🍀 O7 🍀

3.2K 793 156
                                    

Maafkan bos q. Saya baru sempat lanjut lagi, kemarin tuh sibuk banget. Saya kan ada acara di kampus, jadi subhanallah padatnya. Nah sekarang baru bisa lanjut lagi, karena berhubung besok libur ihiiirrr.

Nggak sih, tapi besok saya harus masuk. Soalnya harus ngebersihin kacang hijau dan bulan depan udah UAS.

Doakan UAS ku lancar ya semwa!!!

Oke! Happy reading!!!

***

Punya suami kaya itu harus dan wajib sekali dimanfaatkan. Seongwoo datang tanpa membawa uang sepeser pun. Ia hanya mengenakan apa yang ia pakai hari itu. Tapi lihat dia sekarang, tangannya sudah penuh dengan berbagai macam tas belanja.

Matanya masih memilih-milih berbagai macam barang yang ia inginkan. Mumpung kartu kredit Daniel ada di tangannya. Toh nanti Daniel juga yang bayar, ia kan hanya membantu membuat tagihan kartu kredit Daniel membengkak.

Memang istri yang pandai 😃👍

Seongwoo sama seperti yang lainnya, jika sudah belanja tidak ingat waktu. Apalagi saat ini ia sama sekali tidak membawa apapun selain pakaian yang ia kenakan saat ini. Bahkan ponsel saja dia tidak bawa, mungkin setelah ini ia harus meminta Daniel untuk membelikannya ponsel.

Kira-kira saat itu sudah menunjukkan pukul 8 malam dan ia sama sekali belum pulang. Seongwoo begitu betah menghabiskan waktunya di dalam mall sambil berkeliling sendirian dengan tangan penuh belanjaan.

Seongwoo berdiri tepat di depan sebuah departement store bagian pakaian pria. Tangannya sibuk memilah kemeja yang digantung pada sebuah gantungan.

"Ini buat Daniel bagus kali ya? Yang aku lihat semua pakaiannya warna putih dan gelap. Nggak ada yang warna cerah selain putih," gumam Seongwoo sambil memandangi kemeja berwarna merah muda dan juga biru muda.

Si Manis memutuskan untuk membeli beberapa potong kemeja dan celana untuk Daniel. Ia juga membelikan sepatu untuk laki-laki itu.

Walaupun Daniel kaya tapi untuk mengurus diri sendiri pun ia tidak sempat. Misalnya seperti membeli pakaian atau sepatu, atau barang-barang pribadinya sendiri.

Di masa depan, Daniel benar-benar diurus oleh Seongwoo. Laki-laki itu yang membelikan semua keperluan Daniel mulai dari pakaian dalam sampai ke aksesoris. Sedangkan Daniel hanya tinggal menerima dan memakainya saja. Mark, anak mereka, juga sama seperti Daniel. Mark bukan orang yang pemilih, apa yang Seongwoo berikan pasti selalu diterima dengan senang hati tanpa protes.

Seongwoo baru saja selesai membayar dan berjalan keluar dari toko, matanya tak sengaja melihat seseorang yang mirip seperti Daniel tengah adu mukut dengan seorang pria paruh baya.

Seongwoo semakin memicingkan matanya untuk melihat siapa saja yang berada di sana.

"Ada Si Gendut, kenapa nggak dilerai aja sih mereka? Duh!" Seongwoo panik dan segera ia menghampiri Daniel yang sedang terlibat pertengkaran. Tapi belum juga ia sampai di lokasi, pria paruh baya itu sudah pergi meninggalkan Daniel sambil menarik Si Gendut yang sama sekali tidak memberontak.

Seongwoo berlari kecil sambil membawa banyak tentengan di kedua tangannya untuk menghampiri Daniel.

"Daniel," panggil Seongwoo pas sekali dengan Daniel yang baru keluar dari restoran itu dengan wajah keras, datar, dan seperti menahan marah.

"Dan, are you okay?" tanya Seongwoo takut-takut.

Daniel tidak menjawab. Ia hanya menatap Seongwoo dengan pandangan tajamnya sekilas kemudian melirik ke arah kedua tangan Si Manis yang penuh dengan tas belanjaan.

From The Future ➖ OngNiel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang