Tarung 15

19 0 0
                                    

"Ya, terus, lebih cepat lagi, ayunkan pukulan dengan lebih cepat" Begitulah instruksi dari Guru Kitto.

Setelah 15 menit, Lexar diminta untuk beristirahat.

“Pertarungan putaran kedua masih beberapa hari lagi, temuilah keluargamu untuk kesehatan mental,tidak baik memaksakan diri untuk berlatih fisik” Guru Kitto mengatakan hal tersebut sambil melihat foto ibunya.

“Keluarga ya, akan kupikirkan dulu” Lexar berkata dengan pelan.

“Begitu, baiklah ayo kita mulai lagi saja” Guru Kitto mengajak Lexar latihan kembali dan akhirnya latihan hari itu selesai lebih cepat.

Lexar yang sedang beristirahat memikirkan perkataan guru Kitto. Selain itu dia juga mengingat pertemuannya dengan sang ayah. Entah keluarga mana yang akan dia temui, memiliki lebih dari 2 keluarga membuat dirinya bertarung melawan kehidupannya sendiri. Sejak setamat sekolah dia tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi, tapi memutuskan untuk meninggalkan rumah ibu tirinya yang belum lama bercerai dari ayah kandungnya pada saat itu. Akhirnya setelah lama berpikir, dia membereskan barang-barangnya karena telah memutuskan sesuatu.

”Guru, aku pergi dulu ya" Pamit Lexar kepada sang Guru.

"Ya, hati-hati" Guru Kitto sendiri sudah mengerti apa yang dia pikirkan.

"Jangan menyebut dirimu sebagai seorang petarung apabila kau sendiri menyerah pada hidupmu" Itulah yang  dikatakan guru Kitto saat Lexar akan membuka pintu dan Lexar hanya menganggukkan kepalanya.

Lexar pergi ke suatu tempat yang tidak asing baginya, saat tiba di lokasi Lexar mengingat perkataan guru Kitto sesaat sebelum pergi. Dengan mantap dia menekan bel yang ada di samping gerbang dan seorang petugas keamanan membukanya.

"Oh,Tuan, silahkan masuk, biar aku bawakan barangnya"

"Tidak perlu, barangku hanya segini saja" Lexar menolak secara halus.

Akhirnya dia masuk ke dalam rumah tersebut.

"Nyonya besar dan nyonya kecil sedang keluar tuan, jadi tuan ke kamar saja" Seorang asisten rumah tangga mengajak lexar menuju kamarnya.

"Setiap hari kamar ini selalu dibersihkan tuan, karena nyonya besar dan nyonya kecil yakin anda akan pulang" Asisten rumah tangga itu dengan antusias menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan ibu tiri dan adik satu ayahnya.

"Baik tuan, silahkan istirahat saja, jika memerlukan sesuatu silahkan panggil saya” Asisten rumah tangga itu kemudian pergi ke dapur.

Lexar kemudian pergi ke kamar mandinya dan setelah mandi dirinya berbaring, 30 menit kemudian terdengar suara mobil di halaman rumahnya. Setelah itu terdengar langkah seseorang berlari ke arah kamarnya, seketika itu pintu dibuka dan gadis berusia 15 tahun masuk ke kamarnya dan serta memeluk Lexar yang sedang berbaring.

"Kakak akhirnya pulang, kenapa tidak bilang ibu kak biar kami jemput" Ucap gadis itu dengan polos. Lexar hanya membalas pelukan adiknya. Tak lama kemudian mereka makan malam bersama dan setelah sang adik tidur, ibunya menceritakan kejadian sebenarnya.

"Lirda tidak tahu jika selama ini kau kabur, kami hanya mengatakan kalau kau pergi untuk kuliah" Itu adalah penjelasan singkat ibu tirinya.

"Aku mengerti, seorang adik yang menyayangi kakaknya pasti akan sedih jika kakaknya kabur dari rumah" Lexar memaklumi apa yang sebenarnya terjadi.

"Akan ada saatnya Lirda harus tahu semuanya, kau fokus saja dengan pertarunganmu, ibu merasa itulah jalanmu, kau tidak harus berkuliah sampai tingkat Master seperti yang ibu sampaikan dulu" Ibunya tersenyum saat mengatakan itu.

Tak lama kemudian mereka berbicara  tentang tingkah laku Lexar dan sang adik saat mereka masih seusia sekolah dasar. Tanpa terasa hari sudah malam dan mereka memutuskan untuk tidur, sesaat tanpa sadar mereka berpelukan, entah kapan terakhir kali mereka berpelukan seperti itu. Lexar yang merupakan pria yang keras di arena pertarungan bisa menangis di pelukan ibunya yang bahkan sebenarnya tidak melahirkannya.

Bersambung....

Tarung (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang