Chapter 11-dari surat menjadi kesempatan

1.1K 216 7
                                    

~Happy Reading~

Doyoung membuka peti mati tersebut dan lukisan yang ingin sekali dilihatnya sudah tak nampak disana. Lantas siapa yang mengambilnya selama dirinya tidak berada di kastil?

"Bagaimana bisa menghilang?!" Doyoung merasa sia-sia saja dirinya jauh-jauh untuk pulang kerumah demi melihat lukisan itu.

Doyoung berdecak kesal dan menutup peti mati tersebut dengan cara membantingnya. Ia duduk dan menyenderkan tubuhnya di peti mati itu.

"Aku merindukannya" gumamnya sambil menyentuh dadanya tepat di jantungnya yang selalu berdebar kencang saat bersama Yedam.

Astaga, padahal baru beberapa jam dia terpisah oleh si Yedam itu.

"Aku tidur saja"



Suara burung gagak bertebaran diluar sangat mengganggunya sehingga tidur nyenyak nya terganggu. Doyoung mengerjapkan matanya dan duduk ditepi ranjangnya sambil melamun guna mengumpulkan nyawanya.

Doyoung merasa lapar, saatnya sarapan ia keluar dari kamarnya dan berjalan di koridor layaknya zombie.
Tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh seseorang yang mendadak muncul dengan jubah hitam yang menutup seluruh tubuhnya. Nampaknya lelaki(?)

Alhasil Doyoung menyipitkan matanya, "siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alhasil Doyoung menyipitkan matanya, "siapa?"

Lelaki berjubah hitam tersebut mengangkat kepalanya dengan sedikit membuka tudungnya. Doyoung langsung mengenalinya.

"YED-" Doyoung menutup mulutnya sendiri, "Yedam" terpaksa ia mengecilkan suaranya, "jangan disini banyak orang berkeliaran" Doyoung menarik lengan kekar kekasihnya itu dan di bawa kedalam kamarnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Doyoung.

Yedam membawa Doyoung kedalam pelukannya, "kau pasti tahu jawabannya, bukan?"

Doyoung berpikir terlebih dahulu, "kau merindukanku?"

"Benar itu jawabannya"

"Padahal kita belum satu minggu tidak bertemu. Jangankan satu minggu, lima hari saja belum" omel Doyoung sembari sedikit melonggarkan pelukan Yedam guna menatap wajah rupawan itu, "jadi seperti ini sikapmu? Bagaimana jika aku meninggalkan mu selamanya-"

Bibir Doyoung di bekap dengan menggunakan bibir Yedam. Seolah Yedam tak mau mendengarkan kalimat itu.

Yedam melepaskan tautannya dan menatap datar kepada Doyoung, "jangan katakan seperti itu"

"Baiklah, baiklah, aku tidak akan meninggalkan mu!" Doyoung kembali menempelkan wajahnya di dada bidang Yedam dan membalas pelukan hangat itu, "aku juga merindukan mu"

"Oh ya selain itu, aku mendapat ini" ucap Yedam membuat Doyoung penasaran dan melepaskan pelukannya membiarkan Yedam leluasa untuk mengeluarkan sebuah benda yang akan di tunjukkan padanya.

Be With Me {DamDo}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang