29. Ngapel Mas?

778 178 48
                                    

Meski sudah beberapa kali pacaran, Hiski tidak bisa menampik kalau ini pertama kalinya dia pergi kerumah pacar alias ngapel bahasa anak mudanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski sudah beberapa kali pacaran, Hiski tidak bisa menampik kalau ini pertama kalinya dia pergi kerumah pacar alias ngapel bahasa anak mudanya. Awalnya Hiski benar-benar tidak mau ataupun berencana main ke rumah Elin.

Tapi karena Bunda dan Sergio, yang selalu merecoki dirinya, jadilah Ia memberanikan diri pergi ngapel ala anak muda.

'Ketemu Presiden berani, giliran ngapel kerumah pacar cepu', Begitulah kira-kira Sergio dan Bunda mengomeli dirinya. Tapi gimana ya, Presiden kan datang ke Surabaya buat kunjungan kerja, bukan ngapel.

Lagi pula calon mertuanya juga bukan Presiden kan?

Ini juga syukur-syukur kalau Papanya Elin tidak ada dirumah. Hiski benar-benar lebih memilih ngejar begal daripada ketemu calon metua.

Malam ini, berbekal martabak goreng dan manis buat nyogok Eric, Hiski memberanikan dirinya pergi kerumah Elin menggunakan motor. Tetap dengan doa semoga Papanya Elin belum pulang kerja.

Sesampai dirumah gadis itu, sesuatu yang mengganggu tertangkap oleh mata Hiski. Begitu motor mati, Ia langsung membuka helm dan mendekati sesuatu yang mengangguk matanya itu.

"Malem mas?" sapa Hiski sopan. Yang disapa gelagapan, namun tampak berusaha tetap santai.

"Malem juga"

"Ngapain mas?" tanya Hiski lagi.

"Oh anu... ini... m—mau perbaiki CCTV" sahut lelaki itu. Hiski hanya mengangguk, mau perbaiki CCTV kok tidak ada tangga ? seharusnya kan ada, Hiski membatin. Mau perbaiki CCTV juga kok sepertinya tadi malah nemplok di garasi?.

Hadeh, rasanya ingin Hiski bertanya seperti itu.

"Mau perbaiki atau mau nutupin CCTV mas?" tanya Hiski lagi, kali ini berhasil membuat lelaki itu terdiam. Kan, mau maling rupanya.

"Mas, mending pulang, sebelum saya bawa mas ke pihak berwajib"

"Engga usah sok jadi pahlawan lo! Ganggu gua aja"

Hiski menghela nafas pelan, Ia meraih sesuatu dari belakangnya dan mengeluarkan senjata api dan Ia raih dari belakang. Sukses membuat lelaki yang Hiski yakini itu adalah pencuri menciut.

Semakin membuat pencuri itu menciut ketika Ia mengeluar kartu tanda anggota kepolisian miliknya. "Pulang mas, saya mau ngapel"

"I—iya mas, s—sukses ngapelnya ya" hanya itu dan sang sang pencuri langsung lari. Meski berhasil membuat sang pencuri lari, Hiski malah kebingungan. Kok jadi lawak ya?

Hiski mencabut kunci motornya, mengambil kresek yang berisikan martabak lalu berjalan menuju pintu rumah gadisnya. Memencet bel, dan tak lama terdengar langkah kaki dari dalam menuju pintu.

Doanya terkabul, Elin yang membuka pintu. "Lho kamu yang ribut-ribut tadi?"

Hiski mengangguk, "kayaknya tadi itu maling deh, tapi udah lari"

Calon Mantu [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang