6. Punya Potensi, Huh?

549 101 48
                                    

Sesuai perintah, Erwin membawa Rivaille berkeliling gedung sekolah Shiganshina High School yang megah itu. Tak disangka, kedua sohib Erwin yang lain ikut membuntuti mereka; Hanji dan Mike. Seragam resmi yang mereka kenakan sebelumnya sudah terganti dengan seragam olahraga. Memang, pelajaran mereka di jam selanjutnya adalah olahraga. Jadilah Rivaille seorang yang hitam diantara tiga orang berbaju merah tersebut –outfit Rivaille hari ini memang gelap; sweter turtle neck warna abu-abu gelap yang dirangkap jas hitam dan celana bahan berwarna senada. Pantofel yang dikenakannya pun hitam. Rambutnya hitam legam pun dengan sepasang lensanya. Hail, Dark Prince!

"Eh, Rivaille. Lo mau ke kantin dulu nggak? Gue haus, nih, " sahut Mike begitu mereka sampai di lantai satu.

"Gue nggak haus, " jawab Rivaille datar.

"Atau, lo mau makan sesuatu, gitu? Gue pengin ngemil. " Hanji juga ikut bersuara.

"Gue nggak laper, " jawab Rivaille lagi. Masih dengan suara datarnya.

"Kalau kalian mau ke kantin, pergilah. Kita bisa— "

"Lo ngusir kita, Win?! "

Erwin sedikit tersentak mendengar nada bentakan dari Mike. Tapi sejurus kemudian wajah itu berubah tenang dengan senyum andalannya ketika Mike melanjutkan kalimatnya; "Bercanda, Win! Ah! Lo, mah, baperan amat! "

"Kalau gitu kita pergi dulu, ya. Kalian tunggu di sini aja! Jangan kemana-mana! " seru Hanji dengan tatapan seolah ingin menguliti.

"Iya! Jangan tinggalin kita! Atau hubungan kita cukup sampai disini aja! "

Setelahnya, kedua jejadian itu melanjutkan langkah ke arah berlawanan menuju kantin sambil masih tetap tertawa bahak. Entah menertawakan apa.

"Gila, " gumam Rivaille.

"Duduk disini, Rivaille. "

Rivaille membalikkan tubuhnya begitu mendengar suara Erwin dari belakang. Dia sudah terduduk di salah satu bangku panjang yang sepertinya memang sudah disediakan disana. Rivaille mendekat, lalu mendudukkan dirinya di sebelah Erwin.

"So, "Rivaille memulai pembicaraan. "Si tua bangke itu nyuruh lo apa aja? "

"Saya cuma disuruh jagain kamu selama di sekolah ini. "

"Jagain begimana? "

"Yah... seperti jagain kamu supaya nggak berbuat onar di sekolah ini? "

Rivaille mendecih jengkel. "Orang tua itu pikir gue ini balita, apa?! "

Erwin tersenyum melihat reaksinya. "Sebagai tambahan, saja juga jadi sopir pribadi kamu. "

"Maksudnya? "

"Atas perintah Tuan Ackerman, kamu tidak boleh pergi kemana-mana kalau tidak sama saya. "

"Apa-apaan juga itu?! " Rivaille berseru tidak terima.

"Kata beliau, ini semua demi kebaikanmu juga. "

"Yah, tapi nggak segitunya juga kali! "

Erwin masih tersenyum bijak.

My (Handsome) Girlfriend [EreRi Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang