"Roh Dryad?" Axero memegang buntalan bulu itu dan menatapnya tepat di depan wajahnya, tanpa Axero sadari Snow merasa tegang sekarang."E-eh.. S-salam untuk Yang Mulia!" Axero menaikkan salah satu alisnya, bingung dengan sikap Snow yang tampak sangat tegang di depannya.
"Jadi kau benar-benar berada disini?" Tanya Axero yang langsung diangguki oleh Snow.
"Kau sudah menjaganya dengan baik, aku akan memberikanmu hadiah setelah ini." Ucap Axero lagi. Telinga Snow seketika menegak, semangat mendengar penuturan Axero.
"Terimakasih, Yang Mulia. Saya akan menunjukkan jalan menuju menara tempat ritual yang akan Lucifer jalankan." Jawab Snow dengan sigap.
Axero melirik sekitarnya, saat ini ia sudah berada di singgasana Lucifer. Namun sedari tadi ia menyusuri kastil ini, Axero sama sekali tidak mendapatkan bawahan Lucifer atau penjaga kastil ini. Benar-benar kosong dan tidak berpenghuni.
"Selera Lucifer lebih buruk dariku. Kastil ini terlihat sangat kuno dan menjijikkan." Komentar Lucifer yang diangguki oleh Snow.
"Bisa-bisanya kau mengomentari selera Lucifer disaat seperti ini." Axero tidak mempedulikan ucapan Oliver, ia kembali menatap Snow yang berada di genggamannya dan mendekatkan wajahnya pada Snow.
"Jadi, dimana menara itu? Aku tidak bisa mencium bau Clauva karena banyak aura negatif disini."
"Y-yang Mulia bisa tolong lepaskan Saya dulu?" Tanya Snow gagap, takut permintaannya akan menyinggung hati Axero.
"Oh." Axero langsung melepaskan tubuh Snow dan membuat buntalan nyawa itu bernapas lega.
"Yang Mulia, sebelum itu ada yang ingin Saya bicarakan."
Axero memiringkan kepalanya.
"Ada satu ancaman lain selain Lucifer. Dia seorang Stealth Witch wanita yang bekerja sama dengan Lucifer. Saat ini ia bekerja dibalik layar. Anda tidak akan percaya ini, namun salah satu orang kepercayaan Anda adalah wanita itu. Bisa saja dia lebih berbahaya dari Lucifer." Jelas Snow.
"Orang kepercayaanku?" Alis Aceto bertaut tajam, lagi-lagi ada yang mengkhianatinya. Oliver bahkan tidak tau mengenai hal ini.
"Ya, Yang Mulia. Anda bisa melihatnya sendiri nanti. Saya sudah menyelidikinya diam-diam. Wanita itu memakai sihir hitam, semakin banyak sihir yang ia pakai, maka semakin banyak pula timbal balik yang ia terima. Namun tentu saja kekuatan sihir yang ia terima dari sihir hitam setara dengan timbal balik itu." Jelas Snow lagi.
Axero terkekeh mendengarnya, "banyak sekali orang bodoh yang menentangku."
Snow meneguk salivanya, "setelah semua ini selesai, Saya akan memberitahukan detail cerita dari semua kronologi yang telah terjadi, Yang Mulia."
Axero menepuk kepala Snow, tidak lembut memang, tapi mampu membuat Snow tersipu.
"Hadiahmu akan kutambah."
Snow menuntun Axero menuju menara, Axero menatap ke atas, melihat bulan yang sebentar lagi berwarna merah penuh. Tatapannya kembali ke depan, melihat menara yang sangat tinggi tidak jauh dari dirinya berada. Matanya menyipit, melihat pelindung berlapis-lapis mengelilingi menara itu.
Menara yang tingginya hampir mencapai awan dilindungi oleh sihir pelindung yang berlapis-lapis. Setiap lapisannya memiliki tingkat energi yang berbeda. Semakin dalam lapisan, maka semakin kuat pelindung itu.
"Yang Mulia, sepertinya pelindung ini memiliki energi sihir yang aneh."
"Hm, tidak salah lagi ini sihir hitam. Apa wanita yang kau maksud itu yang membuatnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel King Is My Mate (2) -END-
FantasyCerita ini berisi chapter lanjutan dari cerita The Cruel King Is My Mate di akun @Jovi_ka Jadi sebelum baca chapter di cerita ini, baca dulu chapter sebelumnya ya! Published: 1 April 2020 Finished: 24 Maret 2021 *** Clauva hanyalah gadis desa biasa...