C H A P T E R 31 : Lucifer

2.5K 225 6
                                    

Happy reading guys😘

ㅇㅡㅇㅡㅇ

        Axero melihat sekeliling arena festival. Darah berceceran di mana-mana, para pelayan berlari ketakutan, banyak mayat prajurit bertebaran, dan para peserta festival yang bersikap seperti orang kesetanan.

"Yang Mulia," panggil Eugeo dari arah belakangnya. Baju pria itu banyak sekali bercak darah.

"Amankan para Raja dan Ratu, biarkan aku yang turun tangan. Setelah itu, jaga Ratuku dengan segala nyawamu." Ucap Axero yang langsung dilaksanakan oleh Eugeo.

Mata Axero menatap sekeliling dengan tajam, hingga tatapannya bertemu dengan seorang pria berjubah hitam dan bertopeng, tampak mengendalikan sihir cahaya di tangannya.

Axero tersenyum miring. Pria bertopeng itu--Alistair--adalah pria yang kemarin menculik Clauva hingga membuatnya kalap. Alistair terlihat baik-baik saja, seperti ia tidak mendapatkan luka seperti kemarin.

Itu berarti Lucifer sudah mulai berani menampakkan dirinya.

Axero mengangkat tangan kanannya ke atas, membentuk sebuah bola asap hitam, lalu melemparkannya dengan kuat ke arah pria itu.

Bunyi ledakan keras memenuhi arena festival. Bola asap hitam milik Axero mengenai dinding perisai milik Alistair itu. Suasana mendadak hening. Tak ada lagi keributan. Tak ada lagi yang mencoba saling membunuh, tubuh mereka semua berubah menjadi kaku, kecuali Alistair dan Axero.

Menyadari ada sesuatu yang janggal, Axero mendongakkan kepalanya ke atas, ia mendesis saat melihat satu pria berjubah dengan topeng yang sama seperti Alistair tampak membuat perisai pelindung untuk Alistair, sehingga membuat bola asap hitamnya meledak.

"Aku sudah menunggumu cukup lama." Ucap Alistair melihat sosok di atasnya yang mulai menapakkan kakinya ke tanah, sosok yang tak lain adalah Zaleo.

"Ada beberapa hal yang harus aku siapkan tadi." Jawab Zaleo.

Axero melangkah santai ke arah mereka, namun tidak dengan matanya. Manik merahnya terus menatap tajam pada mereka berdua. Kehadiran Axero mengalihkan dua pria berjubah itu. Kini jarak mereka hanya beberapa meter jauhnya.

"Ah, hormat hamba untuk Yang Mulia Lord Axero." Ucap Zaleo dengan nada mengejek.

Axero mencoba menahan emosi yang memuncak dalam dirinya, "apa yang membuat kalian mengacaukan kerajaanku?" Tanya Axero dingin.

Zaleo tersenyum dari balik topengnya, "bukankah tidak sopan jika tamu dibiarkan begitu saja tanpa jamuan?"

Axero menatap datar Zaleo, bahkan disaat-saat seperti ini pria itu masih bisa bercanda? Axero muak walau hanya mendengar suaranya.

"Pengecut sekali. Kenapa hanya ada kalian berdua? Kemana Raja kalian itu?" Tanya Axero balik mengejek.

"Wah, ternyata Yang Mulia sudah tidak sabar bertemu dengannya, ya?" Ucap Alistair dengan nada berlebihan.

Axero terkekeh pelan, "ya, aku sangat tidak sabar untuk mengoyak-koyak tubuhnya."

Alistair mendesis kesal, kemudian ia tersenyum memikirkan ide yang berada di kepalanya. Axero memicing melihat gelagat Alistair yang aneh, membuat Axero waspada.

"Bukankah lebih indah jika seluruh kerajaanmu dipenuhi dengan noda merah? Sekarang lihatlah ketidakberdayaan kalian!"

Tiba-tiba semua tubuh kaku para Pangeran dan Putri serta prajurit kembali bergerak, mereka kembali menyerang dengan brutal, mencoba saling membunuh, namun tatapan mereka kosong, terkendali oleh sihir yang digunakan Alistair.

The Cruel King Is My Mate (2) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang