d u a | اثنين

593 95 7
                                    


Kayanya cuma aku yah yg semangat update? Sedih banget😭

Tapi gapapa makasih buat 23 voter pertama yang bisa ngehargain karya aku💙🙏🏻








H+1







-e n j o y-




Memandangi langit mendung lewat jendela mobil tidak membantu menenangkan hati Rachel.

Ingin rasanya dirinya kabur saat selesai sarapan tadi pagi, namun sialnya Handphonenya sudah tidak ada dan kecurigaannya tentu saja kepada Ayahnya.

"Disana ada Raja, Ra! Dan pasti disana kamu bisa menemukan teman-teman yang jauh lebih baik daripada Sasa, Caca dan Jessi, jadi kamu tenang aja. Pesantren itu ga buruk kok, kalo kamu ikhlas" penuturan dengan nada lembut masuk ketelinga Rachel.

"Hm" hanya itu saja jawaban dari Rachel.

Arina-- sang Bunda sedikit menoleh kebelakang guna dapat menatap anak gadis satu-satunya, yang sedang memandang keluar jendela.

Tangannya menjulur mengelus paha Rachel yang tertutupi gamis panjang berwarna Navy.

"Kamu harus dengerin apa kata Abah, kamu juga harus sedikit menerima ini. Ayah sama Bunda ga bakal masukin kamu kesana kalo aja kamu nurut sama Ayah ataupun Bunda, lagian ini buat kebaikan kamu sayang~. Lihat Raja sekarang, dia betah disana karena dia sudah terbiasa, sudah bisa menerima, Bunda percaya kamu juga bisa kaya Raja"

Untuk kali ini Rachel menolehkan kepalanya, membalas tatapan lembut dari sang Bunda.

"Rachel usahakan Bunda" jawabnya sambil menampilkan senyum paksanya.

"Senyumnya yang ikhlas dong sayang" celetuk Mino-- sang Ayah yang melirik dari spion.

Suaranya jauh lebih lembut dari apa yang ia dengar tadi pagi.

Rachel pun tersenyum manis tanpa paksaan, walaupun sebenarnya susah.

Apakah ia dapat menerima ini? Akankah ia dapat merubah semua pikiran negatifnya? Akankah ia dapat berubah?

Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bersarang dipikirannya sekarang.

Mobil yang ditumpanginya itu akhirnya masuk kedalam gerbang suatu bangunan luas serba hijau, Ayahnya yang membuka kaca jendelanya sesekali menyapa beberapa orang yang ada diluar sana.

Berhentinya mobil, membuat Rachel sadar dari lamunan.

"Ayo buruan keluar, itu Raja udah nyambut!" ujar Bundanya.

Sedikit melirik keluar, dan benar saja ia mendapati laki-laki yang sudah serupa raksasa mendekati mobil mereka.

Tersenyum lalu membuka pintu mobil untuk menyambut dirinya.

"Idih bisa kali tuh bibir dikuncir!" cibirnya.

Rachel yang mendengar itu turun, lalu meninju perut kembarannya yang tingginya jauh dari dirinya.

Bukannya kesal, Raja terlihat gemas lalu ia dengan tak sungkan memeluk kembarannya itu.

"Kangen gue Mbem!" ujarnya sambil mengelus hijab gadis yang ia panggil Tembem barusan.

"Udahlah! Pengap gue, berasa dipeluk raksasa!" kesal gadis itu.

"Lo yang kurcaci bukan gue yang raksasa!" balasnya.

Ingin membalas perkataan kembarannya, namun suara Bundanya membuat ia mengurunginya.

"Berantemnya nanti aja, Ayo buruan samperin ketua yayasannya!" tegur sang Bunda.

fake santri | سانتري وهميةTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang