e m p a t | أربعة

446 95 30
                                    












H+3







-e n j o y-

























Biasanya, seseorang akan malu jika menjawab 'tidak bisa mengaji' tapi beda dengan gadis baru dengan mata kucing itu.

Bisa-bisanya tiga puluh menit yang lalu Rachel berkata dengan lancang kalau dirinya tidak bisa mengaji.

Tapi tidak apa-apa itu artinya dirinya jujur dan ingin belajarkan? Lagian lebih malu bilang bisa tapi pas praktek u a u a aja bunyinya.

Dan akhirnya disinilah dia, disuatu ruangan sebesar kamar asramanya, dirinya berkumpul dengan bukan teman sebayanya.

Iya, dirinya sedang menunggu giliran mengaji dengan anak SD.

Ada tiga belas anak kecil, satu guru ngaji-- ustadzah May namanya.

Sebenarnya sedikit kewalahan untuk ustadzah May mengajar anak sebanyak ini, ditambah akan mengajar huruf dasar kepada Rachel, mana waktu sudah hampir dhuhur.

"Kenan!" tiba-tiba suara ustadzah menggema disaat ia memanggil seseorang yang ada diluar.

Tidak lama pintu terbuka, menampilkan pemuda tampan dengan balutan baju koko biru muda, sarung rapi dengan peci yang sedikit basah dibawahnya dikarenakan rambut yang basah dikarenakan air wudhu(?).

"Assalamualaikum ustadzah" pemuda yang bernama Kenan itu sedikit menunduk sopan sembari menghampiri Ustadzah May.

"Waalaikumsalam, kamu lagi sibuk Kenan?" tanyanya.

Kenan menggeleng, "Tidak ustadzah, hanya saja akan pergi kemushola" jawabnya sambil senyum.

Rachel sedikit tertegun saat kedua manik kucingnya memandang senyuman yang sejuk dari pemuda tampan itu.

"Kebetulan sekali, ustadzah perlu bantuanmu. Ustadzah Jijah sedang tidak enak badan, kamu bisa menggantikan ustadzah Jijah untuk hari ini?"

"Tentu saja ustadzah, apa yang harus Kenan lakukan?"

"Kamu bisa ajarkan santri baru itu? Karena dirinya baru saja menjadi santri, dan harus diajarkan dari huruf dasar, tidak memungkinkan jika harus menunggu anak-anak selesai mengaji"

Kenan memperhatikan Rachel yang ternyata sedari tadi memperhatikannya, Kenan jadi salah tingkah, dirinya menunduk untuk menyembunyikan gugupnya.

"Ha-haruskah dia yang Kenan ajari, ustadzah?"

"Ayo dong, lu- eh kamu aja yang ajarin aku. Aku udah ngantuk nih, kan sebentar lagi harus sholat juga!" Rachel mengedipkan sebelah matanya.

"Sudahlah Kenan, tidak apa-apa. Kasihan anak-anak lain sudah menunggu, kita tidak punya banyak waktu"

Bismillahirrahmanirrahim, maaf jika hambamu ini sedikit hilaf-- itu tadi suara hati Kenan yang berdegup(?) kencang.

Tidak banyak protes, Kenan pun duduk dihadapan Rachel dengan meja kecil untuk alas iqro yang didekap Rachel sedari tadi.

"Cepatlah j-jangan mengulur waktu!" Terlihat sekali jika pemuda alim ini sedang gugup.

Rachel tersenyum, "Aku ga akan nerkam kamu kok, tenang aja. Gausah segugup itu, kamu lagi mau ngajarin aku ngaji, bukan mau mengucapkan ijab untuk menjadikan aku istri!"

Setelah itu Rachel buru-buru membuka iqro'nya kehalaman pertama.

Dengan perasaan yang nano-nano, Kenan yang baru saja diserang dengan mulut manis(?) Rachel, bukan. bukan kiss maksutnya. Maksutnya diserang dengan kata-kata yang buat dirinya makin gugup, pun dengan menghela nafas panjang lalu menghembuskan dengan perlahan, memberanikan diri untuk menghadapi gadis aneh baginya seperti Rachel.

fake santri | سانتري وهميةTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang