Mine - 16

7K 874 110
                                    

"Ku tuliskan kenangan tentang, caraku menemukan dirimu. Tentang apa yang membuat ku mudah, berikan hatiku padamu..."


***

"Maafkan aku, tapi aku mencintaimu..."

Renjun semakin terisak mendengar ucapan dengan suara lembut itu di telinganya. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Jaemin. Dan jujur, ia benar-benar rindu pada sosok yang selama ini selalu menemani dirinya di kala susah maupun senang. Sangat sakit ketika ia mengingat bahwa kini keduanya tak bisa lagi bersama.

Sesaat kemudian, Renjun tersadar dengan apa yang ia lakukan. Dengan cepat ia melepaskan pelukannya dari pinggang Jaemin. Dan Jaemin hanya bisa pasrah.

"Maaf, tapi aku benar-benar harus pergi!" pungkas Renjun sembari mengusap jejak air matanya.

Wanita cantik itu pun langsung berbalik badan dan menghela nafas berat. Dadanya masih sesak, namun ia harus tetap tegar untuk menghadapi semuanya. Atau jika tidak, maka keluarganya yang akan menjadi taruhannya.

Renjun segera berjalan meninggalkan Jaemin yang memandangnya dengan sendu. Jaemin sudah tidak bisa menangis, tapi ia sudah cukup lega karena sudah mengungkapkan apa yang ada di dalam benaknya. Meski masih sakit, namun Jaemin harus tetap bersabar hingga waktunya tiba.

Jaemin yakin bahwa suatu saat nanti Renjun akan kembali ke pelukannya lagi.

Atau ... Mungkin tidak. :')

"Jadi, kau di sini?" tanya seorang pemuda dari arah belakang Jaemin.

Itu Hyunjin, dan keduanya memang sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan hari ini untuk membeli beberapa peralatan praktek. Ingat kan kalau Jaemin masih berstatus mahasiswa juga?

Namun bukannya merespon Hyunjin, Jaemin justru masih terdiam mematung memandang orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya.

"Kau kenapa? Ada apa?" tanya Hyunjin lagi.

Pemuda tampan itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Jaemin. Dan karena ia tak kunjung di hiraukan, maka Hyunjin langsung memukul kepala Jaemin dengan cukup keras.

Bughh..?!

"Awwhh... Sakit bodoh!" ringis Jaemin yang kesal dan terkejut.

"Hei, siapa yang kau sebut bodoh? Aku atau kau yang tidak bisa move on dari dia?" ketus Hyunjin.

Mendengar itu Jaemin hanya mendengus tak suka, dan memutar kedua bola matanya malas. Ia tidak suka kala di singgung dengan kalimat gagal move on. Meski benar adanya, namun bukankah menyebalkan ketika yang mengatakan itu adalah orang yang sama sekali tidak pernah tau apa itu arti ketulusan?

"Kenapa tidak menjawab?" tanya Hyunjin heran.

"Malas berdebat denganmu," jawab Jaemin apa adanya.

"Kenapa tadi melamun? Apa kau bertemu dengan Renjun?" celetuk Hyunjin begitu saja.

"Iya," sahut Jaemin singkat.

"Benarkah?!" seru Hyunjin tak percaya.

"Iya, dan tadi aku melihat dia membeli beberapa susu untuk ibu hamil," lirih Jaemin.

Seketika sepasang manik Hyunjin yang tadinya sipit itu melebar dengan sempurna. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Jaemin. Bagaimana bisa Renjun yang baru menikah beberapa hari ini sudah mengandung?

Jangan bilang ...

"Apa kau sudah memasuki dia sebelum dia menikah?" celetuk Hyunjin dengan spontan.

"Aish bodohnya kau ini!"

You Are Mine - Noren Gs✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang