"Nggak usah dibahas, nanti kalau aku udah nggak ada kamu nyariin."
"Hah? Maksudnya gimana?" Daniel melongo sambil menatap Seongwoo. Sedangkan Seongwoo hanya melengos saja kemudian malangkah pergi.
"Heh! Gue belum ngerti maksud lo gimana! Main pergi aja!" sewot Daniel lalu mengejar Seongwoo yang sudah menggantungkan tubuhnya pada tiang besi kemudian ia menaik turunkan tubuhnya pada besi itu. Istilahkan pull up.
Seongwoo ini bugarnya bukan main, di masa depan setelah melahirkan saja Seongwoo langsung gerak cepat untuk membentuk kembali tubuhnya. Supaya tetap ramping dan Daniel tidak malu kalau jalan dengannya. Padahal mau Seongwoo seperti apapun bentu badannya, itu sama sekali tidak berpengaruh pada Daniel. Kan Danielnya bucin.
"Lo kuat ngangkat badan sendiri?" Daniel menatap Seongwoo dengan pandangan ngeri. Ia takut kedua tangan Seongwoo patah karena pull up. Mana badan dia kurus gitu lagi ya.
"Kuatlah. Kamu jangan ngeremehin aku ya, Dan. Emangnya kamu, badan doang gede, lari nggak kuat apalagi disuruh pull up," ejek Seongwoo tanpa menatap Daniel.
Daniel berdecak, "Minggir lo! Gue mau buktiin kalah omongan lo itu salah. Gue sanggup kali cuma begini doang," remehnya.
Seongwoo menyingkir dan membiarkan Daniel mencoba melakukan pull up. Kedua tangan laki-laki itu sudah memegang besi pegangan, hanya tinggal mengangkat tubuhnya saja.
Kita lihat apakah Daniel berhasil?
Daniel berhasil mengangkat tubuhnya sebelum...
KRAK!
"AARRGGHH!!!"
GUBRAK!
"DANIEL!!!"
Seongwoo menghampiri Daniel yang sudah jatuh terduduk sambil memegangi pundaknya yang terasa nyeri.
"Kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit? Makanya jangan sok-sokan mau coba pull up, itu perlu pemanasan sama latihan dulu! Jangan asal coba aja, cedera kan akhirnya!" Seongwoo mengomel sambil sesekali mengusap pundak Daniel yang terasa sakit.
"Ini pasti bakalan bengkak. Udah, ayo pulang!" ajak Seongwoo dan membantu Daniel untuk berdiri. Terlihat sekali dari sorot matanya bahwa laki-laki itu khawatir pada Daniel.
"Perhatian banget sih," Daniel mengejek Seongwoo. Di kondisi seperti ini saja Daniel masih sempat-sempatnya meledek Seongwoo.
"Aku nggak mau jadi tersangka penganiayaan. Nganiaya kamu tuh nggak penting, nggak ada yang bisa dibanggain atau dicuri juga dari kamu," balas Seongwoo ketus.
"Loh hartaku? Perusahaanku?"
"Kamu pikir aku miskin? Perusahanmu sama uangmu juga nggak bakalan bikin aku bahagia!" balas Seongwoo lagi.
Daniel tersenyum lebar, "Soalnya yang bikin bahagia itu direktur utamanya. Iya nggak? Lo bahagia kan sama gue?" ia menaik turunkan alisnya untuk menggoda Seongwoo.
Tak bisa dipungkiri kalau kedua pipi Seongwoo memerah walaupun hanya terlihat tipis sekali.
"Tuh kan gue bener! Emang gue tuh pemberi kebahagiaan lahir batin buat lo, Woo," sahut Daniel lagi sambil tertawa.
"Kalau kamu nggak diam, bahumu yang cedera bakalan aku bikin patah," ancam Seongwoo. Ia berusaha menyembunyikan rasa malunya.
"Uuuu! Jangan galak-galak kenapa sih, heran gue. Lo hobi banget marah-marah," komentar Daniel yang membuat Seongwoo menatapnya lagi.
"Jelaslah, kamu aja hobi memancing keributan dan emosi orang lain. Jadi aku ada alasan buat marah-marah," jawab Seongwoo dengan senyuman culasnya.
"Mimpi apa gue semalam kalau nanti bisa nikah sama manusia judes kaya lo," cibir Daniel yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Seongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future ➖ OngNiel ✔️
ФанфикшнSemua orang tau Daniel adalah laki-laki yang paling diminati. Ia tampan, pintar, cakap dan ramah. Tapi dibalik semua sifat sempurnanya, ada kejelekan yang tersembunyi. Daniel tidak pernah makan teratur, cukup sering mabuk-mabukan, perokok aktif, pe...
