"Guys, kalian mau pesen apa? Nitip aja ama Gelgar. "
"Woy, Mike! Gue- "
"Gue mau mie ayam sama tambahan ekstra kerupuk pangsit! Bilang aja sama mamangnya kalau Hanji yang mesen, " sahut Hanji seraya tersenyum lebar.
"Gue samaan kayak Hanji, cuma less kerupuk aja. Minumnya es jeruk nipis -banyakin es batunya! "
"Ah, iya! Gue juga. Hehehe... Kita emang sehati, sayangku~ " Hanji langsung merangkul bahu sohib berkumisnya. Mike merespon dengan cengiran lebar.
"Lo pada pesen apa juga? " tanya Mike pada Erwin dan Rivaille di hadapannya.
"Saya nasi uduk sama jus alpukat. Kalau Rivaille? " Erwin menoleh pada Rivaille.
"Teh panas. "
Semua orang terdiam menunggu kelanjutannya. Tapi-
"Udah. Itu aja. "
"Kamu nggak makan apa-apa, Rivaille? " tanya Erwin lagi.
"Lo nggak laper, Ri? Setelah pelajaran luar binasanya Pak Niel? " timpal Hanji dengan ekspresi mendramatisir.
Mike ikut menyahut. "Lo harus makan, Rivaille. Anak pada masa pertumbuhan itu harus dapat banyak asupan gizi seimbang. "
"Lo pikir gue umur berapa, anjing?! " sentak Rivaille langsung. Beberapa orang disana tampak terkejut mendengarnya, kecuali Mike. Dia malah tertawa bahak. Mike bilang itu julukan yang terlalu tepat. Erwin menegur Rivaille halus, tapi ia tidak peduli.
"Udah, kan? Cuma itu aja? Kalau gitu gue pergi, ya? " Pemuda bernama Gelgar yang tadi dicegat Mike begitu sampai di kantin itu tampak nelangsa sekali wajahnya. Niatnya pergi ke kantin tadi cuma mau beli dua kroket dan memakannya di kelas sembari melanjutkan catatan. Namun apalah daya, dia tidak bisa berkutik kalau sudah berhadapan dengan pemuda tinggi berkumis tipis itu. Entah karena apa.
"Eh eh eh! Nanti dulu! Rivaille masih belum mesen! " Hanji mencegah langkah Gelgar. "Rivaille! Pesenlah makanan! "
"Kalau gitu, nasi uduknya dua. Sama teh anget tadi, " sahut Erwin seraya mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. "Tolong, ya, Gelgar, " imbuhnya lagi.
"Kalian ini kenapa, sih? " Rivaille memandang sinis ketiga teman warna-warninya -Rivaille akan selalu menyebut mereka demikian-, lalu menghadap ke Gelgar. "Gue mesen yang tadi aja. Nggak ada nasi uduk dan hanya teh. Bukan anget, tapi panas. Udah, pergilah. " Tangannya mengibas seperti isyarat mengusir.
"Lo kenapa nggak makan, Rivaille! " seru Hanji bersunggut-sunggut begitu Gelgar pergi. "Anak masa pertumbuhan kayak lo itu harus dapet banyak asupan nutrisi! Atau tinggi badan lo nanti nggak bakal nambah, lho! "
Deja vu?
Siku-siku imajiner langsung muncul di sudut kening Rivaille. "Lo pikir gue ini bocah umur berapa, emang?! "
"16? "
"No, Hanji. Dia ini masih 15. Atau mungkin kurang dari itu. "
Mata sipit Rivaille langsung membulat begitu mendengar pernyataan Mike.
"Rivaille lahir setahun lebih awal dari kita. Cuma, bulannya aja yang agak jauh. " Erwin mengambil alih jawaban pertanyaan itu. "Umur Rivaille 18 tahun. Bulan Desember nanti baru- "
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Handsome) Girlfriend [EreRi Fanfiction]
Fanfiction[WARNING! : Cerita ini 'mungkin' bisa membuat kalian tertawa, menangis, marah, kesal, dan jengkel secara bersamaan] * Karena rasa iri, sebuah rahasia tak sengaja terbongkar.... ============= Tidak seperti yang lainnya, Eren membenci Rivaille sejak p...