Dentuman musik menggema di seluruh ruangan, keremangan tidak menghentikan aktifitas pengunjung club' malam distrik Itaewon. Riuhnya musik beriringan dengan riuhnya para tamu yang datang malam ini.
"Meja nomor tujuh belas!"
Lisa mengangguk, dia berjalan ke arah bar dan mengambil minuman yang sudah siap di sajikan. Sesekali Lisa menarik rok pendeknya agar tidak terlalu mengangkat saat ia berjalan. Meja yang ia tuju mulai terlihat, hanya tiga orang lelaki paruh baya dan seorang wanita penghibur. Dia sedikit bergidik, apalagi tatapan kurang ajar mereka mulai menjamah paha mulus Lisa yang mendekat.
"Silahkan.."
Salah satu dari mereka menjilat bibir bawahnya ketika memperhatikan Lisa yang meletakan gelas-gelas minuman itu di meja. Dua orang laki-laki lain memberi temannya kode, membuat dia nekat memegang tangan Lisa.
"Tuan!" Lisa berjengit, dia menatap tidak suka ke arah pelanggan clubnya sambil memeluk nampan.
Tapi mereka malah kembali tertawa-tawa, Lisa merasa tak nyaman dan hendak berbalik. Lalu orang itu semakin kurang ajar dengan menarik paksa pinggang Lisa, hingga ia jatuh terduduk di pangkuan orang itu.
"Lepas! Lepas!"
"Hei manis, tenanglah.. kami juga akan membayar untuk cud-"
Plak
Lisa menghantamkan nampan tadi ke arah si pria, cukup keras sehingga membuat teman-temannya terdiam. Lisa segera berdiri, napasnya terengah, pandangannya menatap mereka nanar.
"Kurang ajar! Berani sekali kau memukulku hah!"
Dia mendorong Lisa hingga terjatuh, para pengunjung lain terdiam melihat itu. Mereka menjadi tontonan di sana, tanpa ada satupun yang berniat menolong Lisa. Lisa dipaksa mendongkak saat merasakan tangan tamu itu kini menjambak rambutnya yang terikat rapi.
Air matanya luruh sambil memukul-mukul tangan si pria , dia mendecih ke arah Lisa, "dasar jalang murahan! Sombong sekali, Kau memang harus di beri pelajaran!" Dia mengangkat tangannya untuk memukul Lisa, Lisa sendiri hanya memejamkan matanya karena sampai saat ini tidak ada yang berniat menolongnya sama sekali.
"Eh, siapa kau?" Pria itu berontak ketika sebelah tangannya yang akan melayang ke wajah Lisa dicekal, orang-orang di sana semakin ramai berkumpul menyaksikan seorang pria muda tampan yang menengahi perkelahian itu. "Lepaskan tanganku, dasar bocah tengik!"
Pria itu melepaskannya, tapi dalam satu kedipan mata kakinya menendang perut buncit pria kurang ajar tadi sampai tersungkur di dekat kaki Lisa. Lisa sendiri yang merasakan dirinya terlepas dari jambakan membuka matanya.
"Jungkook-ssi.."
Perkelahian tak terelakan, dua teman pria tadi tidak terima mereka menyerang Jungkook bersama-sama, dan dengan amarah yang sudah berada di puncak kepalanya Jungkook meladeni mereka tanpa ampun. Salah satunya hendak memukul Jungkook, tapi ia menahan tangannya dengan sedikit memelintir sikunya sebelum membanting tubuh pria itu ke atas meja hingga terbelah.
Lisa membekap mulutnya, dia meminta bantuan orang di sekitarnya untuk menghentikan perkelahian itu, tapi tidak ada yang berani maju. Satu orang lagi tumbang, menyisakan pria yang tadi melecehkan Lisa, Jungkook mengangkat kerahnya hingga wajah pria itu sejajar dengan wajah Jungkook yang menatapnya tajam.
"Tangan mana yang tadi kau gunakan untuk menyentuhnya?"
Si pria yang sudah takut setengah mati mengangkat tangan kirinya, Jungkook kembali menjatuhkannya ke lantai club' dan tanpa ampun menginjak tangan kiri pria itu sampai dia menjerit sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 hari (LIZKOOK)[Complete]√
FanfictionLisa yang memiliki trauma masalalu, dihadapkan pada seseorang dari masalalu yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan. menuntutnya untuk sebuah pertanggung jawaban yang konyol, yang membuat gadis berusia dua puluh dua tahun itu harus bertahan dalam...