[10] WHO IS HE?

18 7 0
                                        

"Kata orang cinta akan datang dengan caranya sendiri, tapi apakah cinta akan datang padaku juga lewat membencinya setengah mati?"
-Traza

"sorry put, gue kasar sama elo, seharusnya gue... hiks.." kata erza dengan bahu terguncang pada saat perjalanan pulang.
melihat erza terguncang, dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan memeluk gadis itu. Membiarkan gadis itu menghilangkan sedikit sakit di hatinya Sampai dia tenang. lalu dia mengangkat wajah erza dengan tangannya dan melihat dengan jelas, tanpa sentar, bagaimana seorang Ferdinand, saingannya, menyakiti gadis yang dia sayangi. "za... gue udah maafin elo kok. Lo gak salah. Lo Cuma terlalu polos, anggap dia baik. Entar wajah lo gue obatin ya." kata putra mengelus pipi erza yang kebiruan dan membuat gadis itu mengernyit kesakitan.

"Sakit put." Kata erza sambil mengelus pipinya dan membuat air matanya menetes lagi.

"bentar lagi kita sampai. Sabar ya." kata putra menjalankan mobilnya menuju rumah.

Sesampai dirumah,,,,,

erza membuka pintu rumahnya dan langsung masuk dalam kamar. Sedangkan putra, pergi ke dapur sambil membawa baki berisi air panas dan sebuah saputangan. Lalu dia naik ke atas dan mengetuk pintu kamar erza.
"za... buka pintunya." Kata putra

kemudian, pintu dibuka oleh erza dengan tampang sembab yang membuat pipinya semakin bengkak. "ada apa?." Kata erza

"gue mau obatin bengkak lo." kata putra sambil menarik erza duduk di ranjang.

kemudian, dia menaruh tangan erza di tangan kirinya dan tangan kanannya memegang saputangan yang sudah basah oleh air panas. "kalo elo merasa kesakitan, lo genggam aja tangan gue." dan mulai menyentuh pipi erza dengan saputangan yang basah.

erza yang kaget, langsung menggenggam tangan kiri putra dengan erat sambil menggigit bibirnya. "Sakit kak. Pelan-pelan aja." kata erza menunduk.

"maaf, wajah lo jangan nunduk." Kata putra sambil mengangkat dagu erza dan mulai mengompres pipinya yang bengkak dengan air panas.

sesekali, erza menggenggam tangan putra tanda dia kesakitan, dan putra dengan sabar mengobati pipi erza sampai agak hilang lebamnya dan bengkak. Setelah itu, dia menatap erza dan menghapus air mata yang selalu turun di mata erza. "please, jangan nangis. Lo kuat sayang." kata putra sambil mendekap erza dipelukannya.

"gue gak tau apa yang terjadi kalo elo gak selamatin gue put. Mungkin gue akan kehilangan semuanya." Kata erza terisak di pelukan putra.

"gue juga gak akan biarin siapapun nyentuh lo za, lo hanya milik gue. dan selamanya akan selalu menjadi milik gue." Kata putra dalam hati.

"lo tidur aja sekarang ya. besok hari apa?." Kata putra.

"besok kan hari minggu. Gue tidur dulu ya. makasih udah ngobatin gue." kata erza dan mengecup pipi putra kemudian merebahkan diri dan tidur.

putra kaget dengan reaksi erza, mencium kening gadis itu ketika dia sudah tidur dan mengelus rambutnya yang panjang. "za... sampai kapan lo sakit kayak gini? Andai gue boleh nawar, gue ingin semua sakit yang elo rasa, biar gue aja yang nanggung. Gue gak sanggup liat lo menderita kayak gini za." Kata putra dalam hati.

kemudian putra bangkit dari samping erza dan menutup pintu.

dalam mimpinya, ferdi mengurungnya dalam sebuah gudang pengap tanpa cahaya. Erza berontak dengan menggedor-gedor pintu gudang sambil menangis.

"woy! kak! buka pintunya! Gue takut! Please.. kak!." Kata erza berteriak.

lalu erza melihat pintu terbuka dan masuklah ferdi lalu menutup pintu dan berjalan mendekati erza yang panic.

TRAZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang