Surprise, everybody!!! Hehehe...
Aku update lagi, nih, buat kalian!
Jangan lupa diramaikan, ya!
Tekan tombol bintangnya dan beri komentar di setiap paragraf!
Buat yang kangen sama Rivaille, absen dulu nama kalian disini!
Bagian ini isinya tentang dia, lho... 😆😆😆
Udah, ah. Langsung dibaca aja teman-teman sekalian~~
💙💙💙
"Bangsat! "
Suasana pagi yang cerah, tenang, dan damai itu tiba-tiba saja harus ternodai oleh perkataan biadab Rivaille. Dia baru saja turun dari motor Erwin setelah beberapa saat lalu motor itu berhenti di salah satu parkir slot Shiganshina High. Erwin sendiri baru menstandarkan motornya ketika ban motornya ditendang dan mendengar umpatan itu.
"Kamu kenapa, Rivaille? Saya ada salah sama kamu? " tanya Erwin begitu melepas helm-nya.
"Motor lo kegedean! "
"Kenapa kamu malah nyalahin saya? Bentukan motor ini memang seperti ini dari pabriknya. "
"Gue jadi kesusahan buat naik-turunnya! Pijakan kakinya ketinggian! Joknya juga ketinggian! Lo nggak ada motor yang sedengan dikit bentuknya, apa? "
Erwin tertawa pelan. "Maaf, Rivaille. Yang saya punya cuma motor ini. Lagipula, bukan motor saya yang kegedean, tapi kamunya yang terlalu pen- "
Rivaille melirik sinis pada Erwin yang berwajah tegang. "Apa? Kenapa nggak dilanjutin kalimatnya? " Kalimatnya tiba-tiba berhenti. Kenapa dia?
"Nggak. Nggak apa-apa, Rivaille. " Erwin mengusap wajahnya gusar. Hufft... Hampir saja.
Rivaille masih mendengus kesal. "Mulai besok gue mau bawa kendaraan sendiri aja. "
"Nggak bisa, Rivaille. " Erwin menyahut cepat.
"Kenapa pula nggak bisa? Gue juga bisa naik motor, ya. "
"Kamu, kan, belum punya SIM. "
"Bikin SIM, mah, gampang. Tinggal nembak juga bisa. Banyak duit gini. "
Erwin menggeleng. "Tuan Ackerman nggak akan mengizinkan kamu. "
"Ngapain juga dengerin omongan tua bangke itu? " seru Rivaille ketus. "Iya. Pokoknya sudah diputuskan. Mulai besok gue akan bawa kendaraan sendiri. Nah. " Rivaille menyodorkan helm putih milik Erwin yang sebelumnya dia pakai lalu berlalu pergi meninggalkan parkiran.
"Eh, Rivaille! Tunggu! " Erwin cepat-cepat beranjak dari motornya lalu mengejar Rivaille -dia masih sempat untuk berkaca dan memeriksa rambutnya tadi.
Ketika Rivaille sampai di lobi, Erwin berhasil menyusulnya. Pemuda itu ikut berjalan bersisihan di samping Rivaille. Masih seperti di parkiran, Erwin kembali membicarakan tentang Rivaille yang ingin membawa kendaraan sendiri. Dia terus mencegah Rivaille melakukan hal itu dengan berbagai alasan. Namun Rivaille tetap keukeuh pada keinginannya. Sampai pada akhirnya Erwin menyerah dan menjelaskan kalau dia sebenarnya punya satu motor lagi di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Handsome) Girlfriend [EreRi Fanfiction]
Fanfic[WARNING! : Cerita ini 'mungkin' bisa membuat kalian tertawa, menangis, marah, kesal, dan jengkel secara bersamaan] * Karena rasa iri, sebuah rahasia tak sengaja terbongkar.... ============= Tidak seperti yang lainnya, Eren membenci Rivaille sejak p...