A/N:Pembaca saat Verro salah untuk yang pertama kalinya:
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Pembaca saat Verro salah untuk yang ketiga kalinya:
🤨😳😞😡🤬😱😰😨😭***
My memory
At that moment I remembered it all
When I see those memories they seems so smallYou are far away
In a place that I can't reach
I didn't say 'I love you' nor 'I will wait for you'I really was to blame
-
My Memory - Ryu
***
Beberapa kejadian terasa lebih buruk saat diceritakan ulang.
Tapi Dara menceritakan kejadian 10 tahun yang lalu dengan lancar dan jernih. Tidak ada suara gemetar, tidak ada air mata. Nada suaranya hampir tanpa emosi, seolah dia sedang menceritakan tragedi yang dialami orang lain, keluarga yang lain.
Suara Dara hanya sempat sedikit gemetar saat dia menceritakan stroke yang dialami mendiang ayahnya.
Bagaimana ayahnya mengalami stroke hebat, dua hari setelah kejadian pengusiran Panca, beberapa jam setelah Lintang menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya dengan berurai airmata.
Bayu sempat dibawa ke Semarang sebentar, tapi perdarahan di otaknya sudah terlalu parah dan harus dioperasi. Ika pun membawa Bayu ke Jakarta untuk ditangani lebih lanjut, sementara itu, karena di Pandanlegi baik Bayu maupun Ika adalah perantau, Ika yang kini mengambil alih peran Bayu sebagai kepala keluarga, dibantu Bu Sunar, memutuskan untuk memboyong kedua putrinya ke Bandarlampung, tempat keluarga besar Ika berada.
"Segalanya berlangsung serba cepat, aku bahkan hanya membawa sandal favoritku, bagian sebelah kanannya saja," kata Dara, setengah tertawa, berharap bisa mengurangi ketegangan suasana.
Tapi Panca tidak mengatakan apa-apa. Dia jelas tidak menganggap bahwa ketinggalan satu sendal saat kamu mengalami perpindahan antarkota antar pulai merupakan sesuatu yang lucu.
Kepala pria itu tertunduk, sementara kedua tangannya meremas lutut kuat-kuat, Dara takut paha Panca akan memar besok.
Pria itu duduk di tepi ranjang. Dara juga duduk di tepi ranjang yang sama, berjarak hampir semeter dari Panca, menatap pria itu dengan gamang.
"Mas Panca?" panggil Dara pelan.
Panca diam saja. Menit-menit berlalu dan pria itu akhirnya menghela napas panjang.
Panca mengangkat wajah, lalu menoleh perlahan ke arah Dara. Bibirnya tersenyum. "Ya, Dara?"
Dara menatap Panca dengan lekat. Menatap senyum pria itu dengan seksama.
Dia tidak tahu bagaimana seharusnya Panca harus bereaksi, tapi menurut Dara, begini juga sudah cukup....
"Mewakili Mbak Lintang, mewakili Bapak dan Ibuku, aku minta maaf..."
Apa yang jadi ganjalannya selama ini sudah tersampaikan... Apa yang menjadi kesalahan keluarganya, sudah dijelaskan... Panca memaafkan atau tidak, sudah di luar kuasanya.
"Aku tak tahu harus bagaimana mendengarnya..." kata Panca, senyumnya sedih. "Mau menyalahkan siapa kalau semua orang sama-sama sengsara."
Dara menunduk, menatap tangannya sendiri yang saling meremas. "Kak Lintang tidak pernah sekalipun menggambar apa-apa setelah kejadian itu... beliau pensiun total."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan Terbelah Dendam
RomanceDara pernah punya segalanya, lalu dia bertemu Panca. Panca pernah tak punya apa-apa, lalu dia bertemu Dara. Sepuluh tahun berlalu... Panca dan Dara kembali bertemu. Kini Panca memiliki segalanya, tapi Dara tetap tak terjangkau olehnya.... *** Starte...