"Lawanmu pada babak ketiga adalah Noef, dia adalah peserta yang masuk 4 besar pada tahun lalu, yang istimewa darinya adalah stamina yang luar biasa, jadi kau harus mengontrol diri agar tidak kehabisan stamina" Guru Kitto memandu latihan Lexar sambil menerangkan petarung yang menjadi lawannya.
Sementara itu di tempat lain Hira sedang berbicara dengan pelatihnya.
"Dua orang terakhir yang menantangmu benar-benar luar biasa" Kata pelatihnya sambil melihat surat kabar.
"Ya, Lexar dan Zamaro, keduanya berhasil kukalahkan, tapi mereka kalah karena melewati batas arena bukan karena aku berhasil menjatuhkannya" Ujar Hira dengan rendah hati.
"Tapi kau lebih tertarik untuk melawan Lexar bukan?" Tanya Pelatihnya untuk memastikan.
"Ya, meski Zamaro lebih kuat secara fisik, stamina dan teknik, tapi Lexar lebih kuat secara tekad" Kata Hira sambil membaca berita tentang Lexar.
"Tapi mereka dipandu oleh pelatih yang sama-sama hebat, Kitto dan Jaeh-Yoon adalah orang yang menyulitkanku di arena pertarungan, rekor tak terkalahkanku dihentikan oleh Kitto dan Gelar juara tingkat benuaku pernah direbut oleh Jaeh-Yoon saat di final" Kata Tjoeng Hon yang merupakan pelatih dari Hira.
"Ya, aku sudah sering mendengar tentang kehebatan mereka sebelum menjadi petarung seperti sekarang" Kata Hira sambil melihat foto lamanya saat debut.
"Lepas dari keberadaan mereka berdua pada kedua petarung itu tetap harus kita akui bahwa mereka memiliki bakat sebagai seorang petarung" Tjoeng memuji kedua petarung tersebut sambil terus membaca koran.
"Sebenarnya ada satu alasan lagi kenapa aku lebih tertarik untuk melawan Lexar dibandingkan Zamaro" Kata Hira sambil duduk.
"Apakah itu?" Tanya Tjoeng Hon.
"Karena dia masih bisa berkembang, sedangkan apa yang Zamaro tunjukkan selama ini adalah keseluruhan kemampuannya, jadi meskipun seandainya Lexar gagal meraih juara dan Zamaro bisa juara pada kompetisi ini maka aku tidak akan heran" Jawabnya sambil tersenyum.
"Lalu bagaimana dengan keputusanmu untuk pensiun? Apa kau tetap akan pensiun apabila Lexar gagal menjadi juara?"Tanya Tjoeng.
"Ya, karena suatu saat nanti akan ada juara dunia yang jauh lebih hebat dari diriku, Lexar bisa bertarung dengan dirinya jika dia mau dan mampu untuk menjadi juara kompetisi ini pada tahun berikutnya andai dia gagal pada tahun ini" Hira mengatakan hal tersebut dengan santai.
"Benar sekali, tapi ingat Lexar memiliki tekad yang kuat untuk mengalahkan lawannya dan bahkan tekad itu lebih kuat dari Zamaro sehingga bisa saja dia berkembang dalam waktu yang tidak terduga" Kata pelatih bertubuh tinggi tersebut.
"Ya, aku setuju dengan analisamu, pelatih" Kata Hira sambil menuangkan segelas air.
Hari pertarungan babak ketiga semakin dekat, Baik Lexar, Zamaro dan para petarung lainnya semakin giat berlatih, hampir setiap warga mengikuti perkembangan para petarung melalui berbagai macam media seperti televisi dan radio dan juga di setiap lorong jalan banyak orang yang membicarakan para petarung.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarung (Completed)
AkcjaLexar, seorang petarung jalanan,awalnya adalah pemuda yang hidup normal seperti orang-orang biasa pada umumnya,tapi sering melihat adanya perceraian di dalam keluarga membuatnya pergi dari rumah dan menikmati hidup sebagai petarung jalanan. Namun su...