Di sini, Alvero hidup lagi guys!
Hmm Alvero yang mana nich?
~
Matanya perlahan terbuka. Dia melihat ruangan serba putih. Dimana dia? Apakah di surga? Dia pun tidak tau. Tunggu! Dia mendengar suara orang menangis.
Siapa mereka? Mereka terlihat seperti sepasang orang tua. Dan, dia melihat seorang cewek di samping sepasang orang tua tersebut.
Dia mengerjapkan matanya pelan. Sorot matanya turun melihat tangannya. Ia melihat tangannya diinfus. Berarti dirinya masih hidup.
Tapi dia tak mengenal ketiga orang ini. Mereka siapa? Mulutnya tidak ada niat untuk bertanya atau mengucapkan sepatah kata pun. Matanya kini telah terbuka sempurna.
Pasangan orang tua tadi pun mengelap jejak air matanya. Mereka pergi mencari dokter. Kini tinggal si cewek di sampingnya.
"Bang! Lu udah sadar? Sabar ya, mama papa lagi panggilin dokter buat periksa lu!" ucap cewek itu. Adik? Dia merasa tidak pernah mempunyai adik.
Dia masih bingung dengan semua ini. Dia hanya diam menatap cewek yang berada di hadapannya itu. Apakah dia amnesia? Tapi tidak mungkin. Bahkan dia masih ingat bagaimana dia kecelakaan terakhir kali.
Ck, gue samperin lu, gas elpiji!
Dokter dan kedua orang tua tadi masuk ke dalam ruangannya. Ia hanya menatap bingung. Ia dicek oleh dokter tersebut.
"Gimana Dok?" tanya si perempuan yang kira-kira umurnya sudah empat puluh tahun.
"Dia sudah sepenuhnya sadar, tetapi dia masih harus dirawat agar sembuh total."
"Alhamdulillah! Vero kamu akhirnya siuman, Nak! Ada yang sakit nggak? Yang mana? Maafin mama ya nak ...."
"Maaf, kalian siapa ya?" tanya Vero.
Deg!
"Dok anak saya kenapa Dok? Kenapa dia lupa sama saya?" tanya mamah dari Vero.
Dokter mendekati Vero yang sedang menatap bingung semua orang yang ada di ruangan itu. "Kamu ingat nama kamu siapa?"
Vero hanya bisa mengerjapkan matanya pelan. "Alvero, nama saya Alvero."
"Nama lengkap?"
"Alvero Lucano." Dokter itu mengerutkan dahinya. Nama belakang yang anak itu sebutkan mengapa berbeda dari nama yang di tulis?
"Kalau ketiga orang ini? Kamu ingat mereka siapa?"
Vero menggeleng pelan. Bahkan bertemu saja belum pernah. Bagaimana ia tahu mereka semua siapa?
"Sepertinya beberapa memori ingatannya hilang, Bu. Karena benturan keras di kepalanya,"
"Ya sudah Ibu, Bapak, saya pamit ya! Ada pasien lain yang harus saya urus. Permisi!" mama dan papa Vero menganggukan kepalanya. Setelah dokter tersebut pergi, yang menyebut dirinya mama tadi melangkah mendekati Vero.
"Vero kamu amnesia? Nggak papa Sayang mama coba bantu balikin ingetan kamu ya! Kamu sadar aja, mama udah bersyukur."
"Nama saya Vero, kan?"
Anjir, gue dimana sih?
"Iya nama kamu Vero, Nak. Alvero Mahanta."
Lah anjir, seinget gua nama gua Alvero Lucano dah! Kapan ganti namanya gua?
"Ini mama. Ini Papa. Dan ini adik kembar kamu, namanya Alvira." mamahnya memperkenalkan mereka sambil menunjuk mereka.
"Saya punya adik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration of Bad Boy
FantasyAnjir, gue dimana sih? "Nama saya Vero?" "Iya nama kamu Vero, Nak. Alvero Mahanta," Lah anjir, seinget gua nama gua Alvero Lucano dah! Kapan ganti namanya gua? Gue sebenernya dimana sih! Jangan bilang? Jiwa gue transmigrasi ke nih orang? Karena kece...