~Happy Reading~
Baru saja mereka berdua ingin kabur telah dihadang oleh dua pemuda yang sepertinya menjaga tempat ini.
"Mashiho?!"
"Yoshi?!"
Mashiho merubah tampilannya menjadi seekor naga lalu menendang tubuh Doyoung dan Yedam secara bersamaan. Mereka berdua terpental hingga barang-barang berharga itu berserakan di lantai
Yoshi memungutnya.
Grep
Yedam menahan kakinya lalu menghempaskan tubuh Yoshi dengan sekuat tenaga.
Yedam berduel dengan Yoshi dan Doyoung berurusan dengan Mashiho; seekor naga. Dua pemuda ini saling maju. Mashiho mencengkram kuat kedua bahu Doyoung dengan menggunakan dua kakinya lalu mendorongnya dengan bantuan sepasang sayapnya.
Bruk
Punggung sempitnya menabrak dinding. Mashiho tak tinggal diam, ia berkali-kali membenturkan kepala Doyoung di dinding tanpa rasa ampun. Si manis tak mau kalah, ia mengayunkan katana milik Yedam kearah Mashiho lalu menancapkan di dadanya. Tanpa Doyoung sadari keluar bulir air mata di sudut matanya, ia tidak percaya melakukan ini semua.
Mashiho menjerit kesakitan sesaat Doyoung semakin dalam menancapkan nya. Dengan berat hati Doyoung melakukan itu kepada orang yang dipercayainya dulu. Merasa dirinya telah bebas dari cengkraman Mashiho, Doyoung berlari membuat sang naga mundur dan semakin dalam pula tancapannya hingga menembus punggung Mashiho.
Ia berlari sampai menabrakkan punggung yang dulu di pikirnya adalah sang kakak kandung. Doyoung tak kuasa menahan tangisnya, dirinya seperti berdosa sekarang membunuh seseorang yang telah menyayanginya selama ini.
Bruk
Mashiho telah terpojok dan mulai sekarat, semakin pecah tangis Doyoung, "Hiks ... hiks ... Maafkan aku" lirih Doyoung sembari terisak.
Mashiho masih sempat-sempatnya untuk tersenyum, "a-a-aku ingin ... Akhh ... Kau me-mengetahui s-suatu hal" Lirih Mashiho membuat Doyoung mengangkat kepalanya, "penyihir" lanjut Mashiho menimbulkan tanda tanya.
Nafas Mashiho mulai memberat. Doyoung menggelengkan kepalanya, "tidak! Jangan kau paksa untuk bicara!!" Jeritnya seraya menahan darah yang tak kunjung berhenti mengalir, "k-kumohon bertahanlah!"
Dengan tangan yang gemetar Mashiho mengangkatnya sambil menunjuk kearah tembok kastil yang terbuat dari bebatuan telah jebol-lebih tepatnya Mashiho menunjuk kearah luar. Doyoung menoleh kebelakang tepat apa yang dimaksud oleh Mashiho. Jari telunjuk Mashiho menunjuk pada sebuah menara yang menjulang tinggi.
Tanpa sepatah kata yang diucapkan Mashiho.
Bugh
Mashiho sudah tak kuat untuk menahan tangannya lagi yang pada akhirnya punggung tangan itu menyentuh tanah. Sepasang kaki dari vampir ini melemas begitu mendapati Mashiho telah pergi ke alam lain.
Doyoung menggigit bibir bawahnya secara kuat menahan tangisnya yang akan pecah. Dia harus tetap tegar akan kehilangan Mashiho.
Doyoung kembali menoleh kearah menara yang baru saja ditunjuk.
•
•
•Drap drap drap!!
Doyoung memacu kuda berwarna putih yang entah milik siapa itu. Kuda putih ini berlari sangat kencang menuju menara yang sedikit jauh dari area peperangan ini. Doyoung pergi seorang diri.
Menghentikan laju kuda tersebut dan turun. Hanya menara saja bukan kastil tapi menara ini tingginya bukan main.
Klek
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With Me {DamDo}✓
Hombres Lobo[END] Ketika sang mentari telah menenggelamkan dirinya berganti dengan bulan yang bersinar menerangi malam yang gelap. Bulan purnama telah naik, para serigala melolong dibawahnya. Disaat itulah semua kejadian dimulai. Telah diketahui bila vampir dan...