C H A P T E R 37 : Invitation

1.6K 180 4
                                    

Happy reading❤️

ㅇㅡㅇㅡㅇ

Putri Sienna menatap undangan yang berada di depannya dengan tatapan tidak percaya, matanya melirik Raja Ilois yang juga terkejut melihat undangan itu.

"B-bagaimana bisa? Kenapa mendadak sekali? Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raja Ilois, Putri Sienna menggelengkan kepalanya tidak tau.

"Lalu bagaimana dengan Putri Clauva?" Sekali lagi Putri Sienna menggelengkan kepalanya, ia sendiri juga kebingungan.

"Ekhem, jangan lupa menghadiri acara penting ini." Ucap Eugeo disela kebingungan mereka.

"T-tapi.." Putri Sienna tidak bisa melanjutkan ucapannya, ia kehilangan kata-kata.

"Kalau begitu Saya permisi," ucap Eugeo sebelum meninggalkan kerajaan Nõid.

Eugeo sendiri juga kebingungan, Axero melakukan semua ini sangat-sangat mendadak. Setelah keluar dari ruang peristirahatannya kemarin, Axero langsung menemuinya dan menyuruhnya membuat undangan pertunangannya dengan Putri Arlina. Bahkan undangan itu harus disebarkan ke seluruh penjuru negeri dengan cepat.

Hal itu sangat membuatnya terkejut, Eugeo tidak tau apa yang ada di pikiran Rajanya itu. Bahkan kemarin Axero sempat membicarakan hal ini dengan Raja Sadoch dan Ratu Elfania dari Kerajaan Wolves. Terlihat dari sepasang werewolf itu mereka sangat senang mendengarnya, walau mereka sempat kebingungan juga.

Walau dengan sedikit rasa tidak terima, Eugeo diberikan perintah khusus untuk memberikan undangan pada lima kerajaan besar lainnya, Caleviem, Fairies, Leoatle, Olifiq dan terakhir Nõid.

Kini Eugeo berniat kembali ke Kerajaan Earyeltizes, melaporkan pada Axero bahwa tugasnya telah selesai. Acara itu pertunangan itu dilakukan besok malam, seketika Eugeo memikirkan Clauva yang sekarang entah bagaimana kabarnya. Bagaimana perasaan gadis itu jika mengetahui hal ini?

Perjalanan menuju kerajaan Earyeltizes membutuhkan waktu sedikit lebih lama, sesampainya Eugeo di sana ia langsung menuju ruang kerja Axero dan melaporkan tugasnya yang telah selesai.

"Bagus. Bagaimana dengan semua rakyat, apa mereka juga sudah mengetahuinya?" Tanya Axero memastikan. Tatapan matanya tak beralih dari secarik kertas yang sedang ia pegang.

"Para prajurit sudah mengumumkannya, dan para bangsawan dari seluruh penjuru negeri juga dipastikan akan hadir, Yang Mulia. Dan persiapan untuk acara pertunangan Anda besok malam sudah selesai dan terencana." Jelas Eugeo.

"Hm, kerja bagus. Kau boleh keluar." Usir Axero secara halus. Mendengar hal itu Eugeo tak langsung meninggalkan ruangan itu, ia terdiam sejenak.

"Ada apa?" Tanya Axero yang menyadari keanehan Eugeo.

"Bolehkah Saya bertanya?" Ucap Eugeo dengan hati-hati.

"Hm."

"Apa yang sebenarnya Anda rencanakan, Yang Mulia? Mengapa hal ini sangat mendadak sekali? Maaf jika Saya telah lancang."

Axero memandang Eugeo dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Aku hanya merelakan satu hal yang sangat berarti untuk menyelesaikan masalah." Jawab Axero dengan ambigu.

Axero menatap langit-langit ruangan, menerawang sesuatu, "aku sudah membaca pergerakannya dan aku tau kemungkinan yang akan terjadi."

Eugeo mengangguk paham, ia sadar Axero tak mau memberikan inti kejelasan dari semua ini. Namun Eugeo percaya apa yang dilakukan Axero adalah jalan yang terbaik. Terlepas dari ini semua, mungkin jalan satu-satunya adalah ini.

The Cruel King Is My Mate (2) -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang