2. Definisi Bahagia ?

1.6K 318 49
                                    

Senin pagi menjadi saat paling ribet bagi Sergio, Hiski dan sang Bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senin pagi menjadi saat paling ribet bagi Sergio, Hiski dan sang Bunda. Tempat kerja ketiganya memiliki jadwal upcara yang membuat mereka harus berangkat lebih pagi setiap hari senin. Sementara bagi Gibran, semua hari kerja sama saja rasanya.

"Bang, kita bertiga duluan ya, kamu sebelum berangkat jangan lupa pintu sama jendela di cek" Bunda memberi peringatan untuk Gibran. Lelaki hanya mengacungkan jempol sembari masih sibuk memakan roti miliknya.

Rasanya ingin tertawa melihat kedua adiknya yang selalu riweh setiap senin pagi.

"Bun! Cepeeetttt!" teriak Hiski dari dalam mobil, kali ini si Bungsu mendapat jatah mengantarkan Bundanya ke sekolah untuk mengajar. Ketiga kakak beradik itu memang mendapat porsi masing-masing mengantar sang Bunda ke tempat kerja. Seminggu Gibran, Seminggu lagi Sergio, dan Minggu berikutnya Hiski. Begitu seterusnya.

Dengan pakaian coklat keemasan khas hari senin Bunda memasuki mobil CRV milik Hiski. "udah ?"

Bunda mengangguk, Hiski pun lantas mulai menjalankan mobil keluar dari pekarangan rumah. "Kenapa sih suruh bunda cepet-cepet ? kamu buru-buru ?"

Hiski tersenyum memelas disela fokusnya pada jalanan, perlahan Ia menggeleng lalu menggaruk tengkuknya.

"Lalu kenapa suruh bunda cepet-cepet ?"

"Iseng" jawabnya enteng seolah-olah siap menerima omelan sang Bunda, meski Hiski sangat tau kalau dia tidak akan diomeli. Bunda Hera bukanlah orang seperti itu.

Dari rumah menuju sekolahan tempat Bunda mengajar tidaklah jauh, Bunda juga sebenarnya bisa menggunakan mobil. Tapi Hiski cukup jera melihat Bunda menyetir, entah itu mobil ataupun motor. Karena pernah sekali, Hiski merazia Bundanya sendiri karena STNK mobil ada ditempat Gibran. Meskipun akhirnya Bunda lolos dari razia.

Hanya lima belas menit, keduanya pun sampai di TK Indriyasana, tempat Bunda mengajar sebagai seorang guru taman kanak-kanak. Bunda pun turun dari mobil tepat setelah CRV hitam milik Hiski terpakir, disusul oleh Hiski yang ikutan turun entah tujuannya apa.

"Kenapa ikut turun ?" tanya Bunda.

"Pengen liat anak-anaknya main" jawabnya sambil bersandar pada mobil. Matanya terfokus pada sekumpulan anak-anak yang bermain, ada juga yang baru datang diantar oleh orang tua mereka.

"Bukannya kamu engga suka anak kecil ?" Hiski melirik, sedikit tersinggung meski perkataan Bundanya sama sekali tidak salah.

"Tergantung anak kec -"

"Bu Heraa!" ucapan Hiski terhenti ketika ada seseorang memanggil Bundanya. Ia dan Bunda pun lantas menoleh ke arah sumber suara, dimana Ia mendapati seorang gadis dengan pakaian yang sama dengan Bundanya berjalan ke arah mereka berdua.

Hiski yakin gadis ini pasti memiliki kepentingan dengan Bundanya, jadi dia memilih diam dan menyimak.

"Kenapa Elin ?"

Calon Mantu [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang