Kamu dari mana Korn?" Tanya Mint kepada suaminya itu ketika dia baru melihat suami baru pulang.

"Aku habis dari menemui teman lama Mint, aku ke kamar dulu untuk membersihkan diri dulu" Mint hanya mengangguk dan melanjutkan membaca buku lagi tidak menyadari tatapan begitu dingin dari suaminya itu.

Korn melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan dia membersihkan dirinya dengan pikiran ke mana-mana.

🌻🌻🌻

TBC

🌻BETWEEN LIES AND LOVE S2 : The Revenge🌻 END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang