39. We Already Fell In Love

789 146 11
                                    

Dengan jemari yang digunakan untuk memegang pelipis, dan tangan kanan yang memegang sebuah kertas tipis, sesekali Sergio menghela nafas yang terdengar cukup berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan jemari yang digunakan untuk memegang pelipis, dan tangan kanan yang memegang sebuah kertas tipis, sesekali Sergio menghela nafas yang terdengar cukup berat.

Undangan pernikahan Jefan, undangan yang diberikan Jefan seminggu lalu padanya.

Tak hanya sekedar memberi pesan untuk datang di hari bahagia yang sudah tertera di undangan, Sergio ingat betul bagaimana obrolan istirahat siang kala itu menjadi obrolan yang cukup serius antara dirinya dan Jefan.

Dari situ dia menarik kesimpulan, sosok Jessi memang pernah menjadi sosok yang sangat Jefan sayangi. Secara tidak langsung Sergio pun sadar, Jefan tengah menitipkan Jessi pada dirinya.

Keduanya bersama dalam waktu yang tidak sebentar, meski mungkin sudah tidak ada lagi cinta, tidak berarti melepas satu sama lain adalah hal yang mudah. Apalagi Jessi yang hingga saat ini masih pernah ditemani Jefan meski hanya sekedar ke rumah sakit.

Menggantikan sosok Jefan di hati Jessi? Haha Sergio memang pernah overthinking hingga ke hal seperti itu.

Ada kalanya Sergio bertanya-tanya pada dirinya sendiri, 'apa gue mampu gantiin sosok Jefan di hati Jessi?'

Namun bukan berarti dia tidak pernah berpikir, 'Ah gue pasti mampu, gue yakin Jessi sayang sama gue dan gue mampu gantiin Jefan di hati dia'

Disitulah Sergio mempercayai permainan Tuhan tentang kekurangan dan kelebihan tiap-tiap manusia.

Jika Jefan bisa membuat Jessi jatuh cinta, maka Sergio yakin dirinya juga bisa. Kali ini bukan tentang kelebihan dan kekurangan. Tapi tentang bagaimana sebuah rasa bisa bermain, tentang rasa yang Ia yakin bisa tumbuh diantara mereka.

Lamunan lelaki itu buyar ketika ponsel yang Ia letakkan diatas meja bergetar, Ia melirik dan mendapati nama Jessi tertera di layar. Pesan singkat dari gadis itu mengatakan bahwa dirinya sudah siap.

Lelaki itu tersenyum tipis seraya membalas pesan Jessi, menyatakan dia akan segera berangkat. Jika Jessi sudah siap pergi kondangan, itu artinya Ia juga sudah siap melepas Jefan kan?

◻◻◻


"Lihat mahakarya akuuu! Keren kan Gioooo" pamer Jessi ketika dirinya dan Sergio memasuki ballroom tempat resepsi Jefan diadakan, keduanya berjalan lalu duduk di salah satu meja yang tidak jauh dari panggung.

WO yang Jefan gunakan memang WO milik Jessi, Sergio sempat kaget ketika Darwin mengatakan hal itu. Jessi sekuat itu hingga mampu mengurusi pernikahan orang yang notabenenya adalah mantan, lebih-lebih ini mantan tunangannya.

"Kamu tuh kayak lagi mau balas dendam sama mantan tahu gak?"

Jessi terkekeh pelan, "Operation wedding maksud kamu?"

"Sejenis, tapi ini buat mantan" sahut Jessi setengah berbisik

"Ini bukan balas dendam, tapi persembahan terakhir buat mantan" lanjut gadis itu lalu mengedarkan pandangan, masih memperhatian dekorasi yang dia sebut mahakarya. Sementara dari samping Sergio menatap lekat gadis yang kini tengah tersenyum lebar itu, sampai perlahan netra keduanya bertemu, senyum lebar Jessi berganti dengan lengkungan bibir yang masih tetap manis dimata Sergio.

Calon Mantu [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang