Tarung 24

4 0 0
                                    

"Kau tahu apa yang membuat Zamaro begitu kuat?" Tanya Guru Kitto.

"Keinginannya untuk bangkit dari keterpurukan" Kata Lexar sambil terus menatap langit.

"Benar sekali, semua orang termasuk dirimu pasti memiliki keterpurukan di dalam hidup, maka kuatkanlah keinginan untuk bangkit agar bisa menjadi lebih kuat" Kata Guru Kitto yang sepintas ingat dengan ibunya.

"Ya, itu benar" Lexar menanggapi perkataan Guru Kitto sambil mengingat nasibnya yang sejak kecil sering berganti orang tua.

"Ayo kita latihan, aku yakin dirimu yang sekarang mampu menuju final, tapi belum cukup kuat untuk menghadapi Zamaro" Ajak Guru Kitto sambil berdiri.

Mereka kemudian memulai perjalanan menuju lokasi latihan yang tidak biasa, yaitu sebuah hutan.

"Hutan ini memiliki jalan yang tidak rata, maka bawalah wadah kayu berisi air ini tanpa tumpah satu tetespun ke ujung hutan, aku akan menunggumu di sana" Setelah berkata seperti itu Guru Kitto lalu pergi dengan mobilnya untuk memutar agar bisa tiba di ujung hutan.

Lexar kemudian memulai perjalanannya, awalnya dia tidak menemukan kesulitan apapun, namun menjelang di pertengahan hutan dia sering dikejutkan oleh kehadiran hewan liar di tempat itu, namun dia berusaha agar tidak ada air yang tumpah

"Tanah di sini benar-benar membuat susah, banyak tanah yang menyerupai polisi tidur dan cukup tinggi" Kata Lexar yang masih berusaha membawa wadah air tersebut.

Sementara dirinya masih fokus berlatih, Zamaro justru sedang menunggu jurnalis wanita yang kemarin menunggu kesempatan untuk mewawancarainya.

"Maaf aku terlambat" Kata wanita tersebut yang baru tiba.

"Tidak apa" Jawab Zamaro dengan kaku.

"Baik, bisa kita mulai sekarang?" Tanya wanita tersebut.

"Silahkan" Jawabnya dengan singkat.

"Baiklah, sebelum mulai, aku memperkenalkan diri dulu, namaku Carla" Ucap wanita itu dengan ramah.

"Ya, salam kenal" Itulah sepenggal kata-kata dari Zamaro.

"Baiklah, karena aku hanya diberi waktu sekitar 30 menit, maka aku ke intinya saja, apa yang membuatmu termotivasi untuk menjadi petarung hebat seperti sekarang" Carla bertanya dengan nada yang menunjukkan antusias yang begitu kuat.

"Pelampiasan, hanya itu alasanku untuk bertarung" Zamaro mencoba menjawab dengan nada datar sambil mengingat Karone.

"Pelampiasan itu ditujukan kepada siapa?" Tanya Carla yang berusaha untuk mendapatkan jawaban yang lebih rinci.

"Diriku sendiri" Zamaro mulai menunjukkan kegelisahan saat mulai menjawab.

Carla merasa wawancara ini akan mengarah kepada sesuatu yang bersifat pribadi, seketika itu dia berpikir bagaimana caranya agar Zamaro merasa nyaman dengan proses wawancara yang sedang berlangsung.

Selagi mereka bericara akhirnya Lexar dengan penuh perjuangan menyelesaikan latihannya dan bertemu di ujung hutan.

"Bagus, tidak berkurang sama sekali, apa saja yang kau temukan tadi?" Guru Kitto memuji Lexar yang masih kelelahan.

"Beberapa binatang" Katanya dengan singkat.

Kemudian Guru Kitto bertanya

"Reaksimu seperti apa?"

"Kaget" Jawabnya singkat.

"Kelemahanmu adalah ketenangan dan ketenangan adalah kelebihan Zamaro, maka latihlah rasa tenang yang kau miliki, sekarang ayo kita kembali" Ajak Guru Kitto.

Mereka kemudian kembali dan sementara itu Zamaro sudah selesai diwawancarai.

"Baik, terima kasih atas waktu, aku berharap akan ada waktu seperti ini lagi" Kata wanita tersebut dengan ramah.

"Iya, aku latihan dulu" Kata Zamaro yang langsung pergi.

Carla kemudian pulang dan dengan segera mengetik hasil wawancaranya dengan Zamaro untuk dilaporkan, dengan rasa senang dia melakukan pekerjaannya dan tiba-tiba terdengar panggilan telepon.

"Kau sudah mewawancarainya? segera kirim jika sudah selesai diketik, ini akan menjadi promosi yang bagus untukmu dan juga perusahaan" Kata atasannya kepada Carla.

"Baik, aku sedang menyelesaikannya" Kata Carla dengan penuh semangat.

Setelah pembicaraan di telepon berakhir dirinya kemudian melanjutkan pekerjaannya dan tanpa terasa sudah selesai, kemudian dia membuka akun e-mailnya untuk mengirimkan berkas tersebut, namun kemudian dirinya berpikir, apakah pantas isi pembicaraan tadi harus disebarluaskan ke media, dirinya terus teringat akan pembicaraannya dengan Zamaro, terlebih tentang masa lalu pria tersebut bersama Karone, namun dalam pembicaraan tersebut Zamaro belum mengatakan bahwa Karone memiliki kemiripan wajah dengan dirinya, Carla kemudian menghubungi atasannya dan mengatakan pengiriman ditunda karena ada masalah dengan laptop miliknya.

"Kenapa aku jadi bimbang seperti ini, bukankah dari dulu aku sudah semangat untuk melakukan wawancara dan memublikasikannya agar bisa memperoleh promosi" Kata gadis tersebut dengan lirih.

Bersambung.

Tarung (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang