——————————
Arlert Einstein
Ren, gue agak telat dikit nanti gapapa, ya?
Mau ke suatu tempat dulu sebentar
Kakek minta ditemenin
Iya. Gapapa
Santai aja :)
Perlu gue jemput, nggak?
Thanks. Tapi nggak usah
Motor gue udah bener
Oke. TTDJ, ya
Kalo bisa jaketnya pake yg tebel
Malam ini bakalan dingin banget kayaknya
👍👌
——————————
Eren langsung menutup papan pesannya dengan Armin ketika mendengar suara dehaman. Eren mengerti kalau dehaman itu ditujukan untuknya. Dirinya kembali fokus pada makanan di hadapannya dan melanjutkan makan.
"Itu nggak baik, Eren. "
"Maaf, Ayah. Nggak akan diulang lagi. "
Sosok yang dipanggil ayah mengangguk takzim lalu kembali menyantap makanannya. Sementara dihadapan Eren, Bunda Carla terlihat menahan tawanya. Rasain! Jadi dimarahin ayah, kan! Kira-kira begitu arti tatapan yang Eren tangkap.
Saat ini, keluarga Jaeger tengah melakukan makan malam. Momen makan bersama seperti ini cukup jarang terjadi karena padatnya jadwal pekerjaan sang kepala keluarga. Ayahnya Eren, Grisha Jaeger, adalah seorang kepala rumah sakit yang dimilikinya sekaligus dokter spesialis organ dalam disana. Keahliannya mewajibkan beliau untuk menetap di rumah sakit bisa hampir 24 jam setiap hari. Tapi sesekali beliau akan menyempatkan diri untuk pulang walau hanya sebentar. Karena setelah itu dia harus kembali ke rumah sakit lagi.
"Gimana sekolah kamu, Eren? Lancar? " Pertanyaan klasik, dan pasti selalu diucapkan di meja makan. Sang ayah bertanya kepada Eren.
"Lancar? Sekolah Eren masih baik-baik aja, Ayah. Masih berdiri kokoh di tempatnya. Nggak kemana-mana. "
"Eren... " Bunda Carla berseru memperingatkan. Beliau melirik wajah suaminya cemas.
Tapi diluar dugaan, Grisha Jaeger tidak marah. Beliau malah tersenyum simpul. "Kamu selalu bisa meringankan suasana, Eren. "
Eren tersenyum mendengarnya.
"Tapi Ayah bener-bener serius, Eren. Gimana perkembangan kamu selama di sekolah? Ayah tadi nemu kertas ulangan kamu tergeletak di lantai kamarmu. Nilainya 30. Ayah juga sempat meriksa buku-buku latihan kamu. Beberapa nilai tugas-tugas kamu belakangan ini tampak menurun. "
Senyuman Eren langsung lenyap begitu mendengar nada serius sang ayah. Kepalanya tertunduk.
"Ada sesuatu yang mengganggumu, nak? "
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Handsome) Girlfriend [EreRi Fanfiction]
Fanfikce[WARNING! : Cerita ini 'mungkin' bisa membuat kalian tertawa, menangis, marah, kesal, dan jengkel secara bersamaan] * Karena rasa iri, sebuah rahasia tak sengaja terbongkar.... ============= Tidak seperti yang lainnya, Eren membenci Rivaille sejak p...