C H A P T E R 36 : The Real Plan

1.8K 187 15
                                    

Happy reading💕

ㅇㅡㅇㅡㅇ

        Axero membuka matanya perlahan, sedikit heran mengapa ia bisa tertidur. Axero memijit pelipisnya pelan, kepalanya terasa pening, sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi padanya. Apa mungkin tubuhnya sudah mulai bereaksi? Menjadikan Clauva miliknya seutuhnya adalah hal yang sangat penting. Sudah beribu-ribu tahun Axero menyendiri, kini saatnya ia harus mengisi kekosongan singgasana di sampingnya.

Kehadiran seorang mate untuknya sangat berdampak besar pada kekuatannya. Jika Axero tidak segera memiliki Clauva seutuhnya, maka perlahan-lahan kekuatan yang berada dalam tubuhnya berkurang, dan dampak terburuknya, jiwa nya yang lain akan menguasainya, kemungkinan tidak dapat kembali.

"Eughh.." lenguhan kecil di sampingnya membuat Axero terdiam, lalu melirik siapa yang telah berani tidur bersamanya.

Axero sedikit terkejut melihat Putri Arlina yang sedang tertidur lelap, tidak menggunakan sehelai benangpun dan tubuhnya ditutupi oleh selimut yang saat ini menutupi tubuh telanjangnya juga.

Axero menatap tajam Putri Arlina, dengan gerakan cepat salah satu tangannya memegang bahu Putri Arlina, sedangkan yang satu lagi mencengkeram pipi tirus itu.

"Akh! Y-yang Mulia? Ada ap-"

"Jelaskan apa yang terjadi dengan semua ini." Ucap Axero dingin.

"A-apa? Apa Yang Mulia tidak mengingatnya? Yang Mulia yang memaksa Saya melakukan hal ini, lalu.. hiks.." Putri Arlina mengeluarkan air matanya, terisak pilu.

Axero mengernyitkan dahinya tidak percaya dengan ucapan wanita di bawahnya ini, "jangan berbohong padaku."

Putri Arlina menggelengkan kepalanya, "tidak Yang Mulia, Saya tidak berbohong." Ucap Putri Arlina dengan suara parau.

Akting yang bagus.

Axero menatap Putri Arlina datar, lalu menghembuskan napasnya kasar. Ia melepaskan cengkeraman tangannya, "keluar."

Putri Arlina menatap Axero sendu, "setelah semua yang telah terjadi, Anda mengusi-"

"Apa kau tuli? Aku bilang keluar." Ucap Axero tajam, Putri Arlina dengan terpaksa memakai kembali semua kain yang tergeletak begitu saja di lantai lalu keluar dengan air mata yang mengalir, namun jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat senang semua ini telah terjadi.

Axero sama sekali tidak percaya dengan ucapan Putri Arlina. Seingatnya semalam ia sedang berada di ruang kerjanya, mempersiapkan diri untuk rencananya hari ini. Lalu setelah itu, ia tidak mengingat apapun lagi. Bahkan ia tidak tau bagaimana bisa ia berada di tempat peristirahatannya.

Sebenarnya apa yang telah terjadi semalam? Axero yakin ada sesuatu yang ia lupakan. Namun saat ini ia tidak ada waktu untuk meladeni masalah ini.

"Ini saatnya aku mengambil alih. Bukankah kau cukup lelah untuk semua ini? Biarkan aku menguasaimu." Suara dari dalam pikirannya mengusik Axero.

"Diam." Desis Axero, kepalanya terasa pening lagi.

"Aku bisa mengambil mate kita kembali, percayakan padaku." Suara itu kembali terdengar.

"Diam atau aku yang akan melenyapkanmu."

"Hahaha! Bagaimana caramu melenyapkanku, heh? Jika kau melenyapkanku, tentu saja kau juga akan ikut mati bersamaku."

Axero terdiam, enggan menanggapi suara itu lagi. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara ia mengambil Clauva kembali dari genggaman Lucifer.

The Cruel King Is My Mate (2) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang