duapuluh satu | واحد وعشرين

232 60 13
                                    











H+20

-e n j o y-












Malam ini suasana dimeja makan keluarga Mahesa cukup menegangkan, sehabis sholat tarawih tadi Ayah Mino menyuruh Keluarga kecilnya-- kecuali Danny, berkumpul dimeja makan.

Rachel yang ada disamping Raja dan berhadapan dengan Bunda terlihat memainkan kuku jarinya-- menandakan bahwa gadis itu sedang gugup.

"Ayah dengar Abang sudah bisa menyukai seorang gadis, bener Bang?" tanya Ayah Mino memecahkan keheningan.

Raja yang sedari tadi menunduk pun langsung menghadap Bunda dan Ayah bergantian.

"Abang bisa jelasin Yah--"

"Ayah perlunya kamu jawab Iya atau Tidak!" potong Ayah.

Raja memejamkan matanya, jika Ayahnya sudah menyuruh berkumpul pasti bakal ada hal penting-- dan benar saja dugaannya, pasti bakal menyinggung masalah ini.

"Iya Yah!"

"Siapa?"

"Ana Yah! Sahabatnya Kakak!" jawab Raja pasti.

Rachel cukup kaget dengan nyali kembarannya itu yang tidak ada ragu-ragunya menjawab.

Terlihat Ayah mengangguk mendengar jawaban anak bujangnya itu.

"Jadi sekarang?" tanya Ayah terdengar menggantung.

"Ma-maksutnya Yah?"

"Kamu ga ada niatan mau serius kaya Bayu?"

Uhuk uhuk uhuk..

Mendengar perkataan Ayahnya itu membuat Rachel tersedak air liurnya sendiri.

"Emangnya ga kecepatan Yah?" tanya Raja.

"Ta'aruf dulu! Ayah ga nyuruh kamu cepet nikah! Ayah mau kamu nerusin perusahaan!"

"Y-ya nanti Abang bicarain dulu sama Ana"

"Heh kok gitu? Kenapa ga langsung kitanya aja yang kerumah Ana?"

Raja kaget, dia sebenernya belum punya cukup nyali buat mengajak gadisnya serius.

Melihat anak bujangnya itu diam, Ayah Mino sangat paham bahwa tidak mudah buat mengumpulkan nyali untuk menyatakan perasaan, maka Ayah sekarang mengalihkan matanya menuju anak gadisnya yang sedang menunduk.

"Gimana Bayu?" tanyanya.

Mendengar nama Bayu, Rachel langsung mendongak menatap Ayahnya.

"Ga gimana-gimana Yah" jawab Rachel polos.

"Bukan itu maksut Ayah! Kapan Bayu mau ngajak Om Wawan dan Tante Haina kerumah?"

Jujur saja, Rachel belum tau kapan. Bahkan dia saja belum tau yang mana orang tua dari Bayu. Rachel pun menatap lekat-lekat mata Ayahnya.

fake santri | سانتري وهميةTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang