Ini bukan tentang Cinderella yang menemukan pangerannya dalam satu malam, bukan juga tentang Aurora yang terselamatkan dari kutukan oleh pangeran yang dicintainya, dan bukan pula tentang Belle yang cinta sejatinya menyelamatkan pangerannya yang terk...
sama mau ngasi tau kalo part ini agak panjangan. semoga tdk bosen
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••••
Malam itu, Hospital Wings tampak lengang, hanya ada dua ranjang yang terisi, yaitu Ron dan Listy dengan ranjang bersampingan.
Prof. Dumbledore dan Prof. Snape baru saja keluar setelah berbincang sebentar dengan Madam Pomfrey mengenai keadaan kedua murid Gryffindor itu.
Kaki Ron yang terluka karena gigitan Sirius sudah dibalut perban dan ditaruh di atas tataan agar lebih tinggi dibanding bagian tubuhnya yang lain.
Listy juga sudah diobati oleh Madam Pomfrey tadi. Tulang rusuknya patah dua, memar di bagian kepala sebelah kanan dan wajah bagian kirinya cukup parah.
Kini kondisinya sudah membaik. Walau belum sepenuhnya pulih, tapi kata Madam Pomfrey sebentar lagi ia akan sadar.
Ron sedari tadi masih menoleh ke kanan kiri bingung karena beberapa menit yang lalu ia melihat Harry dan Hermione yang berdiri di tengah Hospital Wings. Tapi sedetik kemudian keduanya muncul masuk melewati pintu.
Harry dan Hermione hanya tertawa melihat Ron yang kebingungan.
"Listy tidak akan apa-apa kan?" Harry yang duduk di pinggiran ranjang Ron bertanya pelan sambil menatap Listy yang terbaring.
"Tidak apa-apa, ia akan sadar sebentar lagi," Hermione mengelus lengan Harry sambil ikut menatap Listy.
Ron ikut menoleh dan sedikit tidak tega melihat sahabatnya dari kecil itu terbaring tidak sadarkan diri.
Harry melangkah mendekat ke arah ranjang Listy, duduk di kursi yang ada di samping ranjang gadis itu.
Tak lama, terdengar pintu Hospital Wings yang terbuka.
Tampaklah dua laki-laki jangkung berambut merah yang identik. Mereka masuk dengan senyuman jenaka di wajah mereka.
“Hello, Ronnie-kins."
“Adik kecil kesayangan kita," sapa keduanya bersahutan membuat Ron mendelik.
“Jangan panggil aku Ronnie!” ucapnya tak suka.
“Memangnya ada apa dengan Ronnie? Kurasa itu lucu, bukan begitu George?”
“Tenntu saja Fred. Cocok untuk Little Boy sepertimu Ronnie."
