Hari pertarungan telah tiba, baik Lexar ataupun Noef sudah memasuki arena, kali ini dirinya juga disaksikan oleh Zamaro bersama dengan Carla, reporter yang pernah mewawancarainya, petarung tersebut sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar karena baru saja membuat lawannya kalah dengan satu pukulan.
"Jadi hasil rekaman pembicaraan itu kau hapus? Kenapa?" Tanya Zamaro yang cukup heran.
"Aku juga tak paham, tapi kisahmu dengan gadis itu hanya cocok diketahui oleh orang yang dekat saja" Kata Carla yang salah tingkah saat dipandangi oleh Zamaro.
Lonceng pertarungan telah berbunyi.
Noef yang merupakan petarung sombong mengatakan sesuatu yang sifatnya meremehkan Lexar.
"Aku pernah mencapai babak 4 besar, dirimu hanya petarung debutan yang baru mencapai babak 32 besar, jadi serang saja aku dari mana saja" Katanya sambil tersenyum sinis.
Lexar tidak menghiraukan omongan dari Noef, dia hanya fokus pada wilayah yang terbuka, mendapati ada bagian tubuh yang mudah diserang membuatnya segera maju dan memberikan tendangan pada tulang rusuk Noef.
Noef yang tidak berjaga-jaga langsung terpental melewati garis dan sesuai dengan peraturan maka petarung yang melewati garis pembatas dinyatakan kalah walau seluruh ronde belum selesai.
"Kekuatannya semakin berkembang" Kata Zamaro yang kemudian pergi diikuti Carla.
"Kau mau kemana?" Tanya Carla yang mengikuti Zamaro.
"Berlatih, jika dia semakin berkembang, maka aku juga harus berkembang" Katanya sambil terus berjalan ke depan.
"Baiklah, akan kutemani" Kata gadis tersebut sambil bersender di pundak kanan Zamaro.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Zamaro yang keheranan dengan perilaku Carla.
"Hanya membuatmu rileks" Kata gadis itu.
"Terserah dirimu saja" Kata Zamaro sambil terus berjalan sambil dirangkul oleh gadis itu.
"Karone dan dirinya memiliki penampilan yang mirip, akan tetapi mereka tetap orang yang berbeda" Kata Zamaro dari dalam hatinya.
"Mungkin aku tidak bisa seperti Karone, tapi aku tetap berusaha mendampingimu seperti yang Karone lakukan" Kata gadis itu dari dalam hatinya juga.
Para awak media banyak yang tidak memperhatikan apa yang dilakukan Zamaro dan Carla karena mereka sibuk mewawancarai Lexar karena ini adalah kemenangan pertama resminya yang diraih dalam waktu singkat.
Beberapa jam kemudian
Seperti biasanya Guru Kitto selalu memberi sebuah kalimat untuk memotivasi Lexar.
"Pada babak 32 besar tadi kau telah menunjukkan sesuatu yang luar biasa untuk pertama kalinya secara resmi, dirimu jauh lebih kuat, tapi para calon lawanmu berkembang dengan lebih kuat juga, babak 16 besar akan berlangsung satu bulan lagi, aku akan mengajakmu ke suatu tempat, tapi sebelum itu manfaatkan dulu waktu kosong selama 2 hari ke depan untuk rileks, setiap hari latihan hanya akan menyiksa badan dan jiwamu"
"Baik Guru" Kata Lexar sambil membaca berita tentang Zamaro yang mengalahkan lawannya hanya dengan satu pukulan dan guru Kitto mengucapkan satu hal yang tidak terduga.
"Zamaro, aku sangat mengenal pelatihnya, usianya memang lebih muda dariku, tapi soal kemampuan tidak bisa diremehkan juga"
"Iya, terlihat jelas dari tampilannya" Kata Lexar yang tidak melepaskan pandangan dari berita itu.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, aku ingin mengatakan bahwa tanpa pelatih itu saja Zamaro sudah sangat kuat, apalagi dengan pelatih seperti itu, hanya saja aku penasaran bagaimana mereka bisa bertemu, karena Jaeh-Yoon tidak pernah menetap di negeri ini, dia selalu berada di negeri asalnya, yaitu Negera Sengging"
"Jadi untuk sekarang berapa persen kemungkinan aku untuk mengalahkan Zamaro di dalam ajang ini dan berapa persen juga aku bisa mengalahkan Hira?" Tanya Lexar yang merasa terpacu untuk berlatih lebih keras lagi.
"Jika boleh jujur, untuk Zamaro saat ini kau hanya punya persentase menang sebesar 40%, untuk Hira hanya 25%, tapi daripada memikirkan hal itu, akan lebih baik jika kau terus meningkatkan kemampuanmu" Jawab guru Kitto dengan sangat jujur.
"Guru"
"Ada apa?" Tanya Guru Kitto yang heran dengan nada bicara Lexar yang berbeda dari biasanya.
"Apakah boleh jika besok kita latihan saja?"
Guru Kitto hanya tersenyum mendengar jawaban darinya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarung (Completed)
ActionLexar, seorang petarung jalanan,awalnya adalah pemuda yang hidup normal seperti orang-orang biasa pada umumnya,tapi sering melihat adanya perceraian di dalam keluarga membuatnya pergi dari rumah dan menikmati hidup sebagai petarung jalanan. Namun su...