"Bagaimana jika.. ah tidak, itu tidak mungkin." Gumam Clauva.
Pangeran Deon memejamkan matanya, terdengar suara seseorang dalam kepalanya berujar panik. Ia mengernyitkan dahinya lalu menghela napas berat mendengar pernyataan suara orang yang berada di kepalanya itu.
"Ekhem, Putri, sepertinya Saya harus segera pergi."
"Apa terjadi sesuatu hal yang membuatmu terdesak?" Tanya Clauva.
Pangeran Deon tersenyum tipis, "Saya harus menenangkan Putri Arlina yang sedang mengamuk di kamarnya. Gadis itu pasti sangat marah karena acara pertunangannya dibatalkan."
Clauva memalingkan wajahnya menahan senyum, "aku tidak akan meminta maaf atas hal itu."
"Ya, itu wajar saja. Saya permisi, lain hari mungkin kita akan bertemu lagi."
"Ya." Sekejap itu juga Pangeran Deon langsung merubah dirinya menjadi seekor serigala berwarna abu-abu, besar dan terdapat lambang kerajaan Wolves di punggung kanannya.
Clauva mengerjapkan matanya takjub, matanya tak lepas dari serigala Pangeran Deon yang berlari kencang.
"Jadi, apa yang harus aku lakukan?" Gumam Clauva bingung.
"Tentu saja kembali ke kastilku."
Clauva membulatkan matanya, pandangannya mengedar ke segala arah, mencoba menemukan suara yang tak asing itu.
"Lucifer?"
"Kembali atau aku yang akan memaksamu untuk melakukannya." Suara itu terdengar lagi, namun Clauva masih tak bisa menemukan keberadaan Lucifer.
"Aku tidak bisa menemukanmu, kau dimana?" Tanya Clauva.
"Aku masih di kastilku. Suaraku menggema di dalam pikiranmu." Jawab Lucifer dengan tawanya.
"Jadi selama ini kau mengawasiku?" Tanya Clauva menahan kesal.
"Tentu saja, aku tau semua yang kau bicarakan bersama pria tadi."
"Dengan pria tadi? Lalu selain itu apa saja yang kau dengar?"
"Mengapa kau sangat penasaran? Tenang saja, selama kau berada di kerajaan itu aku tidak bisa mendengar apa yang kau ucapkan. Pria sialanmu itu sangat membatasiku." Jawab Lucifer datar.
Seketika Clauva tersenyum kemenangan, "baguslah. Kau juga tidak perlu mengawasiku sampai sejauh ini. Aku akan kembali."
"Pergilah ke tempat pertama dimana kau mendarat di sana. Aku bisa saja mengendalikanmu sekarang, tapi aku sedang tidak ingin."
"Cih." Clauva memutar bola matanya.
"Apa kau tau apa yang ku pikirkan?" Tanya Clauva tiba-tiba.
"Aku hanya bisa mendengar suara yang kau ucapkan. Menguntungkan untukmu bukan?"
"Ya, sangat menguntungkan."
"Tapi ketahuilah, semua yang kau rencanakan dalam otak cantikmu itu tidak akan berpengaruh padaku."
"Kita lihat saja nanti." Jawab Clauva dengan angkuh, meniru gaya Lucifer dan Axero yang ia ingat. Entah kenapa ia merasa kepribadiannya berubah akhir-akhir ini.
Clauva mendapat sebuah ide, entah itu berakhir buruk atau tidak, ia akan mencobanya walau mengambil risiko. Mengetahui semua rencana Lucifer mungkin adalah pilihan paling bagus, karena ia yakin fakta yang ia tau sekarang belum semua terungkap.
Clauva mengepakkan sayapnya menuju hutan belakang kerajaan di mana tempat pertama kali ia mendarat. Ia sudah memutuskan untuk mengikuti alur Lucifer, dan semua informasi yang ia dapatkan akan ia berikan pada Axero. Namun jika terjadi hal buruk yang akan menimpa dirinya, maka dengan segenap kekuatannya ia akan melawan. Ya, lebih baik begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel King Is My Mate (2) -END-
FantasyCerita ini berisi chapter lanjutan dari cerita The Cruel King Is My Mate di akun @Jovi_ka Jadi sebelum baca chapter di cerita ini, baca dulu chapter sebelumnya ya! Published: 1 April 2020 Finished: 24 Maret 2021 *** Clauva hanyalah gadis desa biasa...