C H A P T E R 33 : Escape

2K 234 5
                                    

Happy reading💕

ㅇㅡㅇㅡㅇ

        Bukan tanpa alasan Axero membiarkan Clauva pergi menjauhinya. Axero tidak membenci Clauva, sama sekali tidak. Namun ia hanya marah, marah mengetahui masa lalu gadis itu yang berhubungan dengan Lucifer, musuh terbesarnya.

Ia hanya tidak ingin gadis itu terluka. Amarah besar menguasai Axero saat pria itu bertemu langsung dengan Lucifer, itu berdampak pada jiwanya yang lain. Jika jiwanya yang lain menguasai dirinya sepenuhnya, Axero pastikan hal yang sangat buruk akan terjadi. Cukup Lucifer yang membuat semuanya menjadi kacau, jangan ditambah dengan dirinya.

Keadaan sudah membaik seperti semula. Namun tidak dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Lucifer mendeklarasikan perang padanya. Dan itu terjadi besok. Hal yang paling ia takutkan adalah kehilangan Clauva, dan ia tidak akan membiarkan Raja Satan itu mengambilnya.

Malam ini diadakannya rapat dadakan di Kerajaan Earyeltizes. Rapat ini guna membahas strategi perang besok, dihadiri oleh Axero, para Raja dari seluruh kerajaan, petinggi negara, dan masih banyak lainnya. Namun rapat ini tak luput dari perdebatan yang mampu membuat Axero terpancing emosi.

"Bukankah lebih baik kita menyerahkan saja Putri Clauva? Dengan seperti itu peperangan tidak akan terjadi dan tidak akan menimbulkan banyak korban jiwa." Ucap Raja Sadoch dengan berani. Tentu ia berani karena dalam hatinya ia sudah muak dengan gadis yang menjadi mate penguasanya itu.

"Kali ini Saya setuju dengan Raja Sadoch, Yang Mulia." Raja Arthur ikut berucap.

"Benar. Putri Clauva selama ini hanyalah menjadi beban bagi dunia ini. Hubungan masa lalunya dengan Lucifer membuat Saya tidak percaya dengan Putri Clauva jika ia sudah menjadi Ratu dunia ini. Dan juga, kutukannya. Kami semua sudah mengetahuinya, Yang Mulia." Jelas Raja Marve.

Axero terdiam, meredam sesuatu yang berusaha keluar dari dalam dirinya. Dalam pikirannya ia terus bertanya, siapa dalang yang membeberkan rahasia kutukan Clauva pada Raja-Raja ini? Orang itu pasti adalah salah satu yang berada di kerajaannya.

"Mohon pertimbangkan semua ini, Yang Mulia." Raja Ilois, satu-satunya Raja kepercayaannya terlihat ragu dengan keputusannya.

Axero tersenyum miring. Mudah sekali mereka bercakap. Tidak taukah mereka berapa lama ia menunggu kehadiran Clauva untuk mendampingi hidupnya?

"Tidak. Keputusanku tetap sama. Putri Clauva akan tetap berada di sini." Ucap Axero dengan menatap satu-persatu orang-orang di hadapannya.

"Tapi, Yang Mulia, Saya yakin tidak ada satu pun di antara kami yang setuju dengan keputusan Anda. Lalu apa tujuan kita sebenarnya berperang? Hanya melindungi satu orang yang jelas-jelas menjadi beban dunia ini?" Ucap Raja Thearon dengan sedikit penekanan.

Axero mengangkat sebelah alisnya, "apa kalian sudah berani menentangku?"

"B-bukan seperti itu maksud kami, Yang Mulia. Hanya saja, keputusan Anda sangat memberatkan kami. Apa yang bisa diharapkan oleh dunia ini jika memiliki Ratu seperti Putri Clauva? Mengapa tidak putri Saya saj-" Jelas Raja Sadoch menambahkan.

Axero memejamkan matanya, "Lalu apa yang bisa aku harapkan dari putrimu, Raja Sadoch?"

Axero kembali membuka mata, menatap tajam Raja Sadoch yang kembali ingin bersuara. Axero geram, ini sudah menyimpang dari tujuan rapat mereka.

"Yang Mulia, sungguh kami sangat keberatan dengan keputusan sepihak Anda," ucap Raja Zerion pelan.

Suasana menjadi hening. Tak ada satu pun yang berani berbicara, menunggu jawaban Axero yang sedang memejamkan matanya kembali. Saat ini Axero sangat tidak ingin amarahnya meledak-ledak seperti biasanya. Ia lebih memilih menyimpan tenaganya untuk bertarung melawan Lucifer yang entah di mana keberadaan pria itu.

The Cruel King Is My Mate (2) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang