3. Meet and Again

1.4K 302 30
                                    

Sergio hampir terbilang sudah jarang berkumpul bersama teman-temannya belakangan ini, bukan tidak mau, namun beberapa pekerjaan yang harus Ia selesaikan dengan segera membuatnya tidak memiliki waktu santai yang banyak beberapa bulan kebelakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sergio hampir terbilang sudah jarang berkumpul bersama teman-temannya belakangan ini, bukan tidak mau, namun beberapa pekerjaan yang harus Ia selesaikan dengan segera membuatnya tidak memiliki waktu santai yang banyak beberapa bulan kebelakang.

Hari ini, Darwin baru saja memberi kabar kalau kembarannya baru membuka sebuah café dan meminta Ia datang. Sebenarnya Sergio sedikit kaget, rasanya sepanjang hampir sepuluh tahun berteman dengan Darwin, temannya itu tidak punya kembaran.

Terlalu asik penasaran dengan kembaran Darwin yang tiba-tiba saja baru Ia tahu keberadaannya, Sergio tidak sadar kalau Ia sudah sampai di café yang Darwin katakan. Sergio langsung mencari tempat parkir untuk motor trail miliknya, membuka helm, pandangannya langsung jatuh pada café yang sudah cukup ramai malam ini.

Ia pun lantas masuk, sempat termenung beberapa saat mencari keberadaan teman-temannya. Hingga Jacob melambai, barulah Ia berjalan mendekati konco-konconya.

"Apa kabar brooo!?" sapa Darwin terlebih dulu pada Sergio sambil mengulurkan tangan, Sergio menyambutnya, terjadilah tos diantara keduanya, disusul oleh yang lain. Tanpa dipersilahkan Sergio langsung duduk disalah satu bangku yang masih kosong diantara mereka berempat.

"Baik gua, lu pada ?"

"Baik" sahut Leon, "Oh ya btw, mumpung udah pad ngumpul -hmm nih" Leon kemudian menyodorkan tiga buah kertas tipis berdesign cantik yang terbungkus plastik transparan. Masing-masing satu untuk Jacob, Darwin, juga Sergio.

Ketiganya terperangah, menatap kertas tipis itu dan Leon secara bergantian dengan tatapan tidak percaya.

"Lima tahun jomblo tiba-tiba ngasi undangan" komentar Darwin, "Edan Lu!"

Leon terkekeh pelan, "daripada jomblo bertahun-tahun tapi engga nyebar-nyebar undangan"

"Gue tersinggung anj" sahut Sergio dengan wajah pura-pura kesal yang langsung disambut tawa oleh ketiga sahabatnya.

Keempatnya pun perlahan mulai larut dalam obrolan, lama tidak bertemu membuat banyak hal yang tak sempat terucap kini menjadi bahan obrolan, bahkan meski itu bukanlah hal yang penting sekalipun. Jadi, sekali bertemu, ada banyak hal yang menjadikan waktu mereka untuk bersama jadi lebih lama.

Ditengah obrolan, pandangan Sergio tidak sengaja menangkap sebuah panggung mini yang ada disudut café didekat bar, microphone lengkap dengan alat yang biasanya digunakan untuk bernyanyi.

"itu panggung ?" tanya Sergio sambil menunjuk apa yang dia maksud.

"Iya" sahut Darwin, "Ah! Suara lu kan bagus, nyanyi gih... mumpung lagi grand opening" saran Darwin antusias, juga diacungi jempol oleh Leon dan Jacob.

"Nah bener, sono gih" suruh Jacob.

"JESSI!" Darwin tiba-tiba berteriak, yang dipanggil tampak menoleh, lalu lantas menghampiri tempat yang keempat bujang itu duduki.

Calon Mantu [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang