"Kamu sama Daniel kapan mau nikah? Udah sering dibawa ke rumah loh anaknya. Udah dikenalin sama Mama dan Papa juga," celetuk Wendy saat keluarga kecil itu sedang menyantap makan malam.
Seongwu yang hendak menyuapkan nasinya mendadak terdiam kemudian menatap sang ibu, "Mama yang bener aja, masa nanyanya kaya gitu?" balas Seongwu dengan kening berkerut kemudian menyuapkan makanannya.
"Ya benar kata Mamamu, Wu. Kapan kamu mau menikah? Umur kamu juga udah cukup," sahut sang ayah, Chanyeol.
"Tapi aku yang nggak mau! Karirku lagi bagus-bagusnya, sayang banget harus nikah sekarang dan yang Mama dan Papa pasti tahu adalah aku nggak pernah suka kerjaanku dipercayain ke orang lain," tukas Seongwu yang membuat kedua orangtuanya terdiam. Anaknya benar-benar tak mau menikah.
"Bukan nggak mau nikah kali, maksudnya belum mau nikah," ralat Chanyeol tanpa menatap anaknya.
"Aku memang nggak mau nikah. Lagi pula aku nggak suka anak kecil," balas Seongwu yang terlampau kasar sampai Chanyeol dan Wendy pun berpandangan. Anaknya ini kenapa?
"Kalau Daniel ngelamar kamu gimana?" tanya Wendy lagi.
"Ya putusin aja. Pacaranku sama dia juga nggak serius-serius amat," balas Seongwu judes. Entah ada apa dengan Seongwu hari ini.
Chanyeol membalikkan sendok dan garpunya pertanda ia telah selesai makan, "Ya nggak bisa gitulah, Kak. Papa yakin suatu saat nanti kamu pasti nikah, kamu pasti lihat teman-teman kamu yang menikah dengan pandangan iri. Pasti kamu akan bertanya-tanya kapan kamu nikah? Sedangkan orang lain aja udah nikah. Jangan egois dan jangan gegabah. Ketika kamu dihadapkan dengan seseorang yang serius sama kamu, masa mau diputusin gitu aja? Pemikiran bodoh itu namanya. Manusia nggak pernah bisa hidup sendirian. Kamu juga butuh teman cerita dan dengar seluruh keluh kesah kamu," Chanyeol berujar sambil menatap anak semata wayangnya.
"Mama sama Papa nggak mungkin bisa nemenin kamu terus sampai nanti. Kami pasti ninggalin kamu karena memang sudah waktunya. Kalau kami udah nggak ada, kamu mau bersandar ke siapa?" lanjut Chanyeol lagi.
"Ya ke Tuhan! Siapa lagi?!" tukas Seongwu.
"Jangan munafik, Kak. Kamu pasti butuh seseorang yang bisa minjamin bahunya pas kamu lagi sedih, yang bisa hapus air mata kamu pas kamu nangis, yang bisa mengerti kamu, yang merasa bangga ketika kamu berhasil dengan semua pencapaikan kamu," jawab Chanyeol dan Seongwu hanya diam.
"Nggak boleh loh kamu ngomong nggak mau nikah gitu. Nanti kalau beneran terjadi, kamu sengsara juga," celetuk Wendy dan Seongwu masih terdiam. "Kalau memang belum mau nikah di usia kamu yang sekarang ya nggak apa-apa. Nikah bukan soal cepet-cepetan kok, tapi soal kesiapan mental kamu untuk jadi pasangan hidup pasanganmu sekaligus orang tua," lanjut Wendy lagi.
Benar-benar malam ini Seongwu mendapat dua wejangan sekaligus dari Wendy dan Chanyeol. Ingin mengelak tetapi ia tak punya argumen yang cukup dan menguatkan keinginannya untuk tidak menikah. Apalagi jika membahas soal kedua orangtuanya yang tak bisa terus bersamanya. Argh! Seongwu jadi sedih sendiri.
"Kalau kamu emang belum percaya apa yang papa sama mama omongin, ya nggak apa-apa. Ditunggu aja kenyataannya."
Tetapi itu kurang lebih 8 bulan yang lalu, baru awal-awal ia dengan Daniel berpacaran dan di sinilah Seongwu sekarang. Entah sudah berapa kali ia menghadiri pesta pernikahan teman-temannya. Mulai dari teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, anak wali kelas saat SMA, asisten dosen, anak dosen. Heran juga kenapa ia sampai diundang oleh wali kelas serta dosen untuk hadir di acara pernikahan anak-anak mereka. Padahal Seongwu hanya mengenal orangtua mereka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
From The Future ➖ OngNiel ✔️
FanficSemua orang tau Daniel adalah laki-laki yang paling diminati. Ia tampan, pintar, cakap dan ramah. Tapi dibalik semua sifat sempurnanya, ada kejelekan yang tersembunyi. Daniel tidak pernah makan teratur, cukup sering mabuk-mabukan, perokok aktif, pe...