13. Someone New

961 109 1
                                    





Namjoon tengah berjalan-jalan di taman dekat rumah sakit. Ia terlalu bosan di dalam kamar inapnya, jadi memilih keluar dari kamar untuk menghirup udara segar. Lagipula ia masih dalam masa pemulihan. Tersenyum tenang hingga memperlihatkan dua dimple miliknya yang menambah kesan mempesona di sana. Ia menghela napas.

Tapi, dirinya terpaku ditempatnya. Di depan sana, suara tawa begitu mendominasi. Seseorang tengah dikerumuni oleh anak-anak yang terlihat berebut pada sesuatu yang dia bawa. Namjoon tak bergeming, mematung ditempatnya akan senyuman indah yang pertama kali ia lihat.

Ia bergumam. "Sohyun-ah, aku....merasakan yang namanya hidup!"

Selama ini hati Namjoon telah mati setelah kematian sang istri, tapi dirinya tidak bisa berlarut dalam kesedihan karena ada Yoongi yang harus ia rawat. Tapi, hari ini dirinya tidak bisa menahan gejolak menyenangkan ini.

-

-

-

-

Jungkook masih menatap tidak percaya pada Taehyung yang benar-benar kukuh pada ucapannya. Pemuda itu memijit pelipisnya. Berbeda dengan Jungkook yang tampak pusing, Taehyung justru memperlihatkan kebalikannya. Tapi, lelaki di depannya hanya menatap mereka bingung.

"Apa aku akan di pecat?" Tanyanya takut-takut. Taehyung menggeleng sebagai sanggahan. Lelaki itu mengusap dadanya karena mengira dirinya dipanggil karena akan di pecat.

"Lalu ada apa memanggilku?"

"Malam ini kau ikut lembur bersama kami!"

"Heh?!" Tentu saja dirinya terkejut. Lembur? Bersama dua orang dihadapannya ini. Dirinya tidak siap.

"Siap tidak siap kau harus siap, Jimin!" Ucap Taehyung penuh penekanan. Jimin meneguk ludahnya kasar.

Ya, inilah yang membuat Jungkook pusing karena Taehyung memasukkan Jimin dalam anggota kelompok mereka. Jungkook terlihat berdecak.

"Dia tidak akan bisa, Tae!" Jungkook membentak. Kenapa ketua gengnya memiliki otak yang dangkal seperti ini?

"Dia bisa belajar terlebih dahulu, lagipula tidak salah untuk mencoba!"

"Mencoba pantatmu!"

"Kita lihat saja, Kook. Kenapa kau tampak meremehkan sekali?"

"Terserah kau saja, tapi jika dia mati aku tidak akan ikut campur!"

Jungkook segera berlalu dari sana, sedikit membanting pintu yang membuat Jimin berada di tengah-tengah mereka tersentak kaget. Ia menatap Taehyung sebentar lalu menunduk.

"Kau bisa belajar dulu, jangan dengarkan ucapan Jungkook. Aku percaya padamu!"

Jimin masih bergeming. Taehyung sudah mulai beranjak sebelum suara lirih Jimin menghentikannya.

"Kenapa harus aku? Kau bisa meminta orang lain, Tae!"

"Tidak, aku percaya padamu. Kau pasti bisa!"

"Tapi, aku sudah membuatmu....."

"Jangan membahas sesuatu yang sudah berlalu, kau mengerti 'kan?"

"Tapi Tae..."

Taehyung menatap Jimin tajam. Jimin belum pernah ditatap setajam itu oleh Taehyung saat mereka masih menjalin kasih dulu. Ia langsung merutuk dalam hati. Jiwanya seakan-akan terguncang hanya karena tatapan Taehyung.

My Annoying HybridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang