✯You Will "Never" Leave

12 2 2
                                    

Mirae terbangun. Kedua orang tuanya sangat terkejut melihat Mirae terbangun dari kondisi kritis setelah operasi.

Mirae meneteskan air matanya, ia senang masih bisa melihat senyum bahagia ibunya.

Saat itu yang Mirae pikirkan hanyalah Gangcheol. Mirae sangat ingin bertemu Gangcheol. Mirae harus menemuinya.

Mirae terbangun dengan alat bantu pernapasan yang dinamakan CPAP. Banyak infusan di tangannya.

Selain itu, Mirae harus rela kehilangan rambutnya agar mempermudah jalannya operasi di kepala.

*******

Semalam aku bermimpi. Berlatarkan atap gedung rumah sakit yang sangat tinggi.

Entah mengapa aku harus berdiri di tepinya sebari merentangkan tanganku.

Tiba tiba aku meloncat dari sana. Namun rasa takutku hilang saat seseorang menggenggam tanganku.

Aku mencoba untuk melihat wajahnya. Namun cahaya sangat terang hingga membuat mataku buram.

Tidak lama kemudian cahaya terang itu hilang. Terlihat Gangcheol yang sedang memejamkan matanya.

Ia terlihat sangat ketakutan. Mengerahkan semua tenaganya demi menyelamatkan ku.

Aku tersenyum padanya, air mataku mengalir. Lalu Gangcheol menatapku terkejut.

Namun ia masih menahan tanganku, ia tidak akan melepas tanganku. Aku senang dia ada di mimpiku. Tidak, lebih seperti kenyataan.

Setelah itu aku terbangun. Seorang dokter langsung berlari menghampiriku. Aku lupa kelanjutan dari mimpiku. Aku yakin aku selamat karena Gangcheol menolongku.

Kepalaku masih pusing, aku tidak bisa tetap terjaga. Aku memejamkan lagi mataku setelah itu.

Mungkin jika waktu itu yang dimimpi ku bukan Gangcheol. Aku tidak akan terbangun lagi setelah tertidur 6 bulan lamanya.

Katanya operasi ku berjalan lancar. Padahal tingkat kematian karena gagal operasi sangat tinggi.

Rinduku pada Gangcheol yang menyelematkan nya. Waktu aku bermimpi itu, perasaanku sangat bahagia. Seseorang menolongku dari kematian tragis.

Sudah lama sekali aku tertidur. Aku tahu Gangcheol pasti masih menungguku.

Aku minta maaf karena tidak bisa terbangun dengan cepat.

Aku bertanya pada kedua orang tuaku. Apakah penyakit ku sudah sembuh?

Namun mereka tidak menjawab itu, dan malah mengalihkan pembicaraan.

Aku kecewa, mengapa mereka seperti itu? Apa aku memang tidak bisa sembuh.

Kabar bahagia lainnya adalah. Aku akan segera pulang ke Korea. Namun sebenarnya aku masih harus tinggal di rumah sakit. Dan aku yang merayu ibuku agar cepat pulang ke Korea.

Kurasa memang benar, aku tidak bisa sembuh. Hanya selamat dari operasi saja.

Semua penantian lamaku dan seluruh tenaga ku untuk bertahan akhirnya berakhir.

Aku akan bertemu Gangcheol. Pasti Gangcheol disana sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Stanford.

Aku mengatakan juga pada ibuku untuk segera pergi ke Korea, jika tidak Gangcheol akan segera pergi.

Dan ya ... Hari ini aku sudah bisa pulang.

Dengan menggunakan kursi roda karena aku masih lemas. Juga menggunakan selang oksigen yang harus aku pakai karena di pesawat oksigen tidak stabil.

You Will "Never" Leave✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang