TRANG
"Beraninya kau menamparku!"
"Kau sudah berselingkuh, harusnya aku membunuhmu bukan menamparmu saja!"
"Pelankan suaramu, atau anak-anak akan mendengar semuanya!"
"Biar saja! Biar mereka tahu siapa ayah mereka sebenarnya!"
BRAK
BRUK
Ctak
Krayon merah yang sedang si kecil Lisa pegang patah, ia memejamkan kedua matanya sakin terkejut karena suara-suara keras yang berasal dari ayah dan ibunya di luar sana. Perlahan ia membuka kembali kedua matanya, ia memandangi pintu ruang belajar yang tertutup rapat.
Terus memandanginya, sampai derit kursi dari meja belajar sang kakak berderit. Kakak laki-lakinya tersenyum padanya, tapi tak lantas membuat Lisa lega, pertengkaran belum juga berakhir dan malah semakin menjadi.
"Lisa teruskan saja menggambarnya, kakak mau keluar sebentar."
Setelah kakaknya keluar, Lisa memulai lagi kegiatannya yang sedang mewarnai gambar ikan koi yang ia buat. Tapi gerakannya semakin melambat seiring dengan suara kakaknya yang ikut terdengar dari luar sekarang.
"Bisakah ayah dan ibu menghentikan pertengkaran kalian? Aku sedang berusaha belajar untuk ujian nanti! Lisa bahkan ada di sana mendengar semuanya!"
"Sayang, dengarkan ibu! Bereskan pakaianmu dan adikmu, kita pergi dari sini sekarang juga!"
"Jangan dengarkan ibumu, nak. Kembalilah ke dalam, ajak adikmu bermain!"
"Diam!!! Hentikan semua drama ini, apa kalian tidak lelah? Kalian terus saja bertengkar dan sekarang mencoba ingin membodohi ku!? Ibu aku tidak akan pergi dari sini, dan ayah berhentilah berselingkuh! Apa ayah tidak punya malu? Teman-temanku sudah tahu segalanya!"
"Dasar anak kurang ajar, berani sekali kau meninggikan suaramu pada ayah!"
"Tidak, jangan pukul putraku!"
BRUK
"Aku tidak takut pada ayah!"
"Sayang diamlah, dan kau jangan pukul dia! Hentikan!"
BUGH
BUGH
Lisa menjauh dari meja belajarnya, ia pergi ke sudut ruangan dan menangkup kedua telinganya karena merasa sangat takut. Isak tangisnya mulai terdengar, meski sudah ditutupi seperti ini sekalipun suara ayahnya yang sedang memukuli kakaknya masih terdengar jelas.
Lisa ingin ini segera berakhir.
Dia tidak akan nakal lagi, dia akan belajar dengan benar, dia akan menuruti semua perkataan ibu dan ayah, dan dia akan berhenti mengganggu kakaknya asalkan mereka kembali lagi menjadi sebuah keluarga yang bahagia, persis seperti ketika Lisa pertama kali menginjakan kakinya di sini dua tahun lalu.
"Hiks.. hiks.. berhenti.."
Kriet.
Pintu ruang belajarnya kembali terbuka.
Lisa mendongkak dengan masih melindungi telinganya. Dengan mata yang basah, ia menatap sang kakak datang bersama wajahnya yang sudah babak belur, pelipis juga sudut bibir mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 hari (LIZKOOK)[Complete]√
FanfictionLisa yang memiliki trauma masalalu, dihadapkan pada seseorang dari masalalu yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan. menuntutnya untuk sebuah pertanggung jawaban yang konyol, yang membuat gadis berusia dua puluh dua tahun itu harus bertahan dalam...