Ini bukan tentang Cinderella yang menemukan pangerannya dalam satu malam, bukan juga tentang Aurora yang terselamatkan dari kutukan oleh pangeran yang dicintainya, dan bukan pula tentang Belle yang cinta sejatinya menyelamatkan pangerannya yang terk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello cantik cantik! Gimana yang puasa? Lancar kan? Tanpa ngehalu ya? Hahaii Malem ini up lagi nih, moga tyduck mengecewakan yah.. Jangan lupa vomment para bidadari ❤️✨ ••••
Listy berjalan sendirian menuju Great Hall. Hari ini adalah hari dimana seluruh murid kembali ke Hogwarts untuk persiapan tahun ajaran baru.
Gadis itu pergi ke Great Hall sendiri karena ia harus mengurus permen dan coklat miliknya yang tertinggal ketika tahun ajaran kemarin berakhir.
Ia harus memilah antara yang masih bisa dimakan dan yang sudah tidak bisa. Kemudian membuang yang telah kadaluwarsa.
Memang terdengar sederhana, namun membutuhkan waktu yang lama. Karena merasa tak enak, Listy menyuruh Hermione untuk pergi ke Great Hall duluan bersama Harry dan Ron.
"Thornheart!"
Langkah gadis itu berhenti di sebuah lorong yang tak jauh dari Great Hall ketika suara seseorang terdengar memanggilnya.
Ia menoleh ke kanan dan kiri, kemudian menghadap depan lagi dengan kening berkerut. Ia mendengarkan dengan seksama asal suara langkah kaki.
Ia berbalik saat menyadari bahwa suara itu berasal dari arah belakang.
Listy tersenyum lebar melihat tiga orang laki-laki berjubah hijau dengan satu orang yang paling depan melambaikan tangan ke arahnya dan tersenyum.
Mulut gadis itu terbuka dengan tangan terangkat ke atas seakan hendak menyapa balik, tapi tidak jadi. Berakhir dengan keningnya yang berkerut bingung.
Tiga laki-laki itu telah berdiri di depan Listy, ketiganya menatap bingung Listy yang terlihat tengah berpikir keras.
"Kau kena-"
"Tunggu sebentar. Aku sedang berpikir!" potong Listy sambil menyodorkan telapak tangannya ke depan wajah laki-laki yang paling depan.
Dua laki-laki di belakangnya nampak saling melirik dan mengerutkan keningnya bingung.
"YA AMPUN!"
Ketiga laki-laki itu berjengit kaget saat tiba-tiba Listy memekik berbarengan dengan menepuk tangannya keras-keras.
"Bagaimana aku bisa lupa? Higgs kan? Oh, maaf aku memang sedikit pikun," lanjutnya sambil tertawa pelan.
"Kau bisa panggil aku Terence saja," balas Terence santai, seolah tak mempermasalahkan tentang lupanya gadis itu.
"Oh ya. Kau bisa panggil aku Listy saja," balasnya lagi masih dengan tersenyum.
"Em ya, ini kenalkan teman-temanku," Terence menoleh ke dua orang di belakangnya seolah memberi kode untuk mereka agar memperkenalkan diri.
