🍀 17 🍀

1.1K 238 78
                                        

"...tapi ... kayanya aku pernah lihat kamu. Iya nggak sih?" Seungwu mendongak untuk menatap Daniel dengan pandangan bingung.

Daniel terdiam, mendongak menatap Seungwu. Kejadian miris setengah memalukan itu kembali berputar di kepalanya.

Saat ia sekarat dan saat ia menyatakan cinta seperti tak akan bertemu lagi.

Aduh ... mau ditaruh dimana muka gue?

Daniel menatap Seungwu cukup lama sebelum akhirnya ia tersenyum dan menjawab, "Iya, kita pernah ketemu satu kali pas saya kecelakaan," ia menjawab dengan santai kemudian melanjutkan acara makannya.

Seungwu tidak melanjutkan acara makan kue cokelatnya, ia justru menatap laki-laki di depannya lamat-lamat. "Kamu yang bilang 'aku cinta kamu' ke aku pas sekarat?" tanya Seungwu lagi.

Daniel kembali dihantam. Ia kira Seungwu sama sekali tak ingat dengan kejadian menyedihkan dua tahun lalu. "Ya," balas Daniel pendek. Lalu hening, hanya ada suara hiruk pikuk orang-orang di sekeliling mereka.

"Duluㅡ" Seungwu kembali berujar namun sengaja ia gantung. Membuat Daniel kembali mendongak dan menatap yang lebih tua dengan penasaran. "ㅡkamu sering banget hadir di mimpiku, tapi dulu. Kamu dan aku ada di dalam satu rumah yang sama, melakulan banyak hal berdua. Memang udah lama banget, dua tahun yang lalu tapi aku sama sekali nggak bisa lupa dan ketika aku ketemu sama kamu, aku sama sekali nggak merasa kaget," lanjut Seungwu.

Daniel terdiam, ia bingung bagaimana caranya membalas perkataan Seungwu. Ia tidak mungkin bilang jika Seungwu adalah istri masa depannya. Daniel menatap Seungwu dengan dalam, bibirnya terkatup rapat cukup lama ia dalam posisi seperti itu. Namun, Daniel justru tak berkomentar. Ia lebih memilih untuk melanjutkan acara makannya.

"Kamu nggak mau nanggapin gitu?" tanya Seungwu dengan alis yang terangkat sebelah.

"Saya nggak tau harus komentar apa," balas Daniel singkat tanpa menatap Seungwu. Ia terkesan menghindari tatapan yang lebih muda. Seungwu hanya mengangguk paham dan tak bertanya lagi. Ia memilih fokus memakan kue cokelatnya.

"Kamu bilang, kamu tuh desainer. Desainer baju? Perhiasan?" Daniel mengalihkan pembicaraan.

"Baju sih, tapi lebih ke baju cewek. Cowok ada, cuma desainku nggak banyak," jawab Seungwu. "Kalau kamu? Itu perusahaan orangtua atau perusahaan kamu?" tanyanya.

"Ada mereknya?" Daniel menimpali dengan pertanyaan lebih dulu. "Oh itu, perusahaan orangtua. Saya sendiri pengennya bukan jadi bos gitu. Saya mau jadi penulis terus nerbitin buku sendiri," lanjut Daniel.

"Oh ya? Jarang banget loh ada cowok yang mau jadi penulis. Coba aja gih nulis gitu, soal hal yang kamu alami?" usul Seungwu. Ia mendadak bersemangat tentang cita-cita Daniel yang belum tercapai. "Kalau soal merek itu, ada kok. BALENCA, tapi sama kaya kamu. Cita-citaku bukan mau jadi desainer, aku mau jadi pengusaha Event Organizer khususnya Wedding. Kalau sekarang, aku banyak digandeng sama EO dan WO buat jadi vendor gitu," ujar Seungwu tanpa diminta. Ia tersenyum tipis ketika menceritakan mimpinya yang belum kesampaian.

"Oh BALENCA? Bunda ada beberapa gaun mereknya itu tapi nggak tau juga," jawab Daniel dengan kening berkerut. "EO? Ribet sih ya. Apalagi kamu sekarang posisinya desainer dan punya brand. Gini, mungkin kamu ada baiknya sih fokus aja sama pekerjaan kamu sekarang kalau mau beralih sebentar, cari pekerjaan yang nggak bikin kamu stres dan beban juga," lanjutnya.

From The Future ➖ OngNiel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang