Tarung 7

26 0 0
                                    

Hari untuk bertarung telah tiba, para penonton telah memadati arena sejak dari pagi. Walaupun hanya sekedar pertarungan dalam rangka uji coba tetapi cukup banyak pihak yang antusias. Memang tidak ada pihak dari stasiun televisi yang menyiarkan pertandingan ini, tetapi pihak dari stasiun radio menyiarkan situasi yang ada di lapangan. 

"Baiklah tuan-tuan dan nyonya-nyonya, mari kita sambut para petarung yang akan hadir dalam pertandingan kali ini" pemandu acara sudah mulai bersuara sambil diiringi tepuk tangan penonton.

"yang pertama dari kubu penantang, Lexar dari kota Lore" Lexar berjalan dan disambut dengan meriah oleh para penonton.

"kemudian dari kubu tertantang... Awsang dari Kozie.."Awsang juga berjalan sambil diiringi tepuk tangan penonton.

"dan tak kalah penting bagi pertandingan ini adalah wasit yang akan memimpin pertandingan ini, mari kita sambut dengan meriah juga Wasit Jaqurya dari kota Trila" 

Para petarung dan wasit sudah berkumpul di arena. Pembawa acara serta pelatih meninggalkan arena karena pertarungan akan segera dimulai. 

"Pertandingan akan berjalan sebanyak 10 ronde, peraturannya adalah dilarang menyerang alat vital,dilarang menyerang dari arah belakang ataupun tubuh bagian belakang, dilarang menyerang lawan yang sudah terkapar, dan tak kalah penting dilarang menyerang saat waktu di dalam ronde sudah habis. Mengerti?" tanya wasit terhadap kedua petarung.

"Mengerti" Jawab mereka berdua dengan singkat.

"Jika kalian melanggar maka akan kuhabisi kalian"sahut wasit tersebut sambil mengelurkan senyum"

Lonceng telah dibunyikan, Lexar dan Awsang sudah mengeluarkan kuda-kuda tanda siap menyerang.

Lexar mengarahkan tinjuan ke perut lawan, tetapi seperti yang dikatakan oleh guru Kitto bahwa Awsang Memiliki keseimbangan yang luar biasa kokoh. Awsang mengeluarkan tendangan dan dengan cepat Lexar menangkis serangan tersebut dengan menggunakan kakinya.
"Kedua petarung saling serang, sungguh pertandingan yang luar biasa" pemandu acara berkata-kata dengan penuh semangat.
Lonceng tanda ronde pertama selesai telah dibunyikan. Para petarung ke sudut arena.
"Ubah arah seranganmu, tadi yang kau serang ternyata bukan bagian dari kelemahannya dan ingat jangan terbawa emosi,di ronde kedua nanti kau harus banyak bertahan agar tenagamu tidak cepat habis Lexar".

Lonceng ronde kedua telah dibunyikan, seperti instruksi Guru Kitto, Lexar lebih banyak bertahan di ronde kedua ini dan guru Kitto memperhatikan gerakan Awsang untuk menentukan taktik selanjutnya.

Lonceng kembali berbunyi dan Guru Kitto langsung memberikan instruksi kepada Lexar. Tapi kali ini Guru Kitto membisikkan taktik tersebut.

"Baiklah, aku mengerti"
"Ingat, jangan terburu-buru"

Ronde ketiga kembali dimulai, Baik Lexar maupun Awsang keduanya nampak berhati-hati dalam mengeluarkan serangan, Awsang mengeluarkan tendangan dengan kaki kanan dan saat itu juga Lexar memukul bagian bawah tempurung lutut kaki kiri Awsang untuk melemahkannya. Sesuai perkiraan Guru Kitto, lawan menjadi tersungkur.
Wasit mulai menghitung.
"1....2....3....."
Banyak penonton yang berteriak agar Awsang bangkit.
"3...4....5...."

Bersambung.....

Tarung (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang