Tarung 20

9 1 0
                                    

"Baiklah, terima kasih atas kedatanganmu, maaf hanya bisa menjamu sekadarnya" Kata Aber.

"Tidak masalah, aku hanya penasaran saja" Kata Guru Kitto.

Guru Kitto kembali menuju kota Lore karena harus menyiapkan sarana untuk latihan Lexar. Karena kondisi jalanan yang padat akhirnya Guru Kitto tiba di rumahnya dalam waktu satu setengah jam.

"Astaga, sebentar lagi malam, aku harus bergerak cepat" Kata Guru Kitto sambil menyusun perlengkapan untuk besok.

"Apa yang bisa kubantu guru?" Tanya Lexar.

"Tidak ada, kalau ujian sekolah apakah guru mata pelajaran akan memberitahukan soalnya? tidakkan?" Jawab Guru Kitto dengan santai.

"Iya juga ya" Lexar kemudian bersiap untuk memasak makan malam

Sekitar 2 jam kemudian mereka sudah berada di meja makan.

"Tadi aku sudah bertemu dengan guru lawanmu, ternyata dia murid teman lamaku" Kata Guru Kitto membuka percakapan.

"Oh, apa yang kalian bicarakan?" Tanya Lexar.

"Hanya basi-basi, tapi ada masalah" Kata Guru Kitto.

"Apa?" Tanya Lexar.

"Jika kau atau dia melaju ke babak selanjutnya besar kemungkinan untuk bertemu lawan yang sangat berbahaya dan tak mengenal rasa kasian, tapi kau fokus untuk babak penyisihan ini dulu saja" Kata Guru Kitto dengan nada yang berbeda dari biasanya.

"Berbahaya?" Tanya Lexar yang sangat penasaran.

"Ya, pelatih dari petarung itu adalah orang yang menghancurkan karir temanku karena kakinya dipatahkan olehnya, akhirnya saat aku bertemu dengannya di salah satu ajang nasional dirinya berhasil aku hempaskan sampai gegar otak dan nampaknya membuat dia bertobat dengan cara yang salah karena justru dia menjadi murid dari pendeta Klemar yang merupakan pengajar teologi kemakmuran yang hanya berkhotbah soal hidup sukses dan surga sudah jamin didapatkan asal percaya tanpa syarat apapun" Kata  Guru Kitto dengan nada yang prihatin.

"Gila" Tanggap Lexar dengan singkat.

"Ya akibatnya saat jadi pelatih baginya yang penting sukses karena sukses yang dia dapatkan itu baginya adalah pemberian Tuhan, padahal aku yakin bahwa Tuhan tidak memberikannya kesuksesan yang dia klaim itu, mana ada sukses sampai mengajarkan seorang murid untuk mematahkan kaki lawannya dalam sebuah pertandingan" Kata  Guru Kitto yang jengkel.

"Ya, aku bukanlah orang yang religius, tapi pandangan seperti itu jelas bukan hal yang benar, tunggu,  apakah itu pendeta yang pernah menceraikan istrinya lalu menikah lagi tak lama setelah bercerai?" Tanya Lexar.

"Iya, tapi mayoritas jemaat gerejanya sudah terlanjur terpengaruh dengan kata-kata "jangan menghakimi" yang seenaknya ditafsir secara sembarangan dan inilah yang menyebabkan dia masih menjadi seorang pendeta bagi anggota jemaatnya saja termasuk pelatih yang aku bicarakan tadi" Kata Guru Kitto.

"Berarti dia tobat-tobatan saja" Kata Lexar sambil makan dengan lahap.

"Mungkin saja begitu" Kata Guru Kitto dengan nada pelan karena sudah letih.

Sehabis makan mereka mencuci piring serta alat makan lainnya dan beristirahat sejenak karena tentu tidak memungkinkan apabila langsung tidur sehabis makan.

Sementara pihak yang mereka bicarakan sedang berlatih.

"Bagus, tetap seperti itu, anggap rotan-rotan ini adalah lawan-lawanmu" Kata pelatih yang bernama Xasen itu.

"Tuan, bapak pendeta datang" Kata salah satu asisten rumah tangganya.

"Astaga, suruh masuk, sediakan kudapan terbaik kita, kita kedatangan orang besar, Zergi, kau segera ganti baju dan hilangkan bau badanmu" Kata pelatih tersebut.

"Oh pak Klemar silahkan duduk" Kata  pelatih tersebut.

"Oh iya terima kasih" Kata pendeta tersebut.

"Apa yang bisa dibantu?" Tanya pelatih tersebut.

"Tidak, jemaat kita di cabang lain ingin kau menjadi seorang berbicara di sela khotbahku, bahkan mereka bersedia menyediakan uang....eh...maaf,  berkat yang banyak maksudnya untuk kita agar kau bisa berbicara untuk memberikan kesaksianmu" Kata Pendeta tersebut sambil tersenyum.

"Oh tenang saja pak,  itu bisa diatur" Jawabnya  santai.

Pelatih gila tersebut nampaknya  hanya  sekedar beragama, lalu bagaimana dengan Lexar? Apakah jika dia berhasil mengalahkan lawannya di babak kedua akan otomatis membawanya kepada Zergi di babak ketiga? Itupun jika dia menang.

Bersambung....

Tarung (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang