•
•
•Denting detak jarum jam terdengar teratur, memecah keheningan yang melanda ruangan besar dengan nuansa gelap itu. Kendati di dalam ruangan besar itu terdapat presensi tiga orang, namun ketiganya hanya diam dengan bibir yang terkatup rapat.
Hingga akhirnya, helaan napas panjang yang menguar dari belah bibir Namjoon, seketika membuat atensi Jungkook dan Lisa teralih seketika. Namun, meskipun fokus mereka telah teralih, tak ada pergerakan yang mereka lakukan selain menajamkan indra pendengaran mereka masing-masing.
"Jadi..." Namjoon mulai bersuara, pria itu menjeda ucapannya sejenak, kembali menghela napas dan melanjutkan perkataannya kemudian. "Jadi, apa penjelasan untukku sampai kalian mengabaikan misi?"
Sorot mata Jungkook mendongak, menatap Namjoon yang berada di kursi kebesarannya. Rahang pria itu mengetat, terlihat jelas jika Namjoon tengah menahan segala sesuatu yang membuncah di dalam dadanya.
"Maaf, kami memang lalai hyung, tapi ini semua ada alasannya." Jungkook berucap, mencoba memberi penjelasan.
Suasana kembali senyap, hanya ketukan-ketukan pelan yang berasal dari jari jemari Namjoon kini bermain di atas meja. Alis pria bermata sipit itu terlihat berkerut, seolah tak terima dengan penjelasan yang Jungkook berikan.
"Mengejar orang yang kau cari sampai mengabaikan misi dan membuat teman-teman mu berada di dalam bahaya, Apa itu penjelasan yang akan kalian berikan?" Sarkas Namjoon. Sorot mata pria itu beralih pada Lisa, sangat jelas jika ucapannya di tujukan pada gadis itu.
"Apa kau tak percaya padaku? Aku akan membantumu sesuai kontrak kita. Dan kau justru bertindak gegabah dengan mengejar sendiri targetmu tanpa berpikir panjang? Kau mengejar targetmu di tengah misi yang berjalan. Apa kau sadar berapa banyak nyawa yang bisa melayang karena kecerobohanmu itu? Bukan hanya nyawamu, tapi juga nyawa teman-temanmu!" Nada suara Namjoon meninggi, benteng pertahanan yang ia bangun nyatanya kini telah runtuh. Amarah yang ia pendam, kini tak lagi mampu ia bendung.
Menanggapi amarah Namjoon, Lisa tetap menundukkan kepalanya. Rasa bersalah yang hinggap di benaknya, membuat ia terdiam tak berniat melakukan pembelaan apapun.
Namjoon kembali menghela napas panjang, sebuah helaan yang lebih mirip sebuah dengusan kasar.
"Aku tak mau tahu, kalian berdua harus bertanggung jawab atas kesalahan yang kalian lakukan. Bagaimanapun caranya, aku ingin barang-barang itu kembali padaku. Atau kalau tidak. Hancurkan semuanya, sampai tak bersisa."
Jungkook dan Lisa mengangguk, keduanya bermaksud berbalik jika saja ucapan Namjoon berikutnya membuat Lisa dan Jungkook saling berpandangan dalam diam.
"Jungkook, kau boleh pergi. Dan Lisa, ada sesuatu yang harus ku bicarakan denganmu."
•••
Jungkook telah keluar dari ruangan Namjoon, meninggalkan Lisa bersama Namjoon di sana. Kendati rasa penasaran menghinggapi benak Jungkook, namun sangat tidak mungkin bagi Jungkook untuk tetap berada di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOK
Fiksi Penggemar[ M ] Siapapun, tentu tidak menginginkan untuk hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu pula bagi seorang Lalisa. Namun, keadaan-lah yang pada akhirnya membawa Lalisa untuk masuk kedalam dunia penuh darah dengan nyawa sebagai taruhannya. Tak a...